Yogyakarta: Mass Rapid Transportation (MRT) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bakal dibangun pada 2022. Study visibilitas MRT sudah dilakukan sejak dua tahun lalu.
Kepala Dinas Perhubungan DIY Sigit Sapto mengatakan pihaknya tengah mencari investor yang berminat untuk membiayai MRT. Ia mengakui sudah banyak investor dari beberapa BUMN yang melirik hasil study visibilitas ini.
“Jadi target kami tahun 2022 sudah dibangun,” ujar Sigit pada Medcom.id di Yogyakarta, Jumat 4 Oktober 2019.
Pembangunan MRT dirasa penting untuk mengurangi kemacetan di Kota Yogyakarta yang semakin meluas. Selain itu MRT juga berfungsi sebagai penghubung antar wilayah di DIY dalam waktu singkat.
Jalur MRT direncanakan akan melewati jalur lama yang sudah mati. Dimulai dari Tempel- Mlati- Jombor- Kutu- Ngabean-Palbapang- Srandaan-
Namun jalur ini akan dibangun dengan memaduan elevated (melayang) dan di bawah tanah.
“Sulit kalau enggak elevated dan add grade. Karena jalur lama sudah jadi rumah, kios, dan jalan,” katanya.
Proyek ini memakan biaya yang besar. Namun Sigit enggan menjelaskan besaran anggaran pembangunan MRT. Terkait spesifikasi kereta MRT, Sigit membebaskan jenis kereta dan teknologi kepada investor.
“PT KAI sudah tertarik untuk membuat kereta MRT. Namun masih dipelajari lagi,” kata dia.
Nantinya MRT akan terkoneksi dengan Bandara Yogyakarta International melalui jalur utara dan jalur selatan. Di jalur utara, MRT terkoneksi dengan kereta Bandara di jalur Prambanan-Temon Kulon Progo. Sementara di jalur selatan, MRT akan terkoneksi dengan jalur kereta Paris- Bandara YIA.
Yogyakarta: Mass Rapid Transportation (MRT) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bakal dibangun pada 2022. Study visibilitas MRT sudah dilakukan sejak dua tahun lalu.
Kepala Dinas Perhubungan DIY Sigit Sapto mengatakan pihaknya tengah mencari investor yang berminat untuk membiayai MRT. Ia mengakui sudah banyak investor dari beberapa BUMN yang melirik hasil study visibilitas ini.
“Jadi target kami tahun 2022 sudah dibangun,” ujar Sigit pada Medcom.id di Yogyakarta, Jumat 4 Oktober 2019.
Pembangunan MRT dirasa penting untuk mengurangi kemacetan di Kota Yogyakarta yang semakin meluas. Selain itu MRT juga berfungsi sebagai penghubung antar wilayah di DIY dalam waktu singkat.
Jalur MRT direncanakan akan melewati jalur lama yang sudah mati. Dimulai dari Tempel- Mlati- Jombor- Kutu- Ngabean-Palbapang- Srandaan-
Namun jalur ini akan dibangun dengan memaduan elevated (melayang) dan di bawah tanah.
“Sulit kalau enggak elevated dan add grade. Karena jalur lama sudah jadi rumah, kios, dan jalan,” katanya.
Proyek ini memakan biaya yang besar. Namun Sigit enggan menjelaskan besaran anggaran pembangunan MRT. Terkait spesifikasi kereta MRT, Sigit membebaskan jenis kereta dan teknologi kepada investor.
“PT KAI sudah tertarik untuk membuat kereta MRT. Namun masih dipelajari lagi,” kata dia.
Nantinya MRT akan terkoneksi dengan Bandara Yogyakarta International melalui jalur utara dan jalur selatan. Di jalur utara, MRT terkoneksi dengan kereta Bandara di jalur Prambanan-Temon Kulon Progo. Sementara di jalur selatan, MRT akan terkoneksi dengan jalur kereta Paris- Bandara YIA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ALB)
