Temanggung: Rumah Sakit Kristen (RSK) Ngesti Waluyo Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, yang dijadikan rujukan pasien covid-19 kondisinya mencemaskan. Sebab disaat pasien covid-19 meningkat, para tenaga medis kekurangan Alat Pelindung Diri (APD).
Dikawatirkan akan menimbulkan penularan virus pada tenaga medis yang menangani pasien. Pihak RSK telah berupaya mencari APD di pasaran, tapi memang sulit didapat. Permintaan bantuan APD ke Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat juga tidak kunjung dipenuhi.
Direktur Bagian Keuangan dan Umum, RSK Ngesti Waluyo Parakan, Eko Widhi Prasetyo, mengatakan, APD yang kurang antara lain sarung tangan panjang, thermogun, gown, dan faceshield.
"Kami kesulitan mendapatkannya di pasaran, terutama sarung tangan panjang. Mestinya itu menutup lengan sesuai standar kesehatan supaya tidak terkontaminasi," ujar Eko Widhi, Kamis, 10 Desember 2020.
Baca juga: Gubernur Sulsel Tunggu Petunjuk Pembagian Vaksin ke Masyarakat
Terkait kesulitan sarung tangan panjang, RSK sementara ini memanfaatkan sarung tangan untuk persalinan yang bentuknya panjang dan bisa menutup lengan. Namun stok yang ada juga sudah sangat kurang. Kemudian tenaga medis berinisiatif melakukan modifikasi dari stok sarung tangan pendek yang ada.
"Kami sudah mengajukan permintaan bantuan APD pada APBD melalui Dinkes, tapi masih baru diupayakan. Belum jelas kapan tersedia," katanya.
Menurut Eko, untuk APD jenis lainnya, sejauh ini RSK telah menerima bantuan dari para donatur. Alat-alat medis seperti ventilator dan alat UV air purifier juga didapat dari Djarum foundation. Ada pula bantuan alat kesehatan dan ventilator dari Buddha Tsu Chi.
Melengkapi keterangan tersebut, Penyedia Data RSK Ngesti Waluyo Parakan, Dwi Hartati, menyebutkan, pada Februari dan Maret pihaknya mulai menerima pasien covid-19. Ketika itu hanya tersedia empat tempat tidur. Seiring peningkatan kasus korona,k RSK telah menambah kapasitas tempat tidur menjadi 29 unit.
"Kami juga telah menerima rujukan pasien dari rumah sakit lain dan dari puskesmas," ujarnya. (Tosiani)
Temanggung: Rumah Sakit Kristen (RSK) Ngesti Waluyo Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, yang dijadikan rujukan
pasien covid-19 kondisinya mencemaskan. Sebab disaat pasien covid-19 meningkat, para tenaga medis kekurangan Alat Pelindung Diri (APD).
Dikawatirkan akan menimbulkan penularan virus pada tenaga medis yang menangani pasien. Pihak RSK telah berupaya mencari APD di pasaran, tapi memang sulit didapat. Permintaan bantuan APD ke Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat juga tidak kunjung dipenuhi.
Direktur Bagian Keuangan dan Umum, RSK Ngesti Waluyo Parakan, Eko Widhi Prasetyo, mengatakan, APD yang kurang antara lain sarung tangan panjang, thermogun, gown, dan faceshield.
"Kami kesulitan mendapatkannya di pasaran, terutama sarung tangan panjang. Mestinya itu menutup lengan sesuai standar kesehatan supaya tidak terkontaminasi," ujar Eko Widhi, Kamis, 10 Desember 2020.
Baca juga:
Gubernur Sulsel Tunggu Petunjuk Pembagian Vaksin ke Masyarakat
Terkait kesulitan sarung tangan panjang, RSK sementara ini memanfaatkan sarung tangan untuk persalinan yang bentuknya panjang dan bisa menutup lengan. Namun stok yang ada juga sudah sangat kurang. Kemudian tenaga medis berinisiatif melakukan modifikasi dari stok sarung tangan pendek yang ada.
"Kami sudah mengajukan permintaan bantuan APD pada APBD melalui Dinkes, tapi masih baru diupayakan. Belum jelas kapan tersedia," katanya.
Menurut Eko, untuk APD jenis lainnya, sejauh ini RSK telah menerima bantuan dari para donatur. Alat-alat medis seperti ventilator dan alat UV air purifier juga didapat dari Djarum foundation. Ada pula bantuan alat kesehatan dan ventilator dari Buddha Tsu Chi.
Melengkapi keterangan tersebut, Penyedia Data RSK Ngesti Waluyo Parakan, Dwi Hartati, menyebutkan, pada Februari dan Maret pihaknya mulai menerima pasien covid-19. Ketika itu hanya tersedia empat tempat tidur. Seiring peningkatan kasus korona,k RSK telah menambah kapasitas tempat tidur menjadi 29 unit.
"Kami juga telah menerima rujukan pasien dari rumah sakit lain dan dari puskesmas," ujarnya. (Tosiani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)