medcom.id, Serang: Ratusan orang dari Kampung Cimiung Desa Beberan Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang Banten berunjuk rasa di depan PT Shiva Sakti Steel Kabupaten Serang, Kamis 7 Januari. Mereka menolak pabrik peleburan besi itu beroperasi lagi lantaran dinilai mencemarkan udara.
Asep, seorang pengunjuk rasa mengatakan, wilayah sekitar tercemar limbah pabrik sejak PT Shiva Sakti Steel beroperasi dalam satu tahun terakhir. Asap yang berasal dari pembakaran batu bara saat meleburkan besi mencemarkan udara sekitar pabrik.
"Daerah sini diselimuti kabut asap hitam setiap perusahaan beroperasi. Ini sangat mengganggu kami. Kondisinya seperti kabut asap di daerah Kalimantan," kata Asep saat berunjuk rasa, di depan PT Shiva Sakti Steel, Kabupaten Serang, Banten, Kamis (7/1/2016).
Untuk itu, warga meminta pihak perusahaan menghentikan produksi baja itu. Warga juga mendesak Pemerintah Kabupaten Serang meninjau langsung pabrik dan lingkungan sekitarnya.
"Perusahaan harus tutup. Pemerintah juga harusnya mengkaji lagi dan menanyakan izinnya. Diduga perusahaan tidak mengantongi izin Amdal (analisis dampak lingkungan) dan pengelolaan limbah," kata dia.
Sementara itu, perwakilan PT Shiva Sakti Steel Raja membantah perusahaan tidak mengantongi izin. Raja juga membantah pabriknya sudah mencemari lingkungan sekitar.
(Foto: Perwakilan PT Shiva Sakti Steel, Raja/MTVN_Batur Parisi)
"Asap ini bukan cuma dari perusahaan kami saja, tapi juga dari perusahaan yang ada di daerah sini. Saya rasa tuntutan ini tidak benar," kata Raja.
medcom.id, Serang: Ratusan orang dari Kampung Cimiung Desa Beberan Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang Banten berunjuk rasa di depan PT Shiva Sakti Steel Kabupaten Serang, Kamis 7 Januari. Mereka menolak pabrik peleburan besi itu beroperasi lagi lantaran dinilai mencemarkan udara.
Asep, seorang pengunjuk rasa mengatakan, wilayah sekitar tercemar limbah pabrik sejak PT Shiva Sakti Steel beroperasi dalam satu tahun terakhir. Asap yang berasal dari pembakaran batu bara saat meleburkan besi mencemarkan udara sekitar pabrik.
"Daerah sini diselimuti kabut asap hitam setiap perusahaan beroperasi. Ini sangat mengganggu kami. Kondisinya seperti kabut asap di daerah Kalimantan," kata Asep saat berunjuk rasa, di depan PT Shiva Sakti Steel, Kabupaten Serang, Banten, Kamis (7/1/2016).
Untuk itu, warga meminta pihak perusahaan menghentikan produksi baja itu. Warga juga mendesak Pemerintah Kabupaten Serang meninjau langsung pabrik dan lingkungan sekitarnya.
"Perusahaan harus tutup. Pemerintah juga harusnya mengkaji lagi dan menanyakan izinnya. Diduga perusahaan tidak mengantongi izin Amdal (analisis dampak lingkungan) dan pengelolaan limbah," kata dia.
Sementara itu, perwakilan PT Shiva Sakti Steel Raja membantah perusahaan tidak mengantongi izin. Raja juga membantah pabriknya sudah mencemari lingkungan sekitar.
(Foto: Perwakilan PT Shiva Sakti Steel, Raja/MTVN_Batur Parisi)
"Asap ini bukan cuma dari perusahaan kami saja, tapi juga dari perusahaan yang ada di daerah sini. Saya rasa tuntutan ini tidak benar," kata Raja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TTD)