Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melihat lobster hasil tangakapn nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pantai Timur, Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu (1/11/2014). Metro TV
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melihat lobster hasil tangakapn nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pantai Timur, Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu (1/11/2014). Metro TV

Susi Hibahkan Gaji, Nelayan Renta Sambut Gembira

Kristiadi • 01 November 2014 17:46
medcom.id, Pangandaran: Susi Pudjiastuti menegaskan kembali janjinya memberikan gaji sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan selamat lima tahun untuk nelayan tua dan panti jompo pensiunan nelayan. Susi membocorkan bahwa dirinya mendapat gaji 19 juta per bulan sebagai menteri.
 
"Gaji saya akan diberikan kepada para nelayan tua dan panti jompo, serta pembuatan asuransi bagi nelayan tua yang tidak bisa lagi melaut," kata Susi kepada para nelayan saat mengunjungi Koperasi Unit Desa (KUD) Minasari, Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu (1/11/2014).
 
Para nelayan jompo pun bersorak-sorai. Kebahagiaan setidaknya terpancar dari Syarifudin, 64, warga kampung Desa Pangandaran Timur, Jawa Barat. Kepada Media Indonedia, dia mengatakan, gembira dengan langkah Susi. Apalagi, kata dia, nasib nelayan uzur sering tak menentu.

"Kami merasa senang sekali dan gembira, karena para nelayan yang ada di Pantai Pangandaran ini jumlahnya 20 orang sebagaian telah jompo dan terkena penyakit asam urat," kata Syarif.
 
Dia serupa Susi, bukan tamatan pendidikan tinggi. Sejak lulus sekolah rakyat (SR) tahun 1957, Syarip langsung melaut. Hingga kini, hidupnya tak bisa lepas dari air asin.
 
"Rata-rata lulusan SD dan sebagian luluasan SMP telah berlayar ke tengah laut untuk mencari ikan dan dapat uang untuk menghidupi keluarga," katanya.
 
Tapi Syarif sudah tak perkasa. Kini, dia cuma bisa diam di rumah membantu keluarganya membuat ikan asin.
 
"Kami hanya bisa kerja di rumah sambil membuat ikan asin, karena untuk turun ke menjadi nelayan tubuh menjadi lemas dan kaki sudah terserang penyakit asam urat," kata Syarif.
 
Atim pun sudah renta. Sejawat Syarif itu sudah lama pensiun dari laut. Seluruh peralatan untuk menangkap ikan sudah diwariskan kepada anak dan cucunya. Sedangkan dia, membuat dan memperbaiki jaring-jaring langganannya.
 
"Kami hanya bisa membuat jaring dan memperbaiki jaring rusak, dan sekali-kali membuat asin ikan," kata dia.
 
Rencana Susi menghibahkan gajinya untuk nelayan membuat Atim terharu. Pemberian gaji yang diberikan untuk nelayan tua, panti jompo, dan pembuatan asuransi, bisa berguna bagi pata tetua.
 
"Kami senang ada gaji Susi untuk kehidupan para nelayan tua, para jompo dan diberikannya asuransi. Susi orangnya ramah dan bisa dikatakan dewa penolong bagi para nelayan," kata Atim.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JCO)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan