Sleman: Sapi kurban Presiden Joko Widodo alias Jokowi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebanyak dua ekor didistribusikan di Kota Yogyakarta dan Sleman. Salah satu sapi kurban Presiden Jokowi sebesar 1,07 ton itu mengeluarkan air liur.
Sapi kurban yang mengeluarkan air liur didistribusikan di Masjid Al-Fatah, Randusari, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Meski mengeluarkan air liur, sapi kurban disebut tak terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK)
"Laporan (petugas pemantau) dari lapangan sudah dilakukan PCR 2 kali dan hasilnya negatif," kata Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Suparmono saat dihubungi, Minggu, 10 Juli 2022.
Suparmono menjelaskan air liur tak otomatis menunjukkan hewan kurban terjangkiti PMK. Ia menyebut ada indikasi lain yang menyebabkan hewan mengeluarkan air liur.
"Menurut saya, air liur tersebut lebih disebabkan karena sapi stres saat pengangkutan," katanya.
Baca juga: Animo Tinggi, 17 Ribu Lokasi Pemotongan Kurban se-Jatim
Atas hasil pengecekan itu, sapi kurban Presiden Jokowi tetap dipotong. Sapi tersebut dibagikan ke masyarakat sekitar yang berpencaharian sebagaian buruh hingga pemahat nisan.
Suparmono menegaskan daging kurban dari Presiden Jokowi tidak masalah untuk dikonsumsi. "Sama sekali tidak masalah (untuk dikonsumsi," ujar mantan Camat Cangkringan ini.
Sementara, Suparmono menambahkan, ada sebanyak 1.105 lokasi pemotongan hewan kurban dengan jumlah ternak yang dipotong 10.216 ekor. Ia mengatakan data tersebut belum final karena pemantauan masih dilakukan hingga 12 Juli mendatang.
Adapaun jumlah petugas pemantauan yang diterjunkan 349 orang terdiri dari 174 orang dari dinas, 78 orang Kader Keswan, 57 mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan UGM dan KKN, 15 dokter hewan praktik mandiri, dan 25 takmir terlatih.
"Selama pemantauan ditemukan 1 ekor sapi bergejala ringan PMK, bagian kepala, kaki dan jeroan sudah diafkir. Daging aman dikonsumsi," jelas dia.
Sleman: Sapi kurban Presiden Joko Widodo alias Jokowi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebanyak dua ekor didistribusikan
di Kota Yogyakarta dan Sleman. Salah satu sapi kurban Presiden Jokowi sebesar 1,07 ton itu mengeluarkan air liur.
Sapi kurban yang mengeluarkan air liur didistribusikan di Masjid Al-Fatah, Randusari, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Meski mengeluarkan air liur, sapi kurban disebut tak terjangkit
penyakit mulut dan kuku (PMK)
"Laporan (petugas pemantau) dari lapangan sudah dilakukan PCR 2 kali dan hasilnya negatif," kata Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Suparmono saat dihubungi, Minggu, 10 Juli 2022.
Suparmono menjelaskan air liur tak otomatis menunjukkan hewan kurban terjangkiti PMK. Ia menyebut ada indikasi lain yang menyebabkan hewan mengeluarkan air liur.
"Menurut saya, air liur tersebut lebih disebabkan karena sapi stres saat pengangkutan," katanya.
Baca juga:
Animo Tinggi, 17 Ribu Lokasi Pemotongan Kurban se-Jatim
Atas hasil pengecekan itu, sapi kurban Presiden Jokowi tetap dipotong. Sapi tersebut dibagikan ke masyarakat sekitar yang berpencaharian sebagaian buruh hingga pemahat nisan.
Suparmono menegaskan daging kurban dari Presiden Jokowi tidak masalah untuk dikonsumsi. "Sama sekali tidak masalah (untuk dikonsumsi," ujar mantan Camat Cangkringan ini.
Sementara, Suparmono menambahkan, ada sebanyak 1.105 lokasi pemotongan hewan kurban dengan jumlah ternak yang dipotong
10.216 ekor. Ia mengatakan data tersebut belum final karena pemantauan masih dilakukan hingga 12 Juli mendatang.
Adapaun jumlah petugas pemantauan yang diterjunkan 349 orang terdiri dari 174 orang dari dinas, 78 orang Kader Keswan, 57 mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan UGM dan KKN, 15 dokter hewan praktik mandiri, dan 25 takmir terlatih.
"Selama pemantauan ditemukan 1 ekor sapi bergejala ringan PMK, bagian kepala, kaki dan jeroan sudah diafkir. Daging aman dikonsumsi," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)