Malang: Kebakaran di Gunung Arjuna dipastikan menganggu ekosistem di kawasan gunung setinggi 3.339 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu. Namun luasan vegetasi yang terdampak kebakaran belum diketahui.
"Pastilah kebakaran itu akan menyebabkan perubahan ekosistem. Kita harapkan jika dijaga atau dilakukan upaya perbaikan akan bisa pulih," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Tahura Raden Soerjo, Ahmad Wahyudi, dikonfirmasi Medcom.id, Selasa, 13 Agustus 2019.
Wahyudi menjelaskan pihaknya butuh waktu untuk mendata luasan hutan yang terdampak kebakaran. Pihaknya segera membentuk tim untuk mengukur area dan menghitung vegetasi yang rusak.
"Karena yang terbakar banyak serasahnya. Kalau pohon cemara yang sudah dewasa terbakar itu relatif lebih aman ketimbang pohon jenis lain. Kalau terbakar masih bisa recovery, di sini sudah berulang kali kebakaran jadi kita sudah paham," jelasnya.
Dia menambahkan kebakaran di Gunung Arjuna terjadi di zona sub alpin atau hutan lumut dengan rentang ketinggian 2.400 - 4.000 mdpl. Dalam zona tersebut banyak ditemuka semak-semak.
"Sebagian di formasi yang ada cemara gunung. Semua kawasan Tahura itu kawasan konservasi, jadi lebih di atas hutan lindung," urainya.
Sementara itu, Wahyudi menerangkan pihaknya segera memberlakukan pendaftaran daring pendakian Gunung Arjuna. Dengan begitu pihaknya memiliki data ril soal pendaki.
"Agar bisa memantau secara cepat. Insyaallah September sudah selesai. Kemarin kami sudah membangun sistemnya, tapi harus melalui proses validasi dulu supaya tangguh dan tidak mudah di-hack," pungkasnya.
Kebakaran hutan dan lahan terjadi di kawasan Gunung Arjuna, Kota Batu, Jawa Timur, pada Minggu, 28 Juli 2019. Titik api dilaporkan terlihat pukul 09.30 WIB.
Sebanyak 90 pendaki yang terdaftar di buku tamu Pendakian Gunung Arjuna di Pos Sumberbrantas dievakuasi. Kemudian jalur pendakian ke Gunung Arjuna dan Gunung Welirang ditutup hingga waktu yang belum ditentukan.
Pemadaman dilakukan dengan cara manual dan menggunakan helikopter pengebom air. Walhasil api di Gunung Arjuna padam total pada 6 Agustus 2019.
Malang: Kebakaran di Gunung Arjuna dipastikan menganggu ekosistem di kawasan gunung setinggi 3.339 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu. Namun luasan vegetasi yang terdampak kebakaran belum diketahui.
"Pastilah kebakaran itu akan menyebabkan perubahan ekosistem. Kita harapkan jika dijaga atau dilakukan upaya perbaikan akan bisa pulih," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Tahura Raden Soerjo, Ahmad Wahyudi, dikonfirmasi Medcom.id, Selasa, 13 Agustus 2019.
Wahyudi menjelaskan pihaknya butuh waktu untuk mendata luasan hutan yang terdampak kebakaran. Pihaknya segera membentuk tim untuk mengukur area dan menghitung vegetasi yang rusak.
"Karena yang terbakar banyak serasahnya. Kalau pohon cemara yang sudah dewasa terbakar itu relatif lebih aman ketimbang pohon jenis lain. Kalau terbakar masih bisa recovery, di sini sudah berulang kali kebakaran jadi kita sudah paham," jelasnya.
Dia menambahkan kebakaran di Gunung Arjuna terjadi di zona sub alpin atau hutan lumut dengan rentang ketinggian 2.400 - 4.000 mdpl. Dalam zona tersebut banyak ditemuka semak-semak.
"Sebagian di formasi yang ada cemara gunung. Semua kawasan Tahura itu kawasan konservasi, jadi lebih di atas hutan lindung," urainya.
Sementara itu, Wahyudi menerangkan pihaknya segera memberlakukan pendaftaran daring pendakian Gunung Arjuna. Dengan begitu pihaknya memiliki data ril soal pendaki.
"Agar bisa memantau secara cepat. Insyaallah September sudah selesai. Kemarin kami sudah membangun sistemnya, tapi harus melalui proses validasi dulu supaya tangguh dan tidak mudah di-hack," pungkasnya.
Kebakaran hutan dan lahan terjadi di kawasan Gunung Arjuna, Kota Batu, Jawa Timur, pada Minggu, 28 Juli 2019. Titik api dilaporkan terlihat pukul 09.30 WIB.
Sebanyak 90 pendaki yang terdaftar di buku tamu Pendakian Gunung Arjuna di Pos Sumberbrantas dievakuasi. Kemudian jalur pendakian ke Gunung Arjuna dan Gunung Welirang ditutup hingga waktu yang belum ditentukan.
Pemadaman dilakukan dengan cara manual dan menggunakan helikopter pengebom air. Walhasil api di Gunung Arjuna padam total pada 6 Agustus 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LDS)