Gunung Agung terkini cerah dan tampak jelas adanya asap putih yang membumbung tinggi ke langit. Foto: Metrotvnews.com / Raiza Andini
Gunung Agung terkini cerah dan tampak jelas adanya asap putih yang membumbung tinggi ke langit. Foto: Metrotvnews.com / Raiza Andini

PVMBG Pasang Tiltmeter Baru Buatan Indonesia di Yeh Kori

Raiza Andini • 23 November 2017 18:36
Karangasem: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memasang alat tiltmeter, alat pengukur deformasi gunung, baru buatan anak bangsa. Alat tersebut dipasang di wilayah lereng selatan Gunung Agung, Yeh Kori, yang beradius enam kilometer dari puncak Gunung Agung.
 
Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Kementerian ESDM I Gede Suantika memaparkan bahwa selama ini  PVMBG telah memasang alat tiltmeter buatan Amerika di wilayah Ceki dan Pengubengan. Satu sensor baru asal Indonesia menambah sensor yang dipakai untuk mengawasi Gunung Agung.
 
“Peralatan ini buatan anak-anak mahasiswa coba dia membuat peralatan digital recorder ini. Alat ini buatan sendiri dalam negeri,” ungkap Suantika di Pos Pantau Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem, Kamis 23 November 2017.

Alat tiltmeter ini merupakan sebuah alat untuk mendeteksi pengembungan atau pengempisan tubuh gunung. Data dari alat rekam digital ditransmisikan melalui GSM kemudian bisa menggunakan WiFi juga.
 
Daya tahan tiltmeter buatan anak negeri ini sengaja diuji oleh PVMBG. Terutama untuk wilayah bercurah hujan tinggi seperti Yeh Kori.
 
“Kita menguji peralatan buatan anak-anak mahasiswa, apakah alat ini tahan,” terangnya.
 
Pemilihan Yeh Kori sebagai tempat uji cobajuga bukan tanpa sebab. Yeh Kori memiliki sejarah terjadi gempa bumi yang dirasakan pada tanggal 26 Februari 1963. Yeh Kori juga tempat mengalirnya magma akibat letusan Gunung Agung 54 tahun silam.
 
“Karena siapa tahu bekerja baik dan mampu mengimbangi tiltmeter yang lain posisinya juga mengeliling Gunung Agung,” tambahnya.
 
Dengan pemasangan alat ini, dia berharap mampu menyelamatkan manusia yang beada di sekitar Gunung Agung radius 6KM, yang terkena awan panas untuk segera dievakuasi.
 
“Karena kita sudah ada datanya jadi kita gampang untuk evakuasi,” tutupnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan