Jakarta: Nasib malang dialami oleh bocah perempuan kelas 2 SD berinisial AS, 8, Ia diketahui tewas tersambar kereta api KA 62 Seberani jurusan Jakarta-Surabaya saat pulang sekolah pada Kamis, 3 Agustus 2023 di Kecamatan Klari, Karawang sekitar pukul 11.00 WIB.
Kapolsek Klari Kompol Hidayat SH memaparkan, dari hasil keterangan para saksi, saat itu korban bersama dengan ibunya hendak pulang dari sekolah menuju rumahnya di Desa Cibalongsari, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang.
Pada saat yang bersamaan saat hendak menyebrang, korban disebut nengok ke kanan arah kereta itu meluncur, dan sang ibu nengok ke arah kiri, arah kereta datang, sang anak masih jalan kaki mendekat ke rel, kemudian sang ibu lantas mengejar dan menarik lengan anaknya.
“Pada saat itu ada kereta, cuma si anak nengoknya ke kanan dan ibunya nengok ke kiri jadi tahu bahwa ada kereta, makanya si anak berusaha ditarik tangannya sama ibunya supaya tidak tertabrak atau tersambar kereta,” kata Kompol Hidayat
Baca juga: Perlintasan KA Tak Berpalang Penyebab Kecelakaan Maut di Jombang Resmi Ditutup
Namun malang, sang anak tak terselamatkan meski sang ibu berusaha menyelamatkan karena kereta api melintas begitu cepat. Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka yang cukup parah dibagian kepala sehingga korban langsung meninggal di lokasi kejadian.
Diketahui sebelumnya, keseharian korban baik berangkat maupun pulang memang sering menyeberang rel kereta api yang tidak ada palang pintunya, jalan tersebut diketahui hanya bisa hanya bisa dilalui pejalan kaki.
Jakarta: Nasib malang dialami oleh bocah perempuan kelas 2 SD berinisial AS, 8, Ia diketahui tewas tersambar
kereta api KA 62 Seberani jurusan Jakarta-Surabaya saat pulang sekolah pada Kamis, 3 Agustus 2023 di Kecamatan Klari, Karawang sekitar pukul 11.00 WIB.
Kapolsek Klari Kompol Hidayat SH memaparkan, dari hasil keterangan para saksi, saat itu korban bersama dengan ibunya hendak pulang dari sekolah menuju rumahnya di Desa Cibalongsari, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang.
Pada saat yang bersamaan saat hendak menyebrang,
korban disebut nengok ke kanan arah kereta itu meluncur, dan sang ibu nengok ke arah kiri, arah kereta datang, sang anak masih jalan kaki mendekat ke rel, kemudian sang ibu lantas mengejar dan menarik lengan anaknya.
“Pada saat itu ada kereta, cuma si anak nengoknya ke kanan dan ibunya nengok ke kiri jadi tahu bahwa ada kereta, makanya si anak berusaha ditarik tangannya sama ibunya supaya tidak tertabrak atau tersambar kereta,” kata Kompol Hidayat
Namun malang, sang anak tak terselamatkan meski sang ibu berusaha menyelamatkan karena kereta api melintas begitu cepat. Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka yang cukup parah dibagian kepala sehingga korban langsung meninggal di lokasi kejadian.
Diketahui sebelumnya, keseharian korban baik berangkat maupun pulang memang sering menyeberang rel kereta api yang tidak ada palang pintunya, jalan tersebut diketahui hanya bisa hanya bisa dilalui pejalan kaki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)
