Direktur Eksekutif International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) Sugeng Bahagijo menjelaskan, defisit kualitas pemerintah dimaksudkan agar non-diskriminatif. Sehingga, mampu melindungi semua lapisan masyarakat, termasuk kelompok minoritas.
"Sebagaimana diketahui, tiap tahun dibutuhkan dana mencapai 7-8 triliun USD untuk SDGs. Sementara, dana publik (pemerintah) diperkirakan hanya sebesar 1 triliun USD," kata Sugeng di sela pertemuan anggota Forum Parlemen Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan di Nusa Dua, Bali, Kamis 7 September 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Juga diketahui, lanjut Sugeng, bahwa negara-negara berkembang dan miskin memiliki kapasitas dan kualitas yang rendah, termasuk tindakan-tindakan diskriminitaf serta intoleran terhadap kelompok minoritas. Menurutnya, peran parlemen yang efektif inilah akan dapat mencapai tujuan dan target SDGs.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo mengatakan, pertemuan kali ini merupakan momen Indonesia untuk memberikan bukti nyata dalam pelaksanaan SDGs di tingkat global. "Parlemen juga harus berkomitmen untuk melaksanakan hasil dari pertemuan dua hari ini yang dituangka dalam Bali Declaration," tandasnya.
(NIN)