Jayapura: Sebanyak 300 orang mengungsi dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, ke Kabupaten Jayapura, Papua, Jumat, 27 September 2019. Warga yang mengungsi diangkut menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU dari Bandara Udara Wamena menuju Base Ops Lanud Silas Papare, Sentani.
"Sejak pagi hingga sore ini telah dilakukan dua kali penerbangan," ujar Komandan Skadron Udara (Danskadud) 32 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang, Jawa Timur, Letkol PNB Surya Anggoro di Base Ops Lanud Silas Papare Sentani, Kabupaten Jayapura, Jumat, 27 September 2019.
Dia mengungkap dari dua kali penerbangan hercules yang diawaki bersama 15 kru, telah mengankut 300 pengungsi. Evakuasi warga direncanakan sebanyak tiga kali pada sore ini.
"Untuk bantuan sosial tadi 12 ton per pesawat, yang diangkut ke Wamena. Sekarang juga akan segera dinaikkan bantuan sosial yang kedua," imbuhnya.
Surya mengaku telah terbiasa dengan kondisi geografis dan penerbangan di Papua. Dia menerangkan sebagai penerbang hercules harus mampu terbang dengan kondisi alam yang ekstrem.
"Kita cukup familiar dengan terbang ke Wamena," tegasnya.
Salah satu pengungsi, Yudi, mengaku trauma dengan kondisi Wamena beberapa hari lalu. Dia mengaku lebih memilih kembali ke kampung halaman.
"Pada umumnya warga ingin memilih kembali pulang ke kampung halaman karena melihat situasi yang kurang mantap," katanya.
Melansir Antara, jumlah warga yang mengungsi dari Wamena ke Sentani lebih dari 1.096. Kerusuhan pecah di Wamena, pada Senin, 23 September 2019.
Sejumlah fasilitas umum seperti perkantoran dibakar oleh oknum pedemo yang sebagian besar merupakan mahasiswa. Sebanyak 30 orang tewas akibat kerusuhan tersebut.
Unjuk rasa terjadi setelah massa menerima informasi bahwa terjadi tindakan rasialisme yang dilakukan oknum guru terhadap salah satu siswa di Wamena.
Jayapura: Sebanyak 300 orang mengungsi dari
Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, ke Kabupaten Jayapura, Papua, Jumat, 27 September 2019. Warga yang mengungsi diangkut menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU dari Bandara Udara Wamena menuju Base Ops Lanud Silas Papare, Sentani.
"Sejak pagi hingga sore ini telah dilakukan dua kali penerbangan," ujar Komandan Skadron Udara (Danskadud) 32 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang, Jawa Timur, Letkol PNB Surya Anggoro di Base Ops Lanud Silas Papare Sentani, Kabupaten Jayapura, Jumat, 27 September 2019.
Dia mengungkap dari dua kali penerbangan hercules yang diawaki bersama 15 kru, telah mengankut 300 pengungsi. Evakuasi warga direncanakan sebanyak tiga kali pada sore ini.
"Untuk bantuan sosial tadi 12 ton per pesawat, yang diangkut ke Wamena. Sekarang juga akan segera dinaikkan bantuan sosial yang kedua," imbuhnya.
Surya mengaku telah terbiasa dengan kondisi geografis dan penerbangan di Papua. Dia menerangkan sebagai penerbang hercules harus mampu terbang dengan kondisi alam yang ekstrem.
"Kita cukup familiar dengan terbang ke Wamena," tegasnya.
Salah satu pengungsi, Yudi, mengaku trauma dengan kondisi Wamena beberapa hari lalu. Dia mengaku lebih memilih kembali ke kampung halaman.
"Pada umumnya warga ingin memilih kembali pulang ke kampung halaman karena melihat situasi yang kurang mantap," katanya.
Melansir Antara, jumlah warga yang mengungsi dari Wamena ke Sentani lebih dari 1.096. Kerusuhan pecah di Wamena, pada Senin, 23 September 2019.
Sejumlah fasilitas umum seperti perkantoran dibakar oleh oknum pedemo yang sebagian besar merupakan mahasiswa. Sebanyak 30 orang tewas akibat kerusuhan tersebut.
Unjuk rasa terjadi setelah massa menerima informasi bahwa terjadi tindakan rasialisme yang dilakukan oknum guru terhadap salah satu siswa di Wamena.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)