Menurut data Pos PGA Karangetang, sejak Minggu, 1 Oktober 2023 hingga siang ini, gempa embusan lebih banyak bila dibandingkan dengan aktivitas kegempaan lainnya seperti gempa guguran, gempa hybrid/fase banyak ataupun gempa tektonik jauh.
"Gempa embusan menandakan adanya tekanan gas keluar secara tiba-tiba dan terkadang disertai material di kawah," kata Ketua Pos PGA Karangetang, Yudia P Tatipang, di Manado, Kamis, 5 Oktober 2023.
Baca: Gempa Magnitudo 5,0 di Laut Banda Akibat Sesar Aktif Patahan Buru
|
Pada periode tersebut, Pos PGA merekam sebanyak 41 kali gempa embusan, enam kali gempa guguran, 11 kali gempa tektonik jauh dan 10 kali gempa hybrid/fase banyak. "Hingga saat ini status Gunung Karangetang masih siaga level tiga," jelas Yudia.
Pada tingkat aktivitas siaga tersebut, Yudia berharap warga mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG agar terhindari dari bahaya-bahaya yang tidak diinginkan.
Rekomendasi tersebut yaitu masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2,5 kilometer dari puncak kawah dua (kawah utara) dan kawah utama (selatan) serta area perluasan sektoral ke arah barat daya, selatan, dan tenggara sejauh 3,5 kilometer.
Baca: Gempa di Sangihe Dipicu Lempeng Laut Maluku
|
Diharapkan mewaspadai guguran lava dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu dari penumpukan material lava sebelumnya karena kondisinya belum stabil dan mudah runtuh, terutama ke sektor selatan, tenggara, barat dan barat daya.
Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang diharapkan meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News