Tangerang: Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, mengaku prihatin dengan maraknya fenomena remaja yang mengadang truk dan berujung maut di Kota Tangerang. Menurut Arist kejadian tersebut bermuara dengan salahnya pola asuhan dari masing-masing orangtua.
"Orangtua yang seharusnya garda terdepan untuk menghentikan ini. Enggak bisa yang lain, kita, saya sekalipun Komnas PA, itu tidak bisa. Karena itu, peran dari keluarga itu cukup. Pola pengasuhannya harus jelas," kata Arist Merdeka Sirait di Tangerang, Jumat, 10 Juni 2022.
Baca: Polisi Buru Sopir Penabrak Remaja yang Bikin Konten Adang Truk di Bandung
Arist menjelaskan para remaja melakukan aksi tersebut lantaran ingin mendapatkan perhatian dari keluarga atau lingkungan tempat tinggalnya. Sehingga mencari kesibukan dengan membuat konten-konten berbahaya.
"Dan akhirnya bikin situasi itu seperti konten. Itu dapat mencelakai dirinya sendiri. Situasi (buat konten) dengan menabrakkan diri demi konten, tidak dibenarkan. Orangtua harusnya bisa menjadi garda terdepan untuk mencegah itu," jelasnya.
Arist menuturkan kepada orangtua untuk lebih memperhatikan anak-anaknya dengan menciptakan suasana di rumah seperti layaknya tempat berekspresi. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya aksi-aksi yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
"Kalau dari rumah itu sudah baik, keluar juga baik. Didikan orangtua kalau sudah baik, keluar itu baik. Itu artinya apa, situasi anak dalam kondisi apapun itu tanggung jawab orangtua. Keluarga garda terdepan melindungi anak-anak," ungkapnya.
Selain itu Arist menambahkan peran masyarakat pun turut untuk membuat perlindungan anak berbasis keluarga dan kampung. "Artinya keterlibatan kita jangan sampai masyarakat ikut membiarkan pelanggaran terhadap anak hanya karena tidak mau dituduh intervensi kepada keluarga," ujarnya.
Tangerang: Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, mengaku prihatin dengan maraknya fenomena remaja yang mengadang
truk dan berujung maut di Kota Tangerang. Menurut Arist kejadian tersebut bermuara dengan salahnya pola asuhan dari masing-masing orangtua.
"Orangtua yang seharusnya garda terdepan untuk menghentikan ini. Enggak bisa yang lain, kita, saya sekalipun Komnas PA, itu tidak bisa. Karena itu, peran dari keluarga itu cukup. Pola pengasuhannya harus jelas," kata Arist Merdeka Sirait di Tangerang, Jumat, 10 Juni 2022.
Baca:
Polisi Buru Sopir Penabrak Remaja yang Bikin Konten Adang Truk di Bandung
Arist menjelaskan para remaja melakukan aksi tersebut lantaran ingin mendapatkan perhatian dari keluarga atau lingkungan tempat tinggalnya. Sehingga mencari kesibukan dengan membuat konten-konten berbahaya.
"Dan akhirnya bikin situasi itu seperti konten. Itu dapat mencelakai dirinya sendiri. Situasi (buat konten) dengan menabrakkan diri demi konten, tidak dibenarkan. Orangtua harusnya bisa menjadi garda terdepan untuk mencegah itu," jelasnya.
Arist menuturkan kepada orangtua untuk lebih memperhatikan anak-anaknya dengan menciptakan suasana di rumah seperti layaknya tempat berekspresi. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya aksi-aksi yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
"Kalau dari rumah itu sudah baik, keluar juga baik. Didikan orangtua kalau sudah baik, keluar itu baik. Itu artinya apa, situasi anak dalam kondisi apapun itu tanggung jawab orangtua. Keluarga garda terdepan melindungi anak-anak," ungkapnya.
Selain itu Arist menambahkan peran masyarakat pun turut untuk membuat perlindungan anak berbasis keluarga dan kampung. "Artinya keterlibatan kita jangan sampai masyarakat ikut membiarkan pelanggaran terhadap anak hanya karena tidak mau dituduh intervensi kepada keluarga," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)