Tangerang: Sungguh ironis, masih banyak anak mengidap gizi buruk di hari Gizi Nasional yang jatuh 25 Januari 2018. Tak hanya melanda Agats, Kabupaten Asmat, Papua, di daerah tak jauh dari Ibu Kota pun masih ada anak mengidap gizi buruk.
Mahesa, bocah berusia 13 tahun dari pasangan Resi, 40, dan Pudin, 42, didiagnosa gizi buruk sejak lahir. Gadis cilik yang tinggal di Desa Kronjo, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, hanya memiliki berat badan 20 kilogram dan mengalami gangguan pita suara.
"Dari kecil sudah begini (gizi buruk), tapi waktu umur beberapa bulan sudah dibawa ke Puskesmas Kronjo karena tidak ada perkembangan, tidak kami bawa lagi," kata Resi saat ditemui di rumahnya yang berukuruan 5x7 meter, Sabtu, 27 Januari 2018.
Di dalam rumah berdinding bambu, Resi bercerita kondisi ekonomi mereka yang menambah derita sang buah hati. Betapa tidak, sang ayah yang berkerja sebagai nelayan ini pasang surut dalam menghidupi keluarga mereka.
Resi bersama buah hatinya, Mahesa, 13, yang mengidap gizi buruk sejak lahir. Foto: Medcom.id/Hendrik Simorangkir
Terlebih lagi, pemerintah setempat tidak kunjung memberikan bantuan.
"Kami ini warga Kabupaten Tangerang tapi tidak ada bantuan untuk Mahesa. Suami juga kerjanya cuma melaut itu pun sudah 1 bulan ini tidak kerja karena dilarang oleh menteri," ujar Resi.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Kronjo Rasidi mengaku telah memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal. Bahkan, Rasidi yang baru tiga bulan menjabat sebagai kepala Puskesmas Kronjo ini mengakui ada 24 anak lainnya yang menderita kurang gizi.
"Dari data kami total ada 25 balita dan anak yang kurang gizi dan saat ini sudah dalam penanganan bagian gizi berupa pemberian PMT (pemberian makanan tambahan) dan observasi secara langsung," pungkas Rasidi.  
  
  
    Tangerang: Sungguh ironis, masih banyak anak mengidap gizi buruk di hari Gizi Nasional yang jatuh 25 Januari 2018. Tak hanya melanda Agats, Kabupaten Asmat, Papua, di daerah tak jauh dari Ibu Kota pun masih ada anak mengidap gizi buruk. 
Mahesa, bocah berusia 13 tahun dari pasangan Resi, 40, dan Pudin, 42, didiagnosa gizi buruk sejak lahir. Gadis cilik yang tinggal di Desa Kronjo, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, hanya memiliki berat badan 20 kilogram dan mengalami gangguan pita suara. 
"Dari kecil sudah begini (gizi buruk), tapi waktu umur beberapa bulan sudah dibawa ke Puskesmas Kronjo karena tidak ada perkembangan, tidak kami bawa lagi," kata Resi saat ditemui di rumahnya yang berukuruan 5x7 meter, Sabtu, 27 Januari 2018.
Di dalam rumah berdinding bambu, Resi bercerita kondisi ekonomi mereka yang menambah derita sang buah hati. Betapa tidak, sang ayah yang berkerja sebagai nelayan ini pasang surut dalam menghidupi keluarga mereka. 
 Resi bersama buah hatinya, Mahesa, 13, yang mengidap gizi buruk sejak lahir. Foto: Medcom.id/Hendrik Simorangkir
Resi bersama buah hatinya, Mahesa, 13, yang mengidap gizi buruk sejak lahir. Foto: Medcom.id/Hendrik Simorangkir 
Terlebih lagi, pemerintah setempat tidak kunjung memberikan bantuan. 
"Kami ini warga Kabupaten Tangerang tapi tidak ada bantuan untuk Mahesa. Suami juga kerjanya cuma melaut itu pun sudah 1 bulan ini tidak kerja karena dilarang oleh menteri," ujar Resi. 
Sementara itu, Kepala Puskesmas Kronjo Rasidi mengaku telah memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal. Bahkan, Rasidi yang baru tiga bulan menjabat sebagai kepala Puskesmas Kronjo ini mengakui ada 24 anak lainnya yang menderita kurang gizi. 
"Dari data kami total ada 25 balita dan anak yang kurang gizi dan saat ini sudah dalam penanganan bagian gizi berupa pemberian PMT (pemberian makanan tambahan) dan observasi secara langsung," pungkas Rasidi. 
Cek Berita dan Artikel yang lain di 
            
                
                
                    Google News
                
            Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(SUR)