Tangan korban melepuh setelah dipaksa celupkan tangan ke air panas akibat sempat dituduh mencuri barang-barang di asrama. Metro TV
Tangan korban melepuh setelah dipaksa celupkan tangan ke air panas akibat sempat dituduh mencuri barang-barang di asrama. Metro TV

Kronologi Guru Paksa Siswa Celupkan Tangan ke Air Panas di Flores Timur

MetroTV • 08 Agustus 2023 11:36
Flores: NO, oknum guru di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, tega memaksa muridnya mencelupkan tangan ke ember berisi air panas. Tangan korban melepuh setelah dipaksa celupkan tangan ke air panas akibat sempat dituduh mencuri barang-barang di asrama.
 
Siswa berinisial YAP asal Desa Pandai, Wotan Ulumadu, Flores Timur, mengalami luka serius akibat penganiayaan yang dilakukan NO. Pelaku memaksa korban menyelupkan tangan ke air panas berdalih untuk pembinaan kejujuran serta keterbukaan diri siswa.
 
Setelah melakukan penganiayaan tersebut pelaku mengaku dan merasa bersalah. Dia berjanji akan mengikuti proses hukum sesuai dengan aturan yang berlaku.

Kronologi

Korban berinisial YAP dan 16 orang lainnya dipanggil oleh salah satu oknum guru pada pukul 19.00 Wita. Guru mencurigai korban YAP mencuri satu bungkus kopi dengan cara mencongkel lemari penyimpanan di asrama putra SMK Bina Karya Larantuka.

Saat dipanggil, korban tidak mengakui perbuatannya. YAP dipaksa mencelupkan tangannya ke ember berisi air panas hingga melepuh.
 
Mengetahui kejadian ini, orang tua korban langsung melaporkan kasus tersebut ke Polres Flores Timur.
 
Kasat Reskrim Polres Flores Timur IPTU Lasarus Martinus Ahab membenarkan kejadian ini. Kepolisian menerima laporan dari orang tua korban dan tengah melakukan penyelidikan.
 
“Tadi sementara baru diambil keterangan kondisinya sudah menurun, luka melepuh di tangan kanan,” kata Iptu Lasarus Martinus dilansir dari Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Selasa, 8 Agustus 2023.
 
Baca: Tega, Guru SMK di Flores Timur Paksa Siswanya Celupkan Tangan ke Air Mendidih

Kepala Biara Yayasan Biara Arnoldus Posto Larantuka, Pater Piter Tukan, membenarkan kejadian ini. Namun, pihaknya berkelit penganiayaan dilakukan di luar kegiatan belajar mengajar.
 
Pihak yayasan mengatakan kejadian ini terjadi di dalam asrama. Mewakili pihak yayasan, Arnoldus menyampaikan permintaan maaf dan turut prihatin atas kejadian ini. Pihak yayasan juga menyatakan akan menanggung biaya perawatan korban.
 
“Kami mengaku salah, kami minta maaf, kami prihatin terhadap korban dan kami mau mengobati merawat korban,” kata Pater. (Kanaya Hairunissa)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan