medcom.id, Pangkalan Bun: Kapal Baruna Jaya I milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) diminta fokus menemukan kotak hitam (black box) pesawat AirAsia QZ8501 di Perairan Teluk Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Penanggung Jawab Puskodal Operasi Baruna Jaya I BPPT, Imam Mudita, mengungkapkan, frekuensi black box berada di 37,5 kilohertz. "Terus kita dengarkan dan dipantau koordinatnya," kata dia, Minggu (11/1/2014).
Sinyal kotak hitam yang diterima tiga kapal diperkirakan dari koordinat 3 derajat 37'20,7" Lintang Selatan dan 109 derajat 42'43" Bujur Timur atau sekitar 4 kilometer dari lokasi penemuan ekor pesawat. Sementara ekor pesawat ditemukan di koordinat 3 derajat 38'39" Lintang Selatan dan 109 derajat 43'45" Bujur Timur.
Perekayasa madya BPPT Yudo Haryadi mengatakan penekanan pencarian Baruna Jaya I dari Basarnas untuk mencari kotak hitam dulu. Pergerakan kapal riset ini, menurut dia, berada di bawah koordinasi Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT).
"Ada tiga kapal yang membawa pinger locator yang di berada di lokasi pencarian dan itu dikoordinasikan oleh KNKT," ujar Yudo di Pangkalan Bun, Kalteng, hari ini.
Sejauh ini, menurut dia, pinger locator Baruna Jaya I baru menangkap indikasi sinyal atau ping kotak hitam pesawat yang dicari di beberapa lokasi. Namun belum ada yang terkonfirmasi hingga pencarian hari ke-14.
Saat ini, Yudo mengatakan Baruna Jaya I masih mencoba mencari atau menangkap signal dari kotak hitam di radius yang tidak begitu jauh dari penemuan ekor pesawat. Pinger locator dapat menangkap signal dari kotak hitam sekitar enam kilometer.
Kapal riset ini, menurut dia, masih menyisir sektor prioritos kedua untuk menemukan kotak hitam sesuai dengan arahan Badan SAR Nasional.
medcom.id, Pangkalan Bun: Kapal Baruna Jaya I milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) diminta fokus menemukan kotak hitam (
black box) pesawat AirAsia QZ8501 di Perairan Teluk Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Penanggung Jawab Puskodal Operasi Baruna Jaya I BPPT, Imam Mudita, mengungkapkan, frekuensi
black box berada di 37,5 kilohertz. "Terus kita dengarkan dan dipantau koordinatnya," kata dia, Minggu (11/1/2014).
Sinyal kotak hitam yang diterima tiga kapal diperkirakan dari koordinat 3 derajat 37'20,7" Lintang Selatan dan 109 derajat 42'43" Bujur Timur atau sekitar 4 kilometer dari lokasi penemuan ekor pesawat. Sementara ekor pesawat ditemukan di koordinat 3 derajat 38'39" Lintang Selatan dan 109 derajat 43'45" Bujur Timur.
Perekayasa madya BPPT Yudo Haryadi mengatakan penekanan pencarian Baruna Jaya I dari Basarnas untuk mencari kotak hitam dulu. Pergerakan kapal riset ini, menurut dia, berada di bawah koordinasi Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT).
"Ada tiga kapal yang membawa pinger locator yang di berada di lokasi pencarian dan itu dikoordinasikan oleh KNKT," ujar Yudo di Pangkalan Bun, Kalteng, hari ini.
Sejauh ini, menurut dia,
pinger locator Baruna Jaya I baru menangkap indikasi sinyal atau
ping kotak hitam pesawat yang dicari di beberapa lokasi. Namun belum ada yang terkonfirmasi hingga pencarian hari ke-14.
Saat ini, Yudo mengatakan Baruna Jaya I masih mencoba mencari atau menangkap signal dari kotak hitam di radius yang tidak begitu jauh dari penemuan ekor pesawat. Pinger locator dapat menangkap signal dari kotak hitam sekitar enam kilometer.
Kapal riset ini, menurut dia, masih menyisir sektor prioritos kedua untuk menemukan kotak hitam sesuai dengan arahan Badan SAR Nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JCO)