Malang: Angka kesembuhan pasien covid-19 di Kota Malang, Jawa Timur, menurun dalam beberapa pekan terakhir. Tercatat, saat ini angka kesembuhan di angka 82 persen, dari sebelumnya 89,5 persen.
"Kesembuhan kita terakhir turun karena auto rilisnya NAR (new all record) semakin banyak. Jadi kita masih di bawah 82 persen. Kalau angka kematian kita berada di 7,8 persen, turun dari yang sebelumnya 10,1 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Jawa Timur, Husnul Muarif, Jumat 23 Juli 2021.
Husnul meminta warga yang melakukan swab PCR mandiri melaporkan hasilnya ke puskesmas di wilayahnya masing-masing. Sehingga, pihak Dinkes Kota Malang dapat melakukan pemantauan apabila warga menjalani isolasi mandiri (isoman).
"Kalau warga sudah mendapatkan hasil pemeriksaan mandiri, hasilnya positif, baik antigen maupun PCR, yang pertama harus memberi tahu kepada puskesmas wilayah. Sehingga nanti wilayah ini yang akan melakulan pemantauan sehari-hari," ungkapnya.
Pemantauan kepada warga yang menjalani isoman dilakukan baik secara daring, maupun sesekali berkunjung ke rumah pasien. Pemantauan tersebut mulai dari pemantauan klinis hingga obat-obatan.
Baca: Viral Ruang Isolasi Pasien Covid-19 di RSUD Pacitan Tak Dijaga Nakes
"Sehingga perjalanan klinisnya kita ketahui. Oh ini tetap isoman di rumah atau waktunya untuk dirujuk ke rumah sakit. Sehingga ini mengurangi kasus-kasus yang terlambat untuk dilakukan rujukan," bebernya.
Sementara itu, jumlah kasus kematian pasien covid-19 yang selama ini dilaporkan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang adalah pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit. Sehingga pasien tersebut sudah terdata sebelumnya.
"Jadi kasus kematian yang terlaporkan, dengan kasus kematian yang ada di masyarakat, itu beda. Yang terlaporkan ini kasus kematian dalam perawatan yang ada di rumah sakit. Mereka yang dirawat dengan konfirmasi baik PCR maupun antigen, dirawat di rumah sakit. Ada daftarnya di kita, sehingga yang kita rilis asalah kasus meninggal dalam perawatan," jelasnya.
Sedangkan, bila pasien isoman tanpa pantauan dari Dinkes Kota Malang dan puskesmas wilayah, maka tidak akan tercatat dalam data pasien covid-19. Sehingga bila pasien tersebut meninggal, tidak dilaporkan sebagai pasien covid-19.
"Sehingga kalau pun dia ada kasus meninggal, tetap kita catat, tapi daftar nama ini belum masuk di dalam NAR (new all record) nya itu. Kota tidak bisa merilis yang sebelumnya tidak ada di daftar," tegasnya.
Malang: Angka kesembuhan pasien
covid-19 di Kota Malang, Jawa Timur, menurun dalam beberapa pekan terakhir. Tercatat, saat ini angka kesembuhan di angka 82 persen, dari sebelumnya 89,5 persen.
"Kesembuhan kita terakhir turun karena auto rilisnya NAR (new all record) semakin banyak. Jadi kita masih di bawah 82 persen. Kalau angka kematian kita berada di 7,8 persen, turun dari yang sebelumnya 10,1 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Jawa Timur, Husnul Muarif, Jumat 23 Juli 2021.
Husnul meminta warga yang melakukan swab PCR mandiri melaporkan hasilnya ke puskesmas di wilayahnya masing-masing. Sehingga, pihak Dinkes Kota Malang dapat melakukan pemantauan apabila warga menjalani isolasi mandiri (isoman).
"Kalau warga sudah mendapatkan hasil pemeriksaan mandiri, hasilnya positif, baik antigen maupun PCR, yang pertama harus memberi tahu kepada puskesmas wilayah. Sehingga nanti wilayah ini yang akan melakulan pemantauan sehari-hari," ungkapnya.
Pemantauan kepada warga yang menjalani isoman dilakukan baik secara daring, maupun sesekali berkunjung ke rumah pasien. Pemantauan tersebut mulai dari pemantauan klinis hingga obat-obatan.
Baca: Viral Ruang Isolasi Pasien Covid-19 di RSUD Pacitan Tak Dijaga Nakes
"Sehingga perjalanan klinisnya kita ketahui. Oh ini tetap isoman di rumah atau waktunya untuk dirujuk ke rumah sakit. Sehingga ini mengurangi kasus-kasus yang terlambat untuk dilakukan rujukan," bebernya.
Sementara itu, jumlah kasus kematian pasien covid-19 yang selama ini dilaporkan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang adalah pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit. Sehingga pasien tersebut sudah terdata sebelumnya.
"Jadi kasus kematian yang terlaporkan, dengan kasus kematian yang ada di masyarakat, itu beda. Yang terlaporkan ini kasus kematian dalam perawatan yang ada di rumah sakit. Mereka yang dirawat dengan konfirmasi baik PCR maupun antigen, dirawat di rumah sakit. Ada daftarnya di kita, sehingga yang kita rilis asalah kasus meninggal dalam perawatan," jelasnya.
Sedangkan, bila pasien isoman tanpa pantauan dari Dinkes Kota Malang dan puskesmas wilayah, maka tidak akan tercatat dalam data pasien covid-19. Sehingga bila pasien tersebut meninggal, tidak dilaporkan sebagai pasien covid-19.
"Sehingga kalau pun dia ada kasus meninggal, tetap kita catat, tapi daftar nama ini belum masuk di dalam NAR (new all record) nya itu. Kota tidak bisa merilis yang sebelumnya tidak ada di daftar," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)