Yogyakarta: Puncak peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW di Keraton Yogyakarta, kembali diselenggarakan secara sederhana, tanpa arak-arakan gunungan yang dikawal prajurit atau yang biasa dikenal Garebeg Mulud. Tahun ini, perayaan digelar dengan membagi-bagikan uba rampe rengginang di Bangsal Sri Manganti.
Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Yogyakarta, GKR Condrokirono, menjelaskan sejumlah 2.700 rengginang akan dibagikan ke tiga peruntukan, seperti halnya pelaksanaan garebeg pada umumnya yakni Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, Pura Pakualaman, dan Kompleks Kepatihan.
"Selain ubarampe rengginang, keraton juga akan membagikan uang logam dan beras sebagai simbol dari udhik-udhik yang biasanya dibagikan saat pelaksanaan rangkaian perayaan Mulud," jelasnya, Selasa, 19 Oktober 2021.
Pelaksanaan Hajad Dalem peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW kali ini, lanjutnya, masih mengedepankan protokol kesehatan. Hal ini dilakukan untuk menaati anjuran pemerintah sekaligus meminimalisasi penyebaran covid-19 di DIY.
Baca: Wapres: Libur Maulid Nabi Digeser untuk Hindari Penularan Covid-19
"Oleh karenanya, pelaksanaan prosesi Garebeg disederhanakan dengan pembagian ubarampe saja. Hal ini sudah dilakukan sejak pelaksanaan Garebeg Sawal tahun 2020 lalu atau masa-masa awal pandemi Covid-19," terangnya.
Sementara itu, Gamelan Sekati yang biasanya dikeluarkan dari keraton dan ditempatkan di Pagongan Masjid Gedhe untuk dibunyikan selama satu minggu, saat ini tidak dilakukan. Miyos Gangsa (keluarnya Gamelan Sekati dari keraton ke pagongan) dan Kondur Gangsa (kembalinya Gamelan Sekati dari pagongan ke keraton) termasuk udhik-udhik, tidak dilakukan.
"Sama seperti tahun lalu," imbuh putri kedua Ngarsa Dalem ini.
Meski arak-arakan gunungan dan prajurit ditiadakan, lanjut GKR Condrokirono, esensi dari pelaksanaan Garebeg tidaklah hilang yaitu sebagai perwujudan rasa syukur dari raja atas melimpahnya hasil bumi yang dibagikan kepada rakyatnya. Hal ini adalah bentuk konsistensi keraton dalam melestarikan budaya dalam berbagai situasi.
Sementara itu, segala kegiatan pementasan paket wisata di Keraton Yogyakarta juga masih diliburkan hingga waktu yang tidak dapat ditentukan. Namun pada masa pandemi ini, Keraton Yogyakarta justru makin giat menghadirkan konten seputar keraton melalui media sosial dan YouTube Kraton Jogja yang dikelola Tepas Tandha Yekti.
Luncurkan Tembang Macapat
GKR Condrokirono lebih lanjut mengungkapkan, walaupun prosesi Miyos Gangsa dan Kondur Gangsa ditiadakan, Keraton Yogyakarta tetap berupaya untuk melakukan edukasi budaya dengan meluncurkan 11 video tutorial Macapat, tepat pada Selasa, 12 Oktober 2021, tanggal yang seharusnya digelar prosesi Miyos Gangsa.
Kesebelas tembang ini narasinya diambil dari teks Sapa Aruh yang disampaikan Sri Sultan Hamengku Buwono X selama periode Februari hingga Juli 2021. Adapun 11 tembang tersebut adalah:
Mijil Sekarsih Slendro Manyuro
Kinanthi Sekar Gadhung Pelog Bem
Sinom Grandhel Pelog Barang
Asmaradana Kedhaton Slendro Manyura Dhandhanggula Kanyut Pelog Bem
Gambuh Panglipur Slendro Manyuro
Durmo Dhendharangsang Slendro Manyuro
Pangkur Ngrenas Pelog Bem
Megatruh Waluh gadhing Slendro Manyuro
Pocung Madusita Pelog barang
Mas Kumambang Limrah Pelog Bem
Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Kridhomardowo, KPH Notonegoro, menjelaskan peluncuran video tutorial Macapat volume 2 ini merupakan respons atas tingginya minat masyarakat pada video tutorial Macapat volume 1 yang telah diluncurkan pada 2020.
"Kami mengapresiasi antusias masyarakat atas tanggapan dan respons yang baik pada peluncuran video tutorial Macapat tahun 2020 lalu," jelasnya.
Lanjut KPH Notonegoro, selain bertujuan sebagai sarana edukasi virtual mengenai keraton, konten tersebut diharapkan dapat menjadi referensi kegiatan dan sajian budaya yang dapat dinikmati dan dipraktikkan masyarakat sembari tetap berada di rumah.
Yogyakarta: Puncak peringatan hari kelahiran
Nabi Muhammad SAW di Keraton Yogyakarta, kembali diselenggarakan secara sederhana, tanpa arak-arakan gunungan yang dikawal prajurit atau yang biasa dikenal Garebeg Mulud. Tahun ini, perayaan digelar dengan membagi-bagikan uba rampe rengginang di Bangsal Sri Manganti.
Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Yogyakarta, GKR Condrokirono, menjelaskan sejumlah 2.700 rengginang akan dibagikan ke tiga peruntukan, seperti halnya pelaksanaan garebeg pada umumnya yakni Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, Pura Pakualaman, dan Kompleks Kepatihan.
"Selain ubarampe rengginang, keraton juga akan membagikan uang logam dan beras sebagai simbol dari udhik-udhik yang biasanya dibagikan saat pelaksanaan rangkaian perayaan Mulud," jelasnya, Selasa, 19 Oktober 2021.
Pelaksanaan Hajad Dalem peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW kali ini, lanjutnya, masih mengedepankan protokol kesehatan. Hal ini dilakukan untuk menaati anjuran pemerintah sekaligus meminimalisasi penyebaran covid-19 di DIY.
Baca: Wapres: Libur Maulid Nabi Digeser untuk Hindari Penularan Covid-19
"Oleh karenanya, pelaksanaan prosesi Garebeg disederhanakan dengan pembagian ubarampe saja. Hal ini sudah dilakukan sejak pelaksanaan Garebeg Sawal tahun 2020 lalu atau masa-masa awal pandemi Covid-19," terangnya.
Sementara itu, Gamelan Sekati yang biasanya dikeluarkan dari keraton dan ditempatkan di Pagongan Masjid Gedhe untuk dibunyikan selama satu minggu, saat ini tidak dilakukan. Miyos Gangsa (keluarnya Gamelan Sekati dari keraton ke pagongan) dan Kondur Gangsa (kembalinya Gamelan Sekati dari pagongan ke keraton) termasuk udhik-udhik, tidak dilakukan.
"Sama seperti tahun lalu," imbuh putri kedua Ngarsa Dalem ini.
Meski arak-arakan gunungan dan prajurit ditiadakan, lanjut GKR Condrokirono, esensi dari pelaksanaan Garebeg tidaklah hilang yaitu sebagai perwujudan rasa syukur dari raja atas melimpahnya hasil bumi yang dibagikan kepada rakyatnya. Hal ini adalah bentuk konsistensi keraton dalam melestarikan budaya dalam berbagai situasi.
Sementara itu, segala kegiatan pementasan paket wisata di Keraton Yogyakarta juga masih diliburkan hingga waktu yang tidak dapat ditentukan. Namun pada masa pandemi ini, Keraton Yogyakarta justru makin giat menghadirkan konten seputar keraton melalui media sosial dan YouTube Kraton Jogja yang dikelola Tepas Tandha Yekti.
Luncurkan Tembang Macapat
GKR Condrokirono lebih lanjut mengungkapkan, walaupun prosesi Miyos Gangsa dan Kondur Gangsa ditiadakan, Keraton Yogyakarta tetap berupaya untuk melakukan edukasi budaya dengan meluncurkan 11 video tutorial Macapat, tepat pada Selasa, 12 Oktober 2021, tanggal yang seharusnya digelar prosesi Miyos Gangsa.
Kesebelas tembang ini narasinya diambil dari teks Sapa Aruh yang disampaikan Sri Sultan Hamengku Buwono X selama periode Februari hingga Juli 2021. Adapun 11 tembang tersebut adalah:
- Mijil Sekarsih Slendro Manyuro
- Kinanthi Sekar Gadhung Pelog Bem
- Sinom Grandhel Pelog Barang
- Asmaradana Kedhaton Slendro Manyura Dhandhanggula Kanyut Pelog Bem
- Gambuh Panglipur Slendro Manyuro
- Durmo Dhendharangsang Slendro Manyuro
- Pangkur Ngrenas Pelog Bem
- Megatruh Waluh gadhing Slendro Manyuro
- Pocung Madusita Pelog barang
- Mas Kumambang Limrah Pelog Bem
Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Kridhomardowo, KPH Notonegoro, menjelaskan peluncuran video tutorial Macapat volume 2 ini merupakan respons atas tingginya minat masyarakat pada video tutorial Macapat volume 1 yang telah diluncurkan pada 2020.
"Kami mengapresiasi antusias masyarakat atas tanggapan dan respons yang baik pada peluncuran video tutorial Macapat tahun 2020 lalu," jelasnya.
Lanjut KPH Notonegoro, selain bertujuan sebagai sarana edukasi virtual mengenai keraton, konten tersebut diharapkan dapat menjadi referensi kegiatan dan sajian budaya yang dapat dinikmati dan dipraktikkan masyarakat sembari tetap berada di rumah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LDS)