Lewoleba: Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) memastikan stok vaksin anti rabies (VAR) bagi pasien yang mendapatkan gigitan hewan penular rabies (HPR) masih tersedia di wilayah setempat.
"Ketersediaan VAR di Kabupaten Manggarai selalu ada. Terhitung sejak bulan Januari 2023 Manggarai memiliki 1.000 vial VAR dan sisa stok per tanggal 24 Mei 2023 sebanyak 392 vial," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, Bartolomeus Hermopan, ketika dihubungi Minggu, 28 Mei 2023.
Sejak bulan Januari hingga 30 April 2023, Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai mencatat adanya 483 kasus gigitan HPR yakni gigitan anjing dan kucing.
Bartolomeus menjelaskan dari 483 kasus itu ada dua kasus yang dinyatakan rabies berdasarkan diagnosa gejala klinis yang timbul dari korban.
Dia mengatakan para petugas selalu melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) pada kasus gigitan HPR.
Selain itu, Dinkes setempat juga mendistribusikan VAR ke puskesmas dan melayani pemberian VAR maupun serum anti rabies (SAR) kepada pasien yang mengalami gigitan. Tatalaksana penanganan pasien terkena gigitan rabies dilakukan sebagaimana penatalaksanaan gigitan HPR.
Dinkes mengimbau warga untuk segera membawa pasien yang mendapatkan gigitan anjing ke puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan sesegera mungkin. Hal itu dilakukan agar pasien bisa mendapatkan suntikan VAR dan atau SAR sesuai indikasi.
Sementara Sekretaris Komite Rabies Flores dan Lembata, Asep Purnama, mengatakan penanganan yang cepat dan tepat terhadap kasus gigitan HPR dapat menjadi salah satu langkah penanganan efektif pada kasus rabies.
Dokter spesialis penyakit dalam di RSUD dr T. C. Hillers Maumere itu meminta para tenaga kesehatan untuk tidak panik dengan kejadian gigitan HPR.
Apabila ada kasus gigitan, penanganan harus dilakukan sesegera mungkin agar virus rabies tidak mencapai otak.
Untuk kasus dengan risiko rendah, pasien dapat langsung diberikan vaksin anti rabies (VAR). Sedangkan untuk kasus dengan risiko tinggi, pasien harus diberikan VAR dengan serum antirabies (SAR).
"Jangan panik. Setelah digigit, cuci luka, langsung beri VAR atau SAR," ungkap Asep.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Lewoleba: Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (
NTT) memastikan stok vaksin anti
rabies (VAR) bagi pasien yang mendapatkan gigitan
hewan penular rabies (HPR) masih tersedia di wilayah setempat.
"Ketersediaan VAR di Kabupaten Manggarai selalu ada. Terhitung sejak bulan Januari 2023 Manggarai memiliki 1.000 vial VAR dan sisa stok per tanggal 24 Mei 2023 sebanyak 392 vial," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, Bartolomeus Hermopan, ketika dihubungi Minggu, 28 Mei 2023.
Sejak bulan Januari hingga 30 April 2023, Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai mencatat adanya 483 kasus gigitan HPR yakni gigitan anjing dan kucing.
Bartolomeus menjelaskan dari 483 kasus itu ada dua kasus yang dinyatakan rabies berdasarkan diagnosa gejala klinis yang timbul dari korban.
Dia mengatakan para petugas selalu melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) pada kasus gigitan HPR.
Selain itu, Dinkes setempat juga mendistribusikan VAR ke puskesmas dan melayani pemberian VAR maupun serum anti rabies (SAR) kepada pasien yang mengalami gigitan. Tatalaksana penanganan pasien terkena gigitan rabies dilakukan sebagaimana penatalaksanaan gigitan HPR.
Dinkes mengimbau warga untuk segera membawa pasien yang mendapatkan gigitan anjing ke puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan sesegera mungkin. Hal itu dilakukan agar pasien bisa mendapatkan suntikan VAR dan atau SAR sesuai indikasi.
Sementara Sekretaris Komite Rabies Flores dan Lembata, Asep Purnama, mengatakan penanganan yang cepat dan tepat terhadap kasus gigitan HPR dapat menjadi salah satu langkah penanganan efektif pada kasus rabies.
Dokter spesialis penyakit dalam di RSUD dr T. C. Hillers Maumere itu meminta para tenaga kesehatan untuk tidak panik dengan kejadian gigitan HPR.
Apabila ada kasus gigitan, penanganan harus dilakukan sesegera mungkin agar virus rabies tidak mencapai otak.
Untuk kasus dengan risiko rendah, pasien dapat langsung diberikan vaksin anti rabies (VAR). Sedangkan untuk kasus dengan risiko tinggi, pasien harus diberikan VAR dengan serum antirabies (SAR).
"Jangan panik. Setelah digigit, cuci luka, langsung beri VAR atau SAR," ungkap Asep.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)