Gunung Semeru mengeluarkan awan panas.
Gunung Semeru mengeluarkan awan panas.

Gunung Semeru Alami 27 Kali Gempa Letusan dalam Sehari

Antara • 10 Maret 2022 16:28
Lumajang: Aktivitas Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, masih didominasi letusan. Status gunung pun masih Level III atau Siaga.
 
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, Liswanto, mengatakan pada periode pukul 00.00-24.00 WIB, Rabu, 9 Maret 2022, tercatat 27 kali gempa letusan dengan amplitudo 10-22 MM. Durasi gempa 35-150 detik.
 
"Terjadi satu kali gempa guguran dengan amplitudo 3 MM dan lama gempa 35 detik, kemudian 15 kali gempa embusan dengan amplitudo 2-9 MM, dengan durasi 15-67 detik, dan satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 30 MM," kata Liswanto, Kamis, 10 Maret 2022.

Aktivitas gempa letusan gunung tertinggi di Pulau Jawa itu juga terekam dalam seismograf pada periode 00.00-06.00 WIB, Kamis, 10 Maret 2022, sebanyak 13 kali letusan. Amplitudo gempa 10-23 MM dan lama gempa 70-132 detik.
 
Dalam pengamatan petugas juga tercatat satu kali gempa guguran dengan amplitudo 7 MM dan lama gempa 50 detik. Kemudian dua kali gempa embusan dengan amplitudo 4-8 MM dan tiga kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 20-27 MM.
 
"Letusan juga terjadi pada pengamatan enam jam kemudian pada pukul 16.00-12.00 WIB, yakni sebanyak enam kali dengan amplitudo 14-22 MM dan satu kali gempa embusan dan satu kali gempa tektonik jauh," ujar dia.
 
Sebelumnya, Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM Nia Khaerani membenarkan letusan terjadi hampir setiap hari di Gunung Semeru.
 
Baca:  Infrastruktur Mulai Dibangun di Tempat Relokasi Terdampak Erupsi Semeru
 
"Setiap hari terjadi letusan di Gunung Semeru dan status gunung tersebut pada Level III atau Siaga," tuturnya.
 
PVMBG merekomendasikan agar warga tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer (km) dari puncak (pusat letusan). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
 
"Warga juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," ucapnya.
 
Masyarakat diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Utamanya, di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan