Demak: Ratusan hektare tanaman padi di Demak dan Grobogan, Jawa Tengah, dipanen dini, karena hingga saat ini masih terendam banjir dengan ketinggian mencapai 80 sentimeter. Petani khawatir akan semakin merugi jika menunggu lebih lama.
Ratusan petani di Demak dan Grobogan mulai melakukan panen dini terhadap tanaman padi yang masih terendam banjir, sebagian besar rusak bahkan mati hingga jumlah hasil panen anjlok.
Panen dini dilakukan oleh para petani di dua daerah tersebut, karena hingga kini tanaman padi masih terendam banjir dengan ketinggian 60-80 sentimeter.
"Kita khawatir semakin merugi karena padi rusak dan mati," kata Mudhofir, 50, petani di Desa Karangrejo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak.
Hingga saat ini di desa ini ada 100 hektare lebih sawah yang masih terendam banjir, lanjut Mudhofir, namun dari jumlah tersebut hanya lima hektare yang dapat dipanen dan selebihnya tanaman rusak serta belum dapat karena usianya masih terlalu muda.
"Yang sudah dipanen usia rata-rata 100 hari," imbuhnya.
Hal serupa juga diungkapkan Saripah, 55, petani di Desa Menduran, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, akibat berhari-hari tanaman padi usia 2,5 bulan terendam banjir hingga capai satu meter, ratusan hektare sawah terpaksa dilakukan panen dini.
Panen dini dilakukan para petani di beberapa desa di Grobogan itu, demikian Saripah, karena biji padi sudah mulai menghitam hingga nyaris membusuk. sehingga jika dibiarkan akan gagal panen.
"Hasil panen juga anjlok, satu hektare hanya dapat 500 kilogram karena banyak yang rusak," imbuhnya.
Hasil panen dini yang dihasilkan tersebut, ujar Parno,45, petani lainnya, hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, selain tidak laku dijual juga jumlahnya tidak banyak seperti panen sebelumnya bisa mencapai empat ton per hektare.
Kepala Dinas Pertanian Grobogan Sunanto mengatakan dari ribuan hektare sawah di daerah ini terendam banjir, diperkirakan ada 400 hektare alami gagal panen.
"Pada tanaman padi usia 2,5-3 bulan terpaksa dipanen karena khawatir membusuk," imbuhnya.
Sedangkan pada tanaman padi usia satu bulan, lanjut Sunarto, masih punya harapan meskipun sebagian juga mati, maka dimungkinkan untuk dilakukan tanam susulan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Demak: Ratusan hektare tanaman padi di Demak dan Grobogan, Jawa Tengah, dipanen dini, karena hingga saat ini
masih terendam banjir dengan ketinggian mencapai 80 sentimeter. Petani khawatir akan semakin merugi jika menunggu lebih lama.
Ratusan petani di Demak dan Grobogan mulai melakukan panen dini terhadap tanaman padi yang masih terendam banjir, sebagian besar rusak bahkan mati hingga jumlah hasil panen anjlok.
Panen dini dilakukan oleh para petani di dua daerah tersebut, karena hingga kini tanaman padi masih terendam banjir dengan ketinggian 60-80 sentimeter.
"Kita khawatir semakin merugi karena padi rusak dan mati," kata Mudhofir, 50, petani di Desa Karangrejo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak.
Hingga saat ini di desa ini ada
100 hektare lebih sawah yang masih terendam banjir, lanjut Mudhofir, namun dari jumlah tersebut hanya lima hektare yang dapat dipanen dan selebihnya tanaman rusak serta belum dapat karena usianya masih terlalu muda.
"Yang sudah dipanen usia rata-rata 100 hari," imbuhnya.
Hal serupa juga diungkapkan Saripah, 55, petani di Desa Menduran, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, akibat berhari-hari tanaman padi usia 2,5 bulan terendam banjir hingga capai satu meter, ratusan hektare sawah terpaksa dilakukan panen dini.
Panen dini dilakukan para petani di beberapa desa di Grobogan itu, demikian Saripah, karena biji padi sudah mulai menghitam hingga nyaris membusuk. sehingga jika dibiarkan akan gagal panen.
"Hasil panen juga anjlok,
satu hektare hanya dapat 500 kilogram karena banyak yang rusak," imbuhnya.
Hasil panen dini yang dihasilkan tersebut, ujar Parno,45, petani lainnya, hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, selain tidak laku dijual juga jumlahnya tidak banyak seperti panen sebelumnya bisa mencapai empat ton per hektare.
Kepala Dinas Pertanian Grobogan Sunanto mengatakan dari ribuan hektare sawah di daerah ini terendam banjir, diperkirakan ada 400 hektare alami gagal panen.
"Pada tanaman padi usia 2,5-3 bulan terpaksa dipanen karena khawatir membusuk," imbuhnya.
Sedangkan
pada tanaman padi usia satu bulan, lanjut Sunarto, masih punya harapan meskipun sebagian juga mati, maka dimungkinkan untuk dilakukan tanam susulan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)