Surabaya: Sekelompok orang yang menyatakan sebagai perwakilan masyarakat Madura memprotes kebijakan Pemerintah Kota Surabaya terkait penyekatan Suramadu. Mereka yang tergabung dalam Gerakan Selamatkan Jawa Timur (Gas Jawa Timur) menilai kebijakan penyekatan Suramadu adalah tindakan diskriminatif.
Terlebih penyekatan Suramadu hanya dilakukan sisi Surabaya atau warga Madura yang akan ke Surabaya.
"Pada intinya yang terutama adalah diskriminasi kebijakan. Hal ini dilakukan supaya adanya keseimbangan antara masyarakat Kabupaten Bangkalan dan Kota Surabaya tidak ada diskriminasi. Namun, masyarakat Madura menilai ini sebuah diskriminasi," ungkap koordinator lapangan (Korlap) aksi Gas Jawa Timur Bob Hasan saat dialog terbuka di Kantor Humas Pemkot Surabaya, Kamis, 17 Juni 2021.
Menurut Bob, seharusnya Pemkot Surabaya juga melakukan penyekatan untuk Jalan Surabaya menuju Madura.
Merespons protes warga Madura, petugas gabungan dari Pemkot Surabaya dan Polrestabes Surabaya akhirnya melakukan penyekatan untuk kedua arah. Yakni dari sisi Surabaya menuju Madura atau warga dari arah Surabaya menuju Madura pun disekat.
Semua pengguna Jalan Suramadu, Surabaya arah Madura merasa kaget dengan adanya kewajiban untuk menunjukkan hasil tes swab antigen dari rumah sakit, klinik ataupun Puskesmas.
"Semua warga yang menuju Madura melalui jembatan Suramadu kita hentikan. Kita tanya apakah mereka sudah mempunyai hasil tes swab antigen. Namun jika belum mereka akan kita hentikan dan kami bawa ke posko untuk melakukan tes," ucap Kasitipol Polrestabes Surabaya Kompol Agus Lukito.
Penyekatan ini dikawal ketat oleh TNI dan Polri. Hingga saat ini ratusan pengguna Jalan Suramadu baik dari arah Surabaya menuju Madura maupun sebaliknya distop untuk dites antigen. Namun, belum ada yang terkonfirmasi positif covid-19. (Nabila Safarina)
Surabaya: Sekelompok orang yang menyatakan sebagai perwakilan masyarakat Madura memprotes kebijakan Pemerintah Kota Surabaya terkait penyekatan Suramadu. Mereka yang tergabung dalam Gerakan Selamatkan Jawa Timur (Gas Jawa Timur) menilai kebijakan penyekatan Suramadu adalah tindakan diskriminatif.
Terlebih penyekatan Suramadu hanya dilakukan sisi Surabaya atau warga Madura yang akan ke Surabaya.
"Pada intinya yang terutama adalah diskriminasi kebijakan. Hal ini dilakukan supaya adanya keseimbangan antara masyarakat Kabupaten Bangkalan dan Kota Surabaya tidak ada diskriminasi. Namun, masyarakat Madura menilai ini sebuah diskriminasi," ungkap koordinator lapangan (Korlap) aksi Gas Jawa Timur Bob Hasan saat dialog terbuka di Kantor Humas Pemkot Surabaya, Kamis, 17 Juni 2021.
Menurut Bob, seharusnya Pemkot Surabaya juga melakukan penyekatan untuk Jalan Surabaya menuju Madura.
Merespons protes warga Madura, petugas gabungan dari Pemkot Surabaya dan Polrestabes Surabaya akhirnya melakukan penyekatan untuk kedua arah. Yakni dari sisi Surabaya menuju Madura atau warga dari arah Surabaya menuju Madura pun disekat.
Semua pengguna Jalan Suramadu, Surabaya arah Madura merasa kaget dengan adanya kewajiban untuk menunjukkan hasil tes swab antigen dari rumah sakit, klinik ataupun Puskesmas.
"Semua warga yang menuju Madura melalui jembatan Suramadu kita hentikan. Kita tanya apakah mereka sudah mempunyai hasil tes swab antigen. Namun jika belum mereka akan kita hentikan dan kami bawa ke posko untuk melakukan tes," ucap Kasitipol Polrestabes Surabaya Kompol Agus Lukito.
Penyekatan ini dikawal ketat oleh TNI dan Polri. Hingga saat ini ratusan pengguna Jalan Suramadu baik dari arah Surabaya menuju Madura maupun sebaliknya distop untuk dites antigen. Namun, belum ada yang terkonfirmasi positif covid-19.
(Nabila Safarina) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MBM)