Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta AKP Archye Nevadha (kiri) saat meminta penjelasan terduga penjual jasa sertifikat vaksin palsu saat konferensi pers di Mapolresta Yogyakarta, Rabu (22/2/2023) (ANTARA/Luqman Hakim)
Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta AKP Archye Nevadha (kiri) saat meminta penjelasan terduga penjual jasa sertifikat vaksin palsu saat konferensi pers di Mapolresta Yogyakarta, Rabu (22/2/2023) (ANTARA/Luqman Hakim)

Satgas Vaksinasi DIY Geram Banyak Pemalsuan Sertifikat Vaksin

Ahmad Mustaqim • 23 Februari 2023 13:05
Yogyakarta: Temuan terduga pelaku pemalsuan sertifikat vaksinasi covid-19 akan ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pasalnya, ada banyak kerugian jika ada petugas, termasuk petugas honorer, yang mengunggah bukti vaksinasi tanpa divaksin. 
 
"Kalau (pemalsuan terjadi di Yogyakarta) sia-sia yang kami lakukan dua tahunan ini," kata Ketua Satgas Percepatan Vaksinasi Covid-19 DIY, Sumadi, Kamis, 23 Februari 2023. 
 
Terduga pemalsu sertifikat vaksinasi tersebut asal Pontianak, Kalimantan Barat, ditangkap Polresta Yogyakarta. Terduga pelaku memiliki akses ke aplikasi Peduli Lindungi dan bisa memasukkan data bukti vaksinasi tanpa harus divaksin. 

Sumadi menyatakan kejadian di luar Yogyakarta menjadi pelajaran. Menurut dia, hal itu bisa saja terjadi di wilayahnya atau di daerah lain.
 
Baca juga: Penjual Sertifikat Palsu Vaksin Covid-19 di Yogyakarta Ditangkap

"Jika melakukan tindakan seperti itu tidak bisa dibenarkan. Artinya datanya (yang diunggah) tidak benar (karena orangnya belum disuntik vaksin)," kata Penjabat Wali Kota Yogyakarta. 
 
Sampai saat ini, Sumadi mengaku belum mendapat informasi bila ada tenaga kesehatan yang melakukan tembak data ke Peduli Lindungi. Ia meminta pelaksanaan vaksinasi dilakukan dengan benar dan jujur. 
 
"Ke depannya kami akan minta teman-teman di lapangan yang akan melakukan vaksinasi melakukan screening benar datanya. Jangan sampai ada yang tidak benar. Perilaku masyarakat masih ada yang seperti itu (memalsukan data)," ujarnya. 
 
Sumadi meyakini tidak ada tenaga kesehatan yang melakukan tindakan pemalsuan data. Bila ada indikasi, ia meminta aparat segera mengusut. 
 
"Kalau terbukti ada nanti ada sanksinya. Kalau ada datanya siapa, akan diselidiki, akan dilaporkan ke unit atasannya diperiksa supaya tidak terjadi pengulangan," ungkapnya. 
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan