Ilustrasi. Foto: Antara/Gema Setara
Ilustrasi. Foto: Antara/Gema Setara

Polisi Kecele Pemuda Pengangguran Pembawa Power Bank

Rudi Kurniawansyah • 15 Januari 2016 19:42
medcom.id, Pekanbaru: Status Siaga 1 nasional usai rentetan bom dan baku tembak di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, dinilai terlalu ditanggapi berlebihan aparat keamanan di Pekanbaru, Riau.
 
Warga heran, ketika netizen di media sosial menyuarakan tagar #kamitidaktakut, aparat keamanan di Kota Bertuah justru terlalu paranoid. Ini terlihat saat polisi menangkap pemuda yang membawa tas ransel sekitar pukul 10.30 WIB, Jumat, 15 Januari.
 
Pemuda itu ditangkap di bawah jembatan layang tak jauh dari pos polisi lalu lintas persimpangan Jalan Sudirman dan Jalan Tuanku Tambusai. Belakangan, pemuda pengangguran yang kemudian diketahui bernama Boy Hutagalung, 28, asal Pematang Siantar, itu rupanya sedang berteduh di pojok bawah jembatan. 

Namun, polisi yang telah mengintai dari pos merasa curiga dengan gerak-gerik pemuda tersebut. Boy dibekuk puluhan personel polisi dan Brimob bersenjata lengkap. Disusul merapat mobil penjinak bom yang mengangkut tim gegana lengkap dengan pakaian anti bom. Boy dicurigai membawa bom di dalam ranselnya.
 
Wilayah persimpangan Jalan Sudirman dan Jalan Tuanku Tambusai serta jembatan layang ditutup sementara pada saat penyergapan itu. Upaya sterilisasi itu menghebohkan warga. Kemacetan panjang pun tak terhindari di sepanjang Jalan Sudirman yang merupakan jalan raya protokol di Pekanbaru.
 
"Setelah kita evakuasi dan diperiksa ternyata isi tas tidak ditemukan (bom). Tas berisi pakaian, alat tulis, dan power bank," kata Wakapolresta Pekanbaru Ajun Komisaris Besar (AKB) Sugeng Putut Wicaksono di Pekanbaru.
 
Sugeng mengatakan Boy diringkus karena pemuda kelahiran Pematang Siantar, 6 Januari 1988, itu sudah seharian berada di bawah jembatan. Boy merupakan warga asal Jalan Dalil Tani Nomor 166 Pematang Siantar, Sumatera Utara.
 
"Dia tiba di Pekanbaru tanggal 14 Desember 2015 sekira pukul 05.00 WIB menggunakan bus PMH. Rencananya pelaku hendak merantau dan mencari pekerjaan di Pekanbaru. Dulunya sempat bekerja sebagai penjaga warung internet (warnet) di Pematang Siantar," kata Putut. HIngga saat ini Boy masih diperiksa polisi untuk mengorek informasi lebih lanjut.
 
Aksi aparat keamanan yang menjaga Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru juga dinilai berlebihan. Sejumlah personil TNI AU memeriksa setiap kendaraan yang hendak masuk ke bandara. Pemeriksaan tak hanya menggunakan detektor metal, tapi juga membongkar karpet mobil.
 
"Ini sudah lebay terlalu berlebihan. Sudah terjebak macet di jembatan layang karena isu bom, kini di bandara diperiksa lagi seperti teroris. Kami benar-benar tidak nyaman," ujar Andre, warga yang hendak ke Bandara SSK II.
 
Rini, warga lainnya, merasa heran. Padahal dia baru kembali dari Jakarta yang kondisinya relatif biasa. "Saya baru saja pulang dari Cengkareng. Tidak ada pemeriksaan seperti ini di sana. Aneh aparat Pekanbaru ini, bukannya bikin aman malah tambah buat warga mencekam," kata dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan