medcom.id, Jakarta: Bentrok antara kesatuan TNI dan Brimob Polda Batam ditenggarai masalah sepele. Diyakini bentrokan bermula dari persoalan antar oknum yang meluas hingga melibatkan antar satuan.
"Kita selalu melihat persoalan konflik ini semata-mata hanya persoalan sepele, individu atau oknum karena satu persoalan," jelas Pengamat Militer, Mufti Makarim pada acara Prime Timenews MetroTv, Kedoya, Jakarta Barat, Jumat (20/11/2014).
Bentrokan tersebut merupakan satu bentuk pelanggaran berat karena menggunakan senjata api di luar fungsinya. Para anggota yang bertikai juga tidak menuruti perintah pimpinan untuk menahan diri.
"Padahal insubordinasi atau konflik dengan menggunkan senjata api, dan mobilisasi pasukan sebenarnya adalah sebuah pelanggran yang cukup serius, di masing-masing institusi," tuturnya.
Bentrokan antara kesatuan TNI dan Brimob Polda Batam merupakan kali kedua terjadi. Sebelumnya, bentrokan terjadi pada september lalu dengan kesatuan sama.
"Kalau ingin menghentikan persoalan yang terulang harus memberikan sesuatu yang memberikan efek jera, efek jera itu yang sanksi hukum yang cukup tegas," tandas Mufti.
medcom.id, Jakarta: Bentrok antara kesatuan TNI dan Brimob Polda Batam ditenggarai masalah sepele. Diyakini bentrokan bermula dari persoalan antar oknum yang meluas hingga melibatkan antar satuan.
"Kita selalu melihat persoalan konflik ini semata-mata hanya persoalan sepele, individu atau oknum karena satu persoalan," jelas Pengamat Militer, Mufti Makarim pada acara
Prime Timenews MetroTv, Kedoya, Jakarta Barat, Jumat (20/11/2014).
Bentrokan tersebut merupakan satu bentuk pelanggaran berat karena menggunakan senjata api di luar fungsinya. Para anggota yang bertikai juga tidak menuruti perintah pimpinan untuk menahan diri.
"Padahal insubordinasi atau konflik dengan menggunkan senjata api, dan mobilisasi pasukan sebenarnya adalah sebuah pelanggran yang cukup serius, di masing-masing institusi," tuturnya.
Bentrokan antara kesatuan TNI dan Brimob Polda Batam merupakan kali kedua terjadi. Sebelumnya, bentrokan terjadi pada september lalu dengan kesatuan sama.
"Kalau ingin menghentikan persoalan yang terulang harus memberikan sesuatu yang memberikan efek jera, efek jera itu yang sanksi hukum yang cukup tegas," tandas Mufti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)