Petugas Tim Balai Arkeologi Yogyakarta saat menggali situs Candi Hindu di Desa Losari, Kecamatan Salam, Magelang, pada 2007.(Antara/Hari Atmoko)
Petugas Tim Balai Arkeologi Yogyakarta saat menggali situs Candi Hindu di Desa Losari, Kecamatan Salam, Magelang, pada 2007.(Antara/Hari Atmoko)

​Berada di antara Tiga Sumber Air, Candi Losari Terendam

Tosiani • 01 Maret 2015 13:30
medcom.id, Magelang: Sebuah candi peninggalan Hindu sekitar abad VIII-lX Masehi di Dusun Losari, Desa Salam, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, berada di antara tiga sumber air. Karenanya candi itu
terendam air setinggi dua hingga tiga meter sejak sekitar setahun terakhir ini.
 
Candi yang dikenal dengan sebutan Candi Losari ini terletak di tengah kebun salak milik seorang warga bernama Badri sejak ditemukan. Candi ini ditemukan pada tahun 2004 dalam kondisi terpendam material endapan lahar
Gunung Merapi.
 
Saat ini posisinya 4,5 meter di bawah areal di sekitarnya. Candi Losari terdiri dari sebuah candi induk dengan luas 4,5x4,5 meter persegi. Candi induk dikelilingi oleh tiga candi perwara yang masing-masing luasnya
2,58x2,58 meter persegi.

Di dalam bilik candi terdapat relung yang diduga merupakan ruang untuk menempatkan arca. Sebelumnya di sekitar lokasi candi ditemukan lebih dari 10 buah arca. Saat ini arca-arca tersebut disimpan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB).
 
Saat ini lokasi temuan candi itu masih tergenang air setinggi sekitar tiga meter. Tingginya genangan air membuat batu-batu candi seperti berada di tengah kolam. Sebagian batuan candi yang terendam atau terkena air terlihat
berwarna lebih hitam dan berlumut.
 
Juru Pelihara Candi Losari, Surahman,60, menerangkan air mulai muncul saat BPCB menggali tanah sedalam 4,5 meter untuk mencari dasar candi, pada Oktober 2013 silam.
 
"Banyaknya air yang keluar cukup merepotkan dan menghambat proses penggalian. Pihak ketiga yang melakukan penggalian, terpaksa mengerahkan empat mesin disel untuk menyedot air waktu itu," ujar dia, Minggu (1/3/2015).
 
Menurut Surahman, air dari tiga sumber itu selalu keluar menggenangi candi. Air hanya surut jika memasuki puncak musim kemarau.
 
Saat ini pihak BPCB berencana membuat saluran air, sehingga air dari sumber bisa dialihkan untuk mengaliri lahan pertanian di sekitarnya.
 
Dusun Losari, menurut Halimah,27, memang memiliki banyak sumber air. Bahkan jika ingin membuat sumur, warga hanya cukup menggali sedalam tiga hingga empat meter.
 
Padahal, katanya, sewaktu baru ditemukan oleh ayahnya, Badri, menurut Halimah, belum tampak sumber air di sekitar candi. Baru setelah dilakukan beberapa kali penggalian oleh Badan Arkeologi Yogyakarta pada tahun 2007,
air dari sumber air dalam tanah mulai merembes keluar. 
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ADF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan