medcom.id, Jember: Jajaran Polres Jember membongkar sebuah septic tank di rumah Siti Soleha, 38, warga Desa Sumberbaru, Kecamatan Sumberbaru, Jember, Jawa Timur, Kamis (7/8//2014). Septic tank itu diduga menjadi tempat bersemayam jenazah Iin, 17, putri Siti Soleha.
Iin tak beredar di kampungnya, sejak dua tahun lalu. Ibu korban berkata anaknya itu ikut suaminya ke Lumajang.
Pembongkaran septic tank ini menyusul pengakuan Solikin, 9, anak kedua Siti Soleha kepada Muhidin, kakeknya. Bocah kelas 3 sekolah dasar itu mengaku takut dibunuh ibunya seperti yang dialami kakaknya.
Pembunuhan anak oleh ibu kandungnya itu terjadi pada 2012. Solikin sendiri pergi ke rumah kakeknya setelah dimarahi dan mengaku sempat dipukuli sang ibu.
"Saya lari ke rumah kakek karena dimarahi dan dipukuli ibu gara-gara main di rumah tetangga. Saya juga takut dibunuh seperti Mbak Iin," kata Solikin yang didampingi pamannya, Harianto, saat menyaksikan proses pembongkaran septic tank, hari ini.
Siti akhirnya ditangkap jajaran Polsek Sumberbaru di rumahnya, Senin lalu (4/8). Mulanya, dia memberikan informasi yang berubah-ubah perihal keberadaan korban. Namun, Iin mengakui perbuatannya.
Sebelumnya, Siti berkilah bahwa Iin sudah menikah dan ikut suaminya di Lumajang. Kemudian ia meralat sendiri dan menerangkan jika Iin berada di Lumajang di rumah keluarganya.
Sementara, puluhan polisi berseragam diterjunkan ke lokasi untuk mengamankan tim forensik yang bekerja saat proses pembongkaran septic tank. Ratusan warga memadati lokasi untuk menyaksikan pembongkaran septic tank dari beton tersebut. Satu unit ambulan dari RSUD dr Soebandi Jember juga disiagakan di lokasi.
medcom.id, Jember: Jajaran Polres Jember membongkar sebuah septic tank di rumah Siti Soleha, 38, warga Desa Sumberbaru, Kecamatan Sumberbaru, Jember, Jawa Timur, Kamis (7/8//2014). Septic tank itu diduga menjadi tempat bersemayam jenazah Iin, 17, putri Siti Soleha.
Iin tak beredar di kampungnya, sejak dua tahun lalu. Ibu korban berkata anaknya itu ikut suaminya ke Lumajang.
Pembongkaran septic tank ini menyusul pengakuan Solikin, 9, anak kedua Siti Soleha kepada Muhidin, kakeknya. Bocah kelas 3 sekolah dasar itu mengaku takut dibunuh ibunya seperti yang dialami kakaknya.
Pembunuhan anak oleh ibu kandungnya itu terjadi pada 2012. Solikin sendiri pergi ke rumah kakeknya setelah dimarahi dan mengaku sempat dipukuli sang ibu.
"Saya lari ke rumah kakek karena dimarahi dan dipukuli ibu gara-gara main di rumah tetangga. Saya juga takut dibunuh seperti Mbak Iin," kata Solikin yang didampingi pamannya, Harianto, saat menyaksikan proses pembongkaran septic tank, hari ini.
Siti akhirnya ditangkap jajaran Polsek Sumberbaru di rumahnya, Senin lalu (4/8). Mulanya, dia memberikan informasi yang berubah-ubah perihal keberadaan korban. Namun, Iin mengakui perbuatannya.
Sebelumnya, Siti berkilah bahwa Iin sudah menikah dan ikut suaminya di Lumajang. Kemudian ia meralat sendiri dan menerangkan jika Iin berada di Lumajang di rumah keluarganya.
Sementara, puluhan polisi berseragam diterjunkan ke lokasi untuk mengamankan tim forensik yang bekerja saat proses pembongkaran septic tank. Ratusan warga memadati lokasi untuk menyaksikan pembongkaran septic tank dari beton tersebut. Satu unit ambulan dari RSUD dr Soebandi Jember juga disiagakan di lokasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JCO)