Pasuruan: Pemerintah Kota Pasuruan, Jawa Timur, mulai membangun sekolah tanggap darurat sebagai pengganti ruang kelas untuk siswa SDN 1 Gentong yang ambruk pada Selasa, 5 November 2019.
"Pembangunan ruang kelas tersebut dilakukan pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)," kata Plt Wali Kota Pasuruan Raharto Teno Prasetyo, Kamis, 28 November 2019.
Sekolah tanggap darurat untuk siswa SDN 1 Gentong Kota Pasuruan, hanya berjarak 150 meter dari lokasi ruang kelas yang ambruk. Tepatnya di lapangan Kelurahan Sebani.
"Saat ini, proses pembangunan sekolah tanggap darurat sudah memasuki pengecoran pondasi bangunan untuk ruang kelas," lanjut dia.
Menurutnya, sekolah tanggap darurat yang dibangun di lahan seluas 800 meter persegi milik pemerintah, akan dibangun lima ruang kelas, satu ruang guru, dua kamar mandi, serta satu lokasi parkir kendaraan.
Sementara itu, agar siswa SDN Gentong tidak tertinggal materi pelajaran, proses kegiatan belajar mengajar sementara masih dilakukan di Madrasah Diniyah Al-Islamiyah, di Ponpes Al Ghofuriyah, Kelurahan Gentong.
Ruang kelas di Madin Al-Islamiyah hanya hanya memiliki enam ruang kelas, sementara yang dibutuhkan adalah 12 kelas. Pihak sekolah pun terpaksa membagi proses belajar mengajar siswa dalam dua termin; pagi dan siang.
"Untuk kelas satu hingga kelas tiga, masuk pada pagi hari, sementara kelas empat hingga kelas enam, masuk pada siang hari," jelasnya.
Pasuruan: Pemerintah Kota Pasuruan, Jawa Timur, mulai membangun sekolah tanggap darurat sebagai pengganti ruang kelas untuk siswa SDN 1 Gentong yang ambruk pada Selasa, 5 November 2019.
"Pembangunan ruang kelas tersebut dilakukan pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)," kata Plt Wali Kota Pasuruan Raharto Teno Prasetyo, Kamis, 28 November 2019.
Sekolah tanggap darurat untuk siswa SDN 1 Gentong Kota Pasuruan, hanya berjarak 150 meter dari lokasi ruang kelas yang ambruk. Tepatnya di lapangan Kelurahan Sebani.
"Saat ini, proses pembangunan sekolah tanggap darurat sudah memasuki pengecoran pondasi bangunan untuk ruang kelas," lanjut dia.
Menurutnya, sekolah tanggap darurat yang dibangun di lahan seluas 800 meter persegi milik pemerintah, akan dibangun lima ruang kelas, satu ruang guru, dua kamar mandi, serta satu lokasi parkir kendaraan.
Sementara itu, agar siswa SDN Gentong tidak tertinggal materi pelajaran, proses kegiatan belajar mengajar sementara masih dilakukan di Madrasah Diniyah Al-Islamiyah, di Ponpes Al Ghofuriyah, Kelurahan Gentong.
Ruang kelas di Madin Al-Islamiyah hanya hanya memiliki enam ruang kelas, sementara yang dibutuhkan adalah 12 kelas. Pihak sekolah pun terpaksa membagi proses belajar mengajar siswa dalam dua termin; pagi dan siang.
"Untuk kelas satu hingga kelas tiga, masuk pada pagi hari, sementara kelas empat hingga kelas enam, masuk pada siang hari," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)