Yogyakarta: Pemerintah memproyeksikan Yogyakarta International Airport (YIA) Kulon Progo dengan berbagai tujuan obyek wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengatakan salah satu langkah yang diambil yakni memaksimalkan kinerja kereta api (KA) Joglosemar atau Jogja-Solo-Semarang.
"Konektivitas adalah salah satu problemnya. Tapi kita sudah memberikan suatu akses utama yaitu yang namanya Bandara YIA dengan investasi lebih dari Rp10 triliun," kata Menteri Budi di Kampus Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada (MM UGM) Yogyakarta, Sabtu, 21 September 2019.
Ia mengatakan upaya pertama yang dilakukan yakni dengan mengerjakan proyek KA bandara YIA. Akses KA dari kawasan Kota Yogyakarta ke YIA ini ditarget bisa rampung akhir 2020.
Setelah itu jadi, kemudian mengejar agenda proyek pengaktifan ulang akses KA jalur Kulon Progo menuju Borobudur (Jawa Tengah) yang diperkirakan pada 2021.
"Akses dari Kulon Progo ke Borobudur yang namanya jalan yang (lebarnya) sembilan meter itu harus selesai pertengahan tahun depan," ujar dia.
Menteri Budi mengatakan pemerintah setelah merampungkan dua hal itu melanjutkan dengan pemenuhan akses KA dari Yogyakarta menuju Bawen (Semarang) melalui Borobudur. Proyek tersebut akan diselaraskan dengan rencana pembangunan jalan tol penghubung Yogyakarta dan Jawa Tengah, bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
"Jadi Pak Presiden detail sekali memerintahkan kepada kami, dan kami kompak untuk saling melengkapi antara satu dengan yang lain," kata dia.
Menteri Budi memperkirakan pembiayaan untuk proyek konektivitas cukup besar. Di antaranya untuk KA bandara YIA sekitar Rp11 triliun; pengembangan bandara A. Yani Semarang sekitar Rp1,5 triliun; pengembangan bandara Adisumarmo sekitar Rp1 triliun; serta reaktivasi sekitar Rp3 triliun.
"Jadi mungkin sebenarnya kalau rel investasi perhubungan itu lebih dari Rp20 triliun. Tapi yang kita keluarkan sekarang itu ada," ujarnya.
Proyek yang menjadi bagian pengembangan lima Bali baru itu diharapkan bisa memberikan dampak positif terhadap perekonomian. Bandara YIA mampu didarati pesawat dengan ukuran terbesar, seperti jenis 777 dan 308.
"Harapan kita tourism ini menjadi suatu keunggulan devisa kita, bahkan mungkin menjadi devisa yang utama, seperti Thailand itu devisa utamanya adalah pariwisata," ucapnya.
Yogyakarta: Pemerintah memproyeksikan Yogyakarta International Airport (YIA) Kulon Progo dengan berbagai tujuan obyek wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengatakan salah satu langkah yang diambil yakni memaksimalkan kinerja kereta api (KA) Joglosemar atau Jogja-Solo-Semarang.
"Konektivitas adalah salah satu problemnya. Tapi kita sudah memberikan suatu akses utama yaitu yang namanya Bandara YIA dengan investasi lebih dari Rp10 triliun," kata Menteri Budi di Kampus Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada (MM UGM) Yogyakarta, Sabtu, 21 September 2019.
Ia mengatakan upaya pertama yang dilakukan yakni dengan mengerjakan proyek KA bandara YIA. Akses KA dari kawasan Kota Yogyakarta ke YIA ini ditarget bisa rampung akhir 2020.
Setelah itu jadi, kemudian mengejar agenda proyek pengaktifan ulang akses KA jalur Kulon Progo menuju Borobudur (Jawa Tengah) yang diperkirakan pada 2021.
"Akses dari Kulon Progo ke Borobudur yang namanya jalan yang (lebarnya) sembilan meter itu harus selesai pertengahan tahun depan," ujar dia.
Menteri Budi mengatakan pemerintah setelah merampungkan dua hal itu melanjutkan dengan pemenuhan akses KA dari Yogyakarta menuju Bawen (Semarang) melalui Borobudur. Proyek tersebut akan diselaraskan dengan rencana pembangunan jalan tol penghubung Yogyakarta dan Jawa Tengah, bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
"Jadi Pak Presiden detail sekali memerintahkan kepada kami, dan kami kompak untuk saling melengkapi antara satu dengan yang lain," kata dia.
Menteri Budi memperkirakan pembiayaan untuk proyek konektivitas cukup besar. Di antaranya untuk KA bandara YIA sekitar Rp11 triliun; pengembangan bandara A. Yani Semarang sekitar Rp1,5 triliun; pengembangan bandara Adisumarmo sekitar Rp1 triliun; serta reaktivasi sekitar Rp3 triliun.
"Jadi mungkin sebenarnya kalau rel investasi perhubungan itu lebih dari Rp20 triliun. Tapi yang kita keluarkan sekarang itu ada," ujarnya.
Proyek yang menjadi bagian pengembangan lima Bali baru itu diharapkan bisa memberikan dampak positif terhadap perekonomian. Bandara YIA mampu didarati pesawat dengan ukuran terbesar, seperti jenis 777 dan 308.
"Harapan kita tourism ini menjadi suatu keunggulan devisa kita, bahkan mungkin menjadi devisa yang utama, seperti Thailand itu devisa utamanya adalah pariwisata," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LDS)