Surabaya: Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sempat menghantui peternak di seluruh tanah air, tak terkecuali di Jawa Timur. Meski demkian, wabah itu justru membuat peternak bangkit menembus tabir keterpurukan.
Seperti yang dialami para peternak sapi perah di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Produksi susu sapi menurun drastis dari 30 liter per hari menjadi 5 liter. Penyebabnya lantaran banyak sapi perah mati akibat diserang wabah PMK.
"Dari 1.500 ekor sapi di Dusun Brau, 300 lainnya mati akibat wabah PMK. Sehingga produksi susu sapi juga menurun drastis. Padahal sebelum PMK, satu orang bisa setor antara 15-30 liter/ekor susu setiap hari. Sejak wabah PMK, produksi susu hanya sekitar 5 liter perhari," kata Ketua Kelompok peternak sapi perah Dusun Brau, Munir Khan, kepada Medcom.id.
Tak hanya itu, Munir menyebut wabah PMK juga turut memengaruhi harga jual sapi. Sebelum PMK, satu indukan sapi perah yang pernah beranak bisa laku hingga Rp30 juta. Namun, ketika PMK, harga jual seekor sapi turun menjadi Rp2,5 juta.
"Turunnya harga sapi juga terjadi pada harga pedet. Sebelum PMK bisa mencapai Rp5-7 juta, tergantung bobot sapi. Namun ketika PMK satu ekor pedet dihargai Rp2 juta, dan itu sangat memukul peternak," katanya.
Sapi perah di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. (Medcom.id/Amal)
Kepanikan warga Brau akibat wabah PMK, juga dirasakan peternak sapi di Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Wabah PMK tak hanya membuat produksi susu menurun drastis, tapi juga membuat sapi milik peternak mati.
Al Wahid, salah satu peternak sapi menyampaikan virus PMK itu benar-benar memukul peternak sapi di Desa Pujon Kidul. Lantaran penyebaran virus PMK sangat cepat, sehingga ribuan ekor sapi mati akibat terinfeksi PMK.
"Saya punya 30 ekor sapi terkena PMK semua, tapi Alhamdulillah tidak ada yang mati. Namun produksi susu yang dihasilkan menurun drastis, bahkan ada yang tidak menghasilkan susu, sehingga tidak bisa berproduksi sama sekali," ujarnya.
Sekretaris Koperasi SAE Pujon, Nuryakin mengatakan, produksi susu di Pujon mencapai 125 ton perhari dengan populasi sapi 25.000 ekor sebelum terdampak PMK. Jumlah sapi tersebut kini tinggal 20.665 ekor. Artinya, ada 4.335 sapi yang mati, dipotong paksa dan dijual ke orang lain.
Produksi susu otomatis berkurang. Ketika terjadi wabah PMK pada Juli 2022, produksi susu turun menjadi 60 ton/hari dari produksi susu sebelumnya 125 ton. Terdiri dari 40 ton dalam bentuk susu segar dan 20 ton susu tidak bisa dijual dan koperasi harus tetap membeli dengan harga normal.
Kerugian total akibat produksi susu turun mencapai Rp11 miliar. Sebelum PMK, Nuryakin menyebut Koperasi SAE Pujon, memiliki aset sebesar Rp125 miliar. Kini asetnya tinggal Rp120 miliar. Penurunan aset itu, karena pihak koperasi ikut membantu warga yang sapinya masih produksi meninggal kena PMK dengan dana kerohanian sebesar Rp3,5 juta.
“Kasihan peternaknya. Saat sapi mati ada visum, diganti Rp3,5 juta. Yang potong paksa dan masih bisa dimanfaatkan diberi bantuan Rp1 juta/ekor. Anggaran itu berasal dari dana cadangan koperasi,” kata Nuryakin.
Bantuan lain yang diberikan kepada warga, yaitu vaksin, obat-obatan dan pakan ternak. Pihak koperasi menerima bantuan pakan dari pemerintah 300 ton dan disalurkan ke peternak dengan jumlah yang tidak sama besarnya. "Kalau dibagi per ekor dapat 20 kg untuk pakan sapi selama 15 hari," ujarnya.
Ada pula kisah lain perjuangan. Pada awal-awal Pandemi beberapa pemilik ternak sempat menolak kedatangan mereka. Namun karena gencarnya edukasi dan sosialisasi, pemilik sapi mulai paham, bahkan meminta sendiri jadwal vaksinasi PMK kepada petugas.
Petugas saat melakukan vaksinasi pada ternak sapi perah di Kecamatan Pujon, Batu. (Medcom.id/Amal)
Saat ini tengah berlangsung Vaksin Booster PMK Tahap II atau vaksinasi keempat. Vaksin Booster PMK Tahap II merupakan langkah lanjutan dari penanganan wabah yang melanda dunia peternakan ruminansia di Indonesia sejak 2022 lalu.
Koordinator Wilayah Penanganan PMK Kecamatan Pujon, Anung Wibowo, menargetkan minimal mampu menginjeksikan 1.000-1.200 dosis per hari. Untuk merealisasikan target tersebut, 10 tim diterjunkan, menyebar di 10 desa setiap jadwal vaksinasi berlangsung.
Sapi yang sudah mendapatkan vaksin kemudian ditandai dengan kartu barcode tagging berwarna kuning yang ditali pada masing-masing telinga. Barcode tagging adalah inisiasi Dinas Peternakan Jatim. "Ini untuk sensus biar nggak terjadi penularan wabah antar daerah," kata Anung.
Barcode tagging itu meliputi data sapi-sapi secara komprehensif. Ada nama pemilik, umur dan jenis kelamin sapi, kota asal, kondisi kesehatan ternak serta data vaksin yang sudah disuntikkan. Kurang lebih mirip nomor induk.
Anung mengungkapkan, barcode tidak bisa dipalsukan. Karena data itu terintegrasi dengan layanan informasi digital Dinas Peternakan Jatim untuk memudahkan pelacakan lalu lintas ternak antar wilayah.
"Sekarang Jatim berhasil menembus masa kritis wabah PMK pada hewan ternak. Gudang ternak nasional menjadi branding bagi Jatim untuk komoditas peternakan, karena telah terbukti memberikan kontribusi besar dalam pemenuhan kebutuhan daging, susu dan telur untuk provinsi lain," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Jatim, Indyah Aryani, mengatakan progres pengendalian PMK pada hewan ternak di Jatim telah menunjukkan keberhasilan. Itu karena sinergitas antar instansi berjalan dengan baik.
Di mana pemerintah pusat sebagai penyedia vaksin, obat dan peralatan. Sedangkan Pemerintah Provinsi Jatim berperan sebagai pelaksana teknis di lapangan, sehingga Jatim bisa melalui masa-masa sulit pengendalian PMK.
"Kita didukung luar biasa oleh Ibu Gubernur Khofifah untuk mengendalikan PMK ini. Kemudian juga TNI/Polri dan teman-teman kabupaten/kota termasuk POV, dokter, paramedik dan semua yang terlibat. Ini merupakan bentuk kerja tim kita," kata Indy, sapaan akrabnya.
Buktinya, perkembangan PMK dari hari ke hari sukses melewati masa kritis. Angka penambahan kasus nihil (0) dalam seminggu terakhir. Artinya, tidak ada kasus baru.
Namun biasanya, kata Indy, kasus baru muncul pada sapi yang baru lahir dan lalu lintas pasar hewan ternak antar wilayah menjadi kewaspadaan. Sedangkan angka kematian hewan ternak terpapar PMK sangat kecil atau kurang dari 2 persen dari total kasus.
"Kalau secara teori 5 persen, tapi kita nggak sampai 2 persen. Dari total kasus yang sakit 199 ribu dan yang mati 4 ribu ekor. Jadi kecil, ada yang mati ada yang dipotong paksa," ujarnya.
Vaksinasi masif disebut sebagai motor pencegahan. Kata Indy, vaksinasi bertujuan mencegah gejala klinis pada hewan ternak, seperti timbulnya demam atau panas yang kemungkinan berlanjut pada gejala lebih parah.
Distribusi vaksinasi sendiri telah menyasar seluruh hewan ternak di daerah kabupaten/kota sesuai data ternak rentan. "Vaksin kita cukup, stoknya ada. Di kita ada 3,7 juta. (Sedangkan) yang saat ini sudah divaksinkan 6,7 juta. Kalau habis tinggal bilang sama pemerintah pusat. Stoknya cukup untuk coverage 10,4 juta ternak rentan yang ada di Jatim," ujarnya.
Berdasar data Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, vaksinasi dilaksanakan mulai 25 Juni 2022 hingga 22 Agustus 2023 di 38 Kab/Kota. Dari alokasi 7.266.950 dosis vaksin yang dikucurkan pemerintah pusat, baru realisasi 6.761.694 dosis. Jutaan dosis vaksin itu, digelontorkan ke seluruh 38 kabupaten/kota.
Sebaran vaksin di Jatim terdiri dari 38 Kab/Kota, kecamatan 653 dari jumlah kecamatan 664 (98%) di Jatim dan desa/kelurahan 7.462 (88%) dari 8.501 desa/kelurahan di Jatim. “Target kita tahun 2023, sebanyak 7.266.950 dosis sudah habis semua,” tandasnya.
Masih di 2022, total vaksinasi PMK di Jawa Timur sebanyak 2.532.879 dosis. Rinciannya, vaksin 1 sebanyak 1.723.374 dosis dan vaksin 2 sebanyak 809.505 dosis. Sedangkan total vaksinasi PMK di Jawa Timur mulai 1 Januari-22 Agustus 2023 sebanyak 4.113.532 dosis, terdiri dari vaksin ke 1 (2.556.940 dosis), vaksin ke 2 (1.078.654 dosisi) dan vaksin Booster (477.938 dosisi. Rata-rata perhari sebanyak 17.579 dosis.
Capaian vaksinasi PMK berdasarkan total hewan rentan (sapi dan kerbau). Yaitu, sapi potong tervaksin 2.106.592 ekor (46%) dari total populasi 4,9 juta ekor, sapi perah tervaksin 201.995 ekor (71%) dari populasi 301.000 ekor, kerbau tervaksin 3.717 ekor (19%) dari populasi 18.962 ekor.
Untuk kambing, capaian vaksinasi PMK, 1.515.555 ekor (39%) dari populasi 3,7 juta ekor, domba tervaksin 419.538 ekor (29%) dari populasi 1,4 juta, babi tervaksin 32.232 ekor (62%) dari populasi 48.780 ekor.
Dinas Peternakan Jawa Timur mencatat situasi PMK hingga 22 Agustus 2023 di 38 kab/kota di Jawa Timur terdapat 199.973 kasus. Rinciannya, sapi mati 4.414 ekor (2,21%), potong paksa 2.707 ekor (1,36%), sakit 139 ekor (0,08% dan sembuh 192.712 ekor (96,35%).
“Rata-rata capaian vaksin di Jawa Timur 12.061 dosis. Kalau habis tinggal minta lagi. Pemerintah Pusat punya stok 10,4 juta ternak rentan di Jawa Timur,” terangnya.
Total vaksinasi di Indonesia hingga 22 Agustus 2023 sebanyak 17.565.437 dosis, dan Jawa Timur berkontribusi 39%. Tingginya vaksinasi di Jawa Timur, mendapat penghargaan dari Pemerintah Pusat sebagai Provinsi dengan kinerja vaksinasi PMK terbaik nasional.
Gerak cepat Dinas Peternakan melakukan vaksinasi massal membuat asa peternak kembali muncul. Kondisi wabah mulai bisa dikendalikan dan peternak kembali lagi meski belum maksimal.
Pemprov Jatim melalui Disnak Jatim tidak hanya melakukan upaya mengenjot vaksinasi, tapi juga peningkatan populasi sapi perah lewat Inseminasi buatan sebagai upaya pemulihan sektor peternakan dari hulu hingga hilir pasca serangan virus penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Hingga saat ini vaksinasi pada sapi potong maupun sapi perah di Jatim masih terus berjalan. Meski status Jatim sudah menurun daerah wabah menjadi daerah tertular PMK dan zero case PMK, tapi vaksinasi terus digenjot. Hal ini dilakukan untuk memastikan sapi-sapi di Jatim benar-benar bebas dari virus PMK," ungkap Indyah Aryani saat memantau vaksinasi PMK massal di peternakan sapi perah di kawasan Pujon Kabupaten Malang.
Indyah menambahkan angka kasus juga semakin menurun sangat signifikan. Dari semula 15.000 kasus per hari pada awal wabah, menjadi 10 kasus per hari pada 2023 dengan tingkat kesembuhan mencapai 96,4 %.
Atas pengendalian itu, sejak 15 Juni 2023 seluruh kabupaten/kota di Jatim telah diturunkan statusnya dari wabah menjadi tertular. Hal ini sebagaimana Keputusan Menteri Pertanian Nomor 311/KPTS/PK.320/M/06/2023 Tentang Penetapan Status Situasi Penyakit Hewan.
Menurutnya, dengan berbagai upaya pemulihan performa sapi perah, kini penyakit mulut dan kuku (PMK) dinyatakan mulai melandai. Bahkan menyebut nol kasus selama sepekan terakhir.
Wanita berkacamata ini menegaskan, Disnak secara masif juga telah menggelontorkan bantuan konsentrat pada peternak sapi perah, dengan memberikan kuota konsentrat pakan sebanyak 20 kilogram per ekor sapi.
"Total sudah ada 25 ribu ton konsentrat yang kita gelontorkan pada teman-teman peternak kita. Dan ini sudah berjalan dalam tiga bulan, hasilnya pun signifikan, pemberian makanan yang bergizi pada ternak berpengaruh pada peningkatan kuantitas dan kualitas produksi susu ternak," tegasnya.
Karena hasilnya signifikan, pemberian konsentrat ini masih akan ditambah untuk membantu memenuhi kebutuhan susu di Jatim. berdasarkan data, kebutuhan susu di Jatim mencapai 2.000 ton per hari. "Saat ini produksi susu kita memang belum pulih. Masih sekitar 1.600 an liter per hari. Artinya ada 15-18 persen belum kembali pulih. Dan upaya peningkatan produktivitas akan terus kita lakukan," katanya.
Tidak hanya itu, Pemprov Jatim juga melakukan upaya untuk meningkatkan populasi sapi yang cukup menurun signifikan akibat terdampak virus PMK, terutama karena ternak yang terserang PMK cenderung tidak mau birahi dan susah untuk berkembang biak. Cara yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan inseminasi buatan.
"Jumlah sapi perah kita 305 ribu ekor di Jatim. Memang jauh lebih sedikit dibanding sapi potong kita yang mencapai 4,9 juta ekor. Untuk itu kita sedang memacu dengan melakukan inseminasi. Targetnya tahun ini kawin suntik bisa mencapai 1,9 juta ternak," kata Indy.
Dengan target yang tak sedikit, Indy mengaku saat melakukan inseminasi buatan pada ternak sapi perah pasca PMK juga tidak mudah. Lantaran kondisi ternak yang tidak fit di tengah wabah, kawin suntik yang dilakukan kerap gagal. Setiap inseminasi buatan tidak selalu berhasil.
"Inseminasi buatan yang dilakukan juga sebagai upaya agar ternak yang nantinya dilahirkan menghasilkan anakan betina, agar populasi sapi perah bisa meningkat pesat. Yang juga kita lakukan adalah straw sexing. Jadi Kromosomnya sudah dipisah. Sehingga begitu diinseminasi buatan yang lahir sapi betina. juga transfer embrio kegiatan seperti bayi tabung, pada sapi," ujarnya.
Dalam rangka mengapresiasi tim pengendali PMK, Pemprov Jatim melalui Dinas Peternakan Jatim memberikan penghargaan kepada 2.500 petugas pada Maret 2023. Karena mereka telah mendedikasikan seluruh waktu dan kemampuannya untuk bangsa dan negara dalam upaya pengendalian PMK.
"Penyematan medali Jer Basuki Mawa Beya dari Gubernur Khofifah kepada tokoh peternakan dalam pengendalian PMK di Jatim pada saat Upacara HUT ke-78 Kemerdekaan RI di Gedung Negara Grahadi," pungkasnya.
Surabaya: Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (
PMK) sempat menghantui peternak di seluruh tanah air, tak terkecuali di
Jawa Timur. Meski demkian, wabah itu justru membuat peternak bangkit menembus tabir keterpurukan.
Seperti yang dialami para peternak sapi perah di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Produksi susu sapi menurun drastis dari 30 liter per hari menjadi 5 liter. Penyebabnya lantaran banyak sapi perah mati akibat diserang wabah PMK.
"Dari 1.500 ekor sapi di Dusun Brau, 300 lainnya mati akibat wabah PMK. Sehingga produksi susu sapi juga menurun drastis. Padahal sebelum PMK, satu orang bisa setor antara 15-30 liter/ekor susu setiap hari. Sejak wabah PMK, produksi susu hanya sekitar 5 liter perhari," kata Ketua Kelompok peternak sapi perah Dusun Brau, Munir Khan, kepada Medcom.id.
Tak hanya itu, Munir menyebut wabah PMK juga turut memengaruhi harga jual sapi. Sebelum PMK, satu indukan sapi perah yang pernah beranak bisa laku hingga Rp30 juta. Namun, ketika PMK, harga jual seekor sapi turun menjadi Rp2,5 juta.
"Turunnya harga sapi juga terjadi pada harga pedet. Sebelum PMK bisa mencapai Rp5-7 juta, tergantung bobot sapi. Namun ketika PMK satu ekor pedet dihargai Rp2 juta, dan itu sangat memukul peternak," katanya.
Sapi perah di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. (Medcom.id/Amal)
Kepanikan warga Brau akibat wabah PMK, juga dirasakan peternak sapi di Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Wabah PMK tak hanya membuat produksi susu menurun drastis, tapi juga membuat sapi milik peternak mati.
Al Wahid, salah satu peternak sapi menyampaikan virus PMK itu benar-benar memukul peternak sapi di Desa Pujon Kidul. Lantaran penyebaran virus PMK sangat cepat, sehingga ribuan ekor sapi mati akibat terinfeksi PMK.
"Saya punya 30 ekor sapi terkena PMK semua, tapi Alhamdulillah tidak ada yang mati. Namun produksi susu yang dihasilkan menurun drastis, bahkan ada yang tidak menghasilkan susu, sehingga tidak bisa berproduksi sama sekali," ujarnya.
Sekretaris Koperasi SAE Pujon, Nuryakin mengatakan, produksi susu di Pujon mencapai 125 ton perhari dengan populasi sapi 25.000 ekor sebelum terdampak PMK. Jumlah sapi tersebut kini tinggal 20.665 ekor. Artinya, ada 4.335 sapi yang mati, dipotong paksa dan dijual ke orang lain.
Produksi susu otomatis berkurang. Ketika terjadi wabah PMK pada Juli 2022, produksi susu turun menjadi 60 ton/hari dari produksi susu sebelumnya 125 ton. Terdiri dari 40 ton dalam bentuk susu segar dan 20 ton susu tidak bisa dijual dan koperasi harus tetap membeli dengan harga normal.
Kerugian total akibat produksi susu turun mencapai Rp11 miliar. Sebelum PMK, Nuryakin menyebut Koperasi SAE Pujon, memiliki aset sebesar Rp125 miliar. Kini asetnya tinggal Rp120 miliar. Penurunan aset itu, karena pihak koperasi ikut membantu warga yang sapinya masih produksi meninggal kena PMK dengan dana kerohanian sebesar Rp3,5 juta.
“Kasihan peternaknya. Saat sapi mati ada visum, diganti Rp3,5 juta. Yang potong paksa dan masih bisa dimanfaatkan diberi bantuan Rp1 juta/ekor. Anggaran itu berasal dari dana cadangan koperasi,” kata Nuryakin.
Bantuan lain yang diberikan kepada warga, yaitu vaksin, obat-obatan dan pakan ternak. Pihak koperasi menerima bantuan pakan dari pemerintah 300 ton dan disalurkan ke peternak dengan jumlah yang tidak sama besarnya. "Kalau dibagi per ekor dapat 20 kg untuk pakan sapi selama 15 hari," ujarnya.
Ada pula kisah lain perjuangan. Pada awal-awal Pandemi beberapa pemilik ternak sempat menolak kedatangan mereka. Namun karena gencarnya edukasi dan sosialisasi, pemilik sapi mulai paham, bahkan meminta sendiri jadwal vaksinasi PMK kepada petugas.
Petugas saat melakukan vaksinasi pada ternak sapi perah di Kecamatan Pujon, Batu. (Medcom.id/Amal)
Saat ini tengah berlangsung Vaksin Booster PMK Tahap II atau vaksinasi keempat. Vaksin Booster PMK Tahap II merupakan langkah lanjutan dari penanganan wabah yang melanda dunia peternakan ruminansia di Indonesia sejak 2022 lalu.
Koordinator Wilayah Penanganan PMK Kecamatan Pujon, Anung Wibowo, menargetkan minimal mampu menginjeksikan 1.000-1.200 dosis per hari. Untuk merealisasikan target tersebut, 10 tim diterjunkan, menyebar di 10 desa setiap jadwal vaksinasi berlangsung.
Sapi yang sudah mendapatkan vaksin kemudian ditandai dengan kartu
barcode tagging berwarna kuning yang ditali pada masing-masing telinga.
Barcode tagging adalah inisiasi Dinas Peternakan Jatim. "Ini untuk sensus biar nggak terjadi penularan wabah antar daerah," kata Anung.
Barcode tagging itu meliputi data sapi-sapi secara komprehensif. Ada nama pemilik, umur dan jenis kelamin sapi, kota asal, kondisi kesehatan ternak serta data vaksin yang sudah disuntikkan. Kurang lebih mirip nomor induk.
Anung mengungkapkan,
barcode tidak bisa dipalsukan. Karena data itu terintegrasi dengan layanan informasi digital Dinas Peternakan Jatim untuk memudahkan pelacakan lalu lintas ternak antar wilayah.
"Sekarang Jatim berhasil menembus masa kritis wabah PMK pada hewan ternak. Gudang ternak nasional menjadi branding bagi Jatim untuk komoditas peternakan, karena telah terbukti memberikan kontribusi besar dalam pemenuhan kebutuhan daging, susu dan telur untuk provinsi lain," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Jatim, Indyah Aryani, mengatakan progres pengendalian PMK pada hewan ternak di Jatim telah menunjukkan keberhasilan. Itu karena sinergitas antar instansi berjalan dengan baik.
Di mana pemerintah pusat sebagai penyedia vaksin, obat dan peralatan. Sedangkan Pemerintah Provinsi Jatim berperan sebagai pelaksana teknis di lapangan, sehingga Jatim bisa melalui masa-masa sulit pengendalian PMK.
"Kita didukung luar biasa oleh Ibu Gubernur Khofifah untuk mengendalikan PMK ini. Kemudian juga TNI/Polri dan teman-teman kabupaten/kota termasuk POV, dokter, paramedik dan semua yang terlibat. Ini merupakan bentuk kerja tim kita," kata Indy, sapaan akrabnya.
Buktinya, perkembangan PMK dari hari ke hari sukses melewati masa kritis. Angka penambahan kasus nihil (0) dalam seminggu terakhir. Artinya, tidak ada kasus baru.
Namun biasanya, kata Indy, kasus baru muncul pada sapi yang baru lahir dan lalu lintas pasar hewan ternak antar wilayah menjadi kewaspadaan. Sedangkan angka kematian hewan ternak terpapar PMK sangat kecil atau kurang dari 2 persen dari total kasus.
"Kalau secara teori 5 persen, tapi kita nggak sampai 2 persen. Dari total kasus yang sakit 199 ribu dan yang mati 4 ribu ekor. Jadi kecil, ada yang mati ada yang dipotong paksa," ujarnya.
Vaksinasi masif disebut sebagai motor pencegahan. Kata Indy, vaksinasi bertujuan mencegah gejala klinis pada hewan ternak, seperti timbulnya demam atau panas yang kemungkinan berlanjut pada gejala lebih parah.
Distribusi vaksinasi sendiri telah menyasar seluruh hewan ternak di daerah kabupaten/kota sesuai data ternak rentan. "Vaksin kita cukup, stoknya ada. Di kita ada 3,7 juta. (Sedangkan) yang saat ini sudah divaksinkan 6,7 juta. Kalau habis tinggal bilang sama pemerintah pusat. Stoknya cukup untuk coverage 10,4 juta ternak rentan yang ada di Jatim," ujarnya.
Berdasar data Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, vaksinasi dilaksanakan mulai 25 Juni 2022 hingga 22 Agustus 2023 di 38 Kab/Kota. Dari alokasi 7.266.950 dosis vaksin yang dikucurkan pemerintah pusat, baru realisasi 6.761.694 dosis. Jutaan dosis vaksin itu, digelontorkan ke seluruh 38 kabupaten/kota.
Sebaran vaksin di Jatim terdiri dari 38 Kab/Kota, kecamatan 653 dari jumlah kecamatan 664 (98%) di Jatim dan desa/kelurahan 7.462 (88%) dari 8.501 desa/kelurahan di Jatim. “Target kita tahun 2023, sebanyak 7.266.950 dosis sudah habis semua,” tandasnya.
Masih di 2022, total vaksinasi PMK di Jawa Timur sebanyak 2.532.879 dosis. Rinciannya, vaksin 1 sebanyak 1.723.374 dosis dan vaksin 2 sebanyak 809.505 dosis. Sedangkan total vaksinasi PMK di Jawa Timur mulai 1 Januari-22 Agustus 2023 sebanyak 4.113.532 dosis, terdiri dari vaksin ke 1 (2.556.940 dosis), vaksin ke 2 (1.078.654 dosisi) dan vaksin Booster (477.938 dosisi. Rata-rata perhari sebanyak 17.579 dosis.
Capaian vaksinasi PMK berdasarkan total hewan rentan (sapi dan kerbau). Yaitu, sapi potong tervaksin 2.106.592 ekor (46%) dari total populasi 4,9 juta ekor, sapi perah tervaksin 201.995 ekor (71%) dari populasi 301.000 ekor, kerbau tervaksin 3.717 ekor (19%) dari populasi 18.962 ekor.
Untuk kambing, capaian vaksinasi PMK, 1.515.555 ekor (39%) dari populasi 3,7 juta ekor, domba tervaksin 419.538 ekor (29%) dari populasi 1,4 juta, babi tervaksin 32.232 ekor (62%) dari populasi 48.780 ekor.
Dinas Peternakan Jawa Timur mencatat situasi PMK hingga 22 Agustus 2023 di 38 kab/kota di Jawa Timur terdapat 199.973 kasus. Rinciannya, sapi mati 4.414 ekor (2,21%), potong paksa 2.707 ekor (1,36%), sakit 139 ekor (0,08% dan sembuh 192.712 ekor (96,35%).
“Rata-rata capaian vaksin di Jawa Timur 12.061 dosis. Kalau habis tinggal minta lagi. Pemerintah Pusat punya stok 10,4 juta ternak rentan di Jawa Timur,” terangnya.
Total vaksinasi di Indonesia hingga 22 Agustus 2023 sebanyak 17.565.437 dosis, dan Jawa Timur berkontribusi 39%. Tingginya vaksinasi di Jawa Timur, mendapat penghargaan dari Pemerintah Pusat sebagai Provinsi dengan kinerja vaksinasi PMK terbaik nasional.
Gerak cepat Dinas Peternakan melakukan vaksinasi massal membuat asa peternak kembali muncul. Kondisi wabah mulai bisa dikendalikan dan peternak kembali lagi meski belum maksimal.
Pemprov Jatim melalui Disnak Jatim tidak hanya melakukan upaya mengenjot vaksinasi, tapi juga peningkatan populasi sapi perah lewat Inseminasi buatan sebagai upaya pemulihan sektor peternakan dari hulu hingga hilir pasca serangan virus penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Hingga saat ini vaksinasi pada sapi potong maupun sapi perah di Jatim masih terus berjalan. Meski status Jatim sudah menurun daerah wabah menjadi daerah tertular PMK dan zero case PMK, tapi vaksinasi terus digenjot. Hal ini dilakukan untuk memastikan sapi-sapi di Jatim benar-benar bebas dari virus PMK," ungkap Indyah Aryani saat memantau vaksinasi PMK massal di peternakan sapi perah di kawasan Pujon Kabupaten Malang.
Indyah menambahkan angka kasus juga semakin menurun sangat signifikan. Dari semula 15.000 kasus per hari pada awal wabah, menjadi 10 kasus per hari pada 2023 dengan tingkat kesembuhan mencapai 96,4 %.
Atas pengendalian itu, sejak 15 Juni 2023 seluruh kabupaten/kota di Jatim telah diturunkan statusnya dari wabah menjadi tertular. Hal ini sebagaimana Keputusan Menteri Pertanian Nomor 311/KPTS/PK.320/M/06/2023 Tentang Penetapan Status Situasi Penyakit Hewan.
Menurutnya, dengan berbagai upaya pemulihan performa sapi perah, kini penyakit mulut dan kuku (PMK) dinyatakan mulai melandai. Bahkan menyebut nol kasus selama sepekan terakhir.
Wanita berkacamata ini menegaskan, Disnak secara masif juga telah menggelontorkan bantuan konsentrat pada peternak sapi perah, dengan memberikan kuota konsentrat pakan sebanyak 20 kilogram per ekor sapi.
"Total sudah ada 25 ribu ton konsentrat yang kita gelontorkan pada teman-teman peternak kita. Dan ini sudah berjalan dalam tiga bulan, hasilnya pun signifikan, pemberian makanan yang bergizi pada ternak berpengaruh pada peningkatan kuantitas dan kualitas produksi susu ternak," tegasnya.
Karena hasilnya signifikan, pemberian konsentrat ini masih akan ditambah untuk membantu memenuhi kebutuhan susu di Jatim. berdasarkan data, kebutuhan susu di Jatim mencapai 2.000 ton per hari. "Saat ini produksi susu kita memang belum pulih. Masih sekitar 1.600 an liter per hari. Artinya ada 15-18 persen belum kembali pulih. Dan upaya peningkatan produktivitas akan terus kita lakukan," katanya.
Tidak hanya itu, Pemprov Jatim juga melakukan upaya untuk meningkatkan populasi sapi yang cukup menurun signifikan akibat terdampak virus PMK, terutama karena ternak yang terserang PMK cenderung tidak mau birahi dan susah untuk berkembang biak. Cara yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan inseminasi buatan.
"Jumlah sapi perah kita 305 ribu ekor di Jatim. Memang jauh lebih sedikit dibanding sapi potong kita yang mencapai 4,9 juta ekor. Untuk itu kita sedang memacu dengan melakukan inseminasi. Targetnya tahun ini kawin suntik bisa mencapai 1,9 juta ternak," kata Indy.
Dengan target yang tak sedikit, Indy mengaku saat melakukan inseminasi buatan pada ternak sapi perah pasca PMK juga tidak mudah. Lantaran kondisi ternak yang tidak fit di tengah wabah, kawin suntik yang dilakukan kerap gagal. Setiap inseminasi buatan tidak selalu berhasil.
"Inseminasi buatan yang dilakukan juga sebagai upaya agar ternak yang nantinya dilahirkan menghasilkan anakan betina, agar populasi sapi perah bisa meningkat pesat. Yang juga kita lakukan adalah straw sexing. Jadi Kromosomnya sudah dipisah. Sehingga begitu diinseminasi buatan yang lahir sapi betina. juga transfer embrio kegiatan seperti bayi tabung, pada sapi," ujarnya.
Dalam rangka mengapresiasi tim pengendali PMK, Pemprov Jatim melalui Dinas Peternakan Jatim memberikan penghargaan kepada 2.500 petugas pada Maret 2023. Karena mereka telah mendedikasikan seluruh waktu dan kemampuannya untuk bangsa dan negara dalam upaya pengendalian PMK.
"Penyematan medali Jer Basuki Mawa Beya dari Gubernur Khofifah kepada tokoh peternakan dalam pengendalian PMK di Jatim pada saat Upacara HUT ke-78 Kemerdekaan RI di Gedung Negara Grahadi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ALB)