medcom.id, Bandarlampung: Jenazah Febri Andriansyah alias Mayang Prasetyo yang menjadi korban pembunuhan dan mutilasi di Australia belum bisa dipulangkan. Pasalnya, kepolisian Australia belum menemukan beberapa bagian tubuh korban.
Untuk itu, tim Direktorat Perlindungan Warga Negara dan Bantuan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri mendatangi rumah nenek korban, tempat yang pernah menjadi tempat korban tinggal Mayang, di RT 01, Lingkungan 1, Sukamenanti Baru, Kedaton, Bandar Lampung, Rabu (8/10/2011).
"Belum bisa dipulangkan karena terkendala kelengkapan dokumen seperti sidik jari asli korban dan hasil tes DNA dari orang tua korban. Kepolisian Australia masih kesulitan mengidentifikasi jenazah korban karena tidak ditemukan dokomen atau identitas korban di lokasi kejadian,"ujar Julis Madakaka, perwakilan tim Kemenlu kepada Lampung Post.
Tim juga mendatangi Yayasan Pendidikan Bina Mulya untuk mencari data korban. Mayang pernah bersekolah di tempat tersebut pada 2004. Namun pihak sekolah tidak menemukan data tersebut. Bina Mulya hanya memiliki data umum seperti nama dan alamat serta asal sekolah.
Julis Madakaka menambahkan, korban baru bisa dipulangkan ke Tanah Air jika jenazah benar-benar dapat diidentifikasi. Sementara pihak orang tua korban mengatakan identitas korban tertinggal di kediaman korban, Grobokan, Bali. (Ahmad Amri)
medcom.id, Bandarlampung: Jenazah Febri Andriansyah alias Mayang Prasetyo yang menjadi korban pembunuhan dan mutilasi di Australia belum bisa dipulangkan. Pasalnya, kepolisian Australia belum menemukan beberapa bagian tubuh korban.
Untuk itu, tim Direktorat Perlindungan Warga Negara dan Bantuan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri mendatangi rumah nenek korban, tempat yang pernah menjadi tempat korban tinggal Mayang, di RT 01, Lingkungan 1, Sukamenanti Baru, Kedaton, Bandar Lampung, Rabu (8/10/2011).
"Belum bisa dipulangkan karena terkendala kelengkapan dokumen seperti sidik jari asli korban dan hasil tes DNA dari orang tua korban. Kepolisian Australia masih kesulitan mengidentifikasi jenazah korban karena tidak ditemukan dokomen atau identitas korban di lokasi kejadian,"ujar Julis Madakaka, perwakilan tim Kemenlu kepada Lampung Post.
Tim juga mendatangi Yayasan Pendidikan Bina Mulya untuk mencari data korban. Mayang pernah bersekolah di tempat tersebut pada 2004. Namun pihak sekolah tidak menemukan data tersebut. Bina Mulya hanya memiliki data umum seperti nama dan alamat serta asal sekolah.
Julis Madakaka menambahkan, korban baru bisa dipulangkan ke Tanah Air jika jenazah benar-benar dapat diidentifikasi. Sementara pihak orang tua korban mengatakan identitas korban tertinggal di kediaman korban, Grobokan, Bali. (Ahmad Amri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(JCO)