Bupati Natuna bersama forkompimda saat meninjau akses jalan di Desa Pangkalan, Serasan, Natuna, Kepri, Kamis, 16 Maret 2023. Antara/HO-Basarnas Natuna
Bupati Natuna bersama forkompimda saat meninjau akses jalan di Desa Pangkalan, Serasan, Natuna, Kepri, Kamis, 16 Maret 2023. Antara/HO-Basarnas Natuna

Populer Daerah: Akses Jalan di Pulau Serasan Mulai Terbuka hingga KKB Papua

Nur Azizah • 17 Maret 2023 08:52
Natuna: Jalan poros menghubungkan Kecamatan Serasan dan Serasan Timur mulai dapat digunakan setelah dilakukan pembersihan material longsor oleh Satgas Tanggap Bencana Longsor Serasan dan Serasan Timur Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri).
 
"Melintas menggunakan kendaraan roda dua sudah bisa dilakukan," kata Bupati Natuna, Wan Siswandi, di Serasan, Kamis, 16 Maret 2023.
 
Baca: Jenazah Korban Longsor di Natuna Langsung Dikubur Secara Massal

Sebelumnya jalan yang menghubungkan dua kecamatan tersebut terputus di wilayah Desa Pangkalan akibat bencana tanah longsor dan tertutup selama 10 hari sejak terjadinya longsor di daerah itu.
 
"Selain jalan, listrik juga telah kembali bisa melayani warga Serasan Timur sejak sore kemarin," jelas Wan. Meskipun demikian pembersihan bahu jalan dengan menggunakan ekskavator terus dilakukan agar akses dari dan menuju pusat kecamatan bisa dilalui kendaraan roda empat atau mobil.
 
Sementara Kapolres Natuna, AKBP Nanang Budi Santosa, bersama Bupati Natuna, Dandim 0318, dan Kakansar, saat meninjau langsung pelaksanaan pembersihan jalan dari timbunan material longsor mengatakan bagi pengendara yang ingin melintas untuk berhati hati karena jalan tidak sepenuhnya bersih dari material lumpur.
 
Selain licin, tumpukan material yang berada di kiri dan kanan jalan masih berpotensi amblas ketika terjadi hujan. Selanjutnya ia juga mengatakan hingga hari ini Tim SAR Gabungan masih tetap melakukan pencarian korban yang belum ditemukan.
 
"Masih terus dilanjutkan oleh tim gabungan, sampai dengan hari ini korban yang ditemukan berjumlah 50 jenazah dan 4 masih belum ditemukan, pencarian 4 korban tetap dilanjutkan," kata Nanang.
 
Berita terkait longsor di Natuna menjadi berita paling banyak dibaca di Kanal Daerah Medcom.id. Berita lain yang juga banyak dibaca terkait banjir di Muara Enim.
 
Muara Enim: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan, memetakan 16 kecamatan di daerahnya sebagai rawan banjir saat musim hujan.
 
"Ada 16 kecamatan di Kabupaten Muara Enim dipetakan rawan terjadi bencana banjir," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Muara Enim, Hasbi Rizal, di Muara Enim, Kamis, 16 Maret 2023.
 
Baca: 3 Desa di Luwu Utara Terendam Banjir

Dia mengatakan 16 kecamatan itu meliputi Lawang Kidul, Muaraenim, Ujan Mas, Benakat, Gumeg, Belimbing, dan Kecamatan EPD. Kemudian Kecamatan Rambang, Lubai, Lubai Ulu, Lembak, Sungai Rotan, Gelumbang, Belida Darat, Kelekar, dan Panang Enim.
 
Daerah-daerah ini dipetakan sebagai daerah rawan banjir karena berada di dataran rendah dan dekat dengan daerah aliran sungai (DAS). Seperti bencana banjir yang terjadi di Desa Lubuk Nipis, Kecamatan Panang Enim pada Kamis, 9 Maret 2023 masih menyisakan trauma bagi masyarakat di daerah itu.
 
Meskipun tidak ada korban jiwa, kata dia, 70 rumah warga terdampak bencana dan merusak sejumlah fasilitas umum, termasuk lahan pertanian masyarakat nyaris gagal panen akibat banjir.
 
Terkait hal itu, ia meminta kepada masyarakat khususnya di daerah rawan bencana agar meningkatkan kewaspadaan menghadapi bencana alam yang dapat terjadi kapan saja agar tidak menimbulkan korban jiwa.
 
BPBD Muara Enim telah menginstruksikan relawan di setiap kecamatan agar siaga selama 24 jam mengingat saat ini memasuki puncak musim hujan yang diprediksi terjadi pada akhir Maret 2023.
 
Pihaknya juga sudah mendirikan posko dan membentuk satgas darurat penanggulangan bencana alam agar banjir dapat ditanggulangi sedini mungkin.
 
"Termasuk peralatan penanggulangan bencana seperti perahu karet dan lainnya sudah disiapkan guna menanggulangi banjir sedini mungkin agar tidak menimbulkan korban jiwa," jelasnya.
 
Berita lainnya yang turut menarik perhatian pembaca terkait surat KKB Papua.

Jakarta: Surat bertuliskan tangan yang diduga berasal dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua kini tengah menjadi perbincangan. 
 
Berikut ini fakta-fakta surat dari KKB Papua:

1. Dititipkan ke pilot Susi Air


Surat tersebut dititipkan ke pilot Susi Air berinisial LR yang mendarat di Jila dari Timika. Dihimpun dari berbagai sumber, LR didatangi oleh sekelompok orang yang kemudian memberikan sebuah surat kepadanya. 

2. Meminta kemerdekaan


Meski terkesan ditulis seadanya dengan kalimat yang belum tersusun rapi, namun narasi yang ingin disampaikan piahk KKB sangat jelas kalau mereka menginginkan kemerdekaan mereka diproses dan diakui oleh dunia. 

3. Penyanderaan pilot Susi Air adalah tugas dari pimpinan


Dalam surat tersebut, pihak KKB juga mengutarakan alasan mereka menyandero pilot Susi Air beberapa waktu lalu. Hal itu merupakan tugas dari pimpinan mereka sebagai upaya mendapatkan kemerdekaan.
 
"Oleh karena itu tentang pilot yang disandera oleh tuan Igianus Kagoya itu adalah tugas untuk diminta kepada seluruh dunia internasional-nasional diproses tentang pengakuan/kemerdekaan Bangsa West Papua Barat," bunyi paragraf awal surat KKB tersebut. Fakta-fakta Surat dari KKB Papua, Singung Jokowi hingga Paus di Roma

4. Singgung Jokowi hingga Paus di Roma


Menariknya lagi, surat dengan amplop putih juga menyinggung beberapa tokoh mulai tokoh gereja, Paus di Roma, hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 
 
"Dengan toko-toko (tokoh-tokoh) gereja sedunia sampai Paus di Roma. Tembusan di sentral PBB," demikian potongan isi surat tersebut.   
 
Tak hanya itu, pesan untuk presiden Jokowi tersemat dalam surat itu. 
 
"Kepada pemerintah Indonesia khususnya Presiden (Joko Widodo) segerah buka mulut, dan ikuti undangan-undangan 1945 dinyatakan bahwa (hak ialah segala bangsa) itu segerah ikuti dan kembalikan pengakuannya kepada bangsa Papua Barat," tulis KKB.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan