Ilustrasi: Pembuatan sumur resapan di Desa Pamijen, Baturraden, Banyumas sebagai bagian dari program kegiatan pengabdian masyarakat dosen Teknik Sipil Unsoed. (ANTARA/Dokumentasi Pribadi.)
Ilustrasi: Pembuatan sumur resapan di Desa Pamijen, Baturraden, Banyumas sebagai bagian dari program kegiatan pengabdian masyarakat dosen Teknik Sipil Unsoed. (ANTARA/Dokumentasi Pribadi.)

Warga Kota Bandung Diimbau Buat Sumur Resapan Imbas Air Tanah Kritis

Antara • 02 Februari 2023 19:31
Bandung: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung meminta masyarakat untuk membuat sumur resapan di setiap bangunan, imbas dari adanya hasil penelitian dari Badan Geologi yang menyatakan kondisi air tanah di Bandung Raya dalam kondisi kritis.
 
"Kami mengimbau kepada masyarakat agar setiap bangunan memiliki sumur resapan, dan sistem penyerapan air lainnya," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung Dudy Prayudi di Bandung, Jawa Barat, Kamis, 2 Februari 2023.
 
Menurutnya, ada beberapa masyarakat yang harus menggali sumur lebih dalam. Namun, lanjutnya, hal itu tergantung kondisi wilayah, karena kondisi lingkungan yang berbeda-beda.
 
Ia mengakui pihaknya memperbanyak sistem penyerapan air guna mengatasi kondisi stok air tanah di Bandung Raya yang kritis. Menurutnya, sistem penyerapan air itu dibuat seperti kolam retensi, drumpori, sumur imbuhan, dan sistem lainnya.
 
"Antara lain dengan memperbanyak penanaman pohon dan memperbanyak penyerapan air," kata Dudy.
 
Baca juga: Para Pemuda di NTT Mempermudah Akses Air Bersih Warga Desa Tuapukas
 
Sebelumnya Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGTL) Badan Geologi menyatakan kondisi muka air tanah di wilayah Bandung Raya itu semakin menurun atau tergolong kritis.
 
Kepala PATGTL Badan Geologi Rita Susilawati mengatakan berdasarkan analisis pihaknya dari sumur pantau, kondisi muka air tanah artesis di Bandung telah turun lebih dari 40 meter di bawah permukaan tanah, sehingga  masyarakat perlu menggali lebih dalam untuk bisa mendapatkan air.
 
Dia mengatakan penurunan muka air itu antara lain disebabkan oleh pengambilan air tanah untuk berbagai keperluan, terutama industri, hotel, dan lainnya.
 
"Kita koordinasikan terus dengan pemerintah daerah, kita dorong moratorium, kalau di zona rusak itu perlu dibatasi saja, hanya boleh mandi cuci kakus. Kalau yang lain jangan, seperti industri, karena itu betul-betul menyerap (air tanah). Kalau di Jakarta itu sudah moratorium," kata Rita.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan