Pengasuh Ponpes Nurul Barokah Al-Hidayah, Nur Holis.
Pengasuh Ponpes Nurul Barokah Al-Hidayah, Nur Holis.

Viral Ponpes di Zona Merah Semeru Menolak Dievakuasi, Pengasuh Pondok Beri Klarifikasi

Daviq Umar Al Faruq • 06 Desember 2022 16:12
Lumajang: Sebuah video yang berisikan adegan bersitegang antara relawan dengan pihak pondok pesantren (ponpes) di zona merah Gunung Semeru, viral di media sosial. Dalam video itu, pihak ponpes terlihat menolak dievakuasi oleh petugas bersama relawan.
 
Video itu diunggah di media sosial Instagram oleh akun @infomalangraya. Dalam video berdurasi 1 menit 30 detik itu terdapat tulisan '4 Desember 2022 ponpes yang ada di supiturang, tidak mau di evakuasi, padahal ada di zona merah'.
 
Berdasarkan penelusuran Medcom.id, ponpes tersebut adalah Ponpes Nurul Barokah Al-Hidayah yang berlokasi di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Ponpes ini terletak di kawasan terdampak erupsi Gunung Semeru.

Pengasuh Ponpes Nurul Barokah Al-Hidayah, Nur Holis, mengatakan pihaknya sebenarnya tidak menolak dievakuasi. Hanya saja, ia menyayangkan cara petugas dan relawan yang dinilai tidak sopan saat mengajak evakuasi.
 
Baca: Viral! Pihak Ponpes di Supiturang Menolak Dievakuasi dari Zona Merah Semeru

"Bukan menolak ajakan relawan. Cuma caranya saya nggak senang. Karena di sini, di pondok, kan ada unggah-ungguhnya (etika), harus ada sopan santunnya. Jangan digrebek seperti maling disini," kata Nur Holis, Selasa, 6 Desember 2022.
 
Holis menerangkan kejadian itu bermula saat dirinya baru menunaikan salat di dalam pondok. Saat itu, ia mendengar ada keramaian di luar dan ia keluar mencari tahu.
 
"Waktu itu kaget saya lihat kok ada banyak orang. Ada polisinya itu satu orang, babinsanya dua orang, relawannya tiga orang waktu itu, kok bentak-bentak santri saya, digeret-geret (ditarik-tarik), seperti maling. Lalu saya bilang 'Pak jangan sewenang-wenang di sini, kalau memang jenengan (anda) itu mau menolong, bukan seperti ini caranya. Mari kita baik-baik," imbuhnya.
 
Usai diberitahu, petugas tetap memaksa warga pondok untuk dievakuasi dengan cara yang tidak sopan. Hingga akhirnya, Holis pun memutuskan untuk menolak ajakan para petugas tersebut.
 
"Di sini kan pondok, ada pemimpinnya ada pengasuhnya. Sebenarnya kita kalau duduk baik-baik, bicara baik-baik, ya kita pun mau, bukan nggak mau. Tapi kalau yang saya kagetkan, dari pihak penolong, dari pihak relawan, dari pihak polisi, dari pihak babinsa, itu narik-narik santri saya itu yang saya caranya nggak suka," jelasnya.
 
Holis mengaku saat itu kondisi di pondoknya masih terhitung kondusif pasca erupsi Gunung Semeru. Meski begitu, ia telah menyiapkan satu mobil pikap apabila benar-benar membutuhkan evakuasi mendesak.
 
"Saya tanggungjawab sama santri saya, karena saya dapat amanah dari orang tua santri saya. Saya takut santri saya di jalan terjadi yang nggak-nggak. Jadi kalau misalnya santri saya ngungsi, saya juga ngungsi. Jadi sekarang ini saya luruskan permasalahan ini," tegasnya.
 
Sebelumnya,Petugas Kepolisian, TNI, BPBD, dan relawan berupaya mengevakuasi santri di pondok pesantren yang berada di Kawasan Dusun Umbulan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, lantaran berada di zona merah erupsi Gunung Semeru. Namun, pengelola pondok pesantren menolak evakuasi.
 
Kades Supiturang, Nurul Yakin, mengatakan pihak ponpes bersikukuh bertahan di dalam pondok. Menurut Yakin, ada 16 orang di pondok pesantren tersebut. Pihak desa kini telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak termasuk TNI-Polri untuk kembali membujuk para santri agar bersedia dievakuasi.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan