Jakarta: Perbedaan waktu perayaan Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah oleh warga Muhammadiyah disikapi tidak bijak oleh segelintir oknum. Salah satunya dalam bentuk ancaman dan penghinaan oleh oknum peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Namun, sebagai salah satu ormas terbesar di Tanah Air, Muhammadiyah tidak terpancing dan terprovokasi dengan ancaman tersebut. Muhammadiyah menyikapinya dengan bijak dengan menyerahkan ke mekanisme hukum.
"Sikap Muhammadiyah yang menggunakan cara konstitusional dalam menanggapi tindakan penghinaan dan pengancaman, perlu menjadi contoh bagi kelompok-kelompok yang tidak bisa kita pungkiri, menggunakan cara-cara kekerasan, melakukan persekusi dalam menghadapi masalah," kata Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi di Jakarta, Jumat, 28 April 2023.
Sebagai ormas dengan anggota jutaan orang, tentu bukan hal sulit bagi Muhammadiyah untuk menggalang massa. Dengan melakukan kecaman dan persekusi langsung dengan pihak yang melakukan ancaman.
"Kelompok-kelompok kecil yang merasa besar kepala, tentu harus belajar bagaimana Muhammadiyah bersikap terhadap pernyataan Peneliti BRIN, Andi Pangerang, yang mengancam membunuh warga Muhammadiyah, juga seorang pimpinan pesantren yang menyebut Muhammadiyah sebagai sekte dan menyamakan dengan syiah, karena perbedaan penetapan Lebaran 2023," jelas Teddy.
Komentar oknum peneliti BRIN tentang perbedaan Hari Raya yang menyudutkan Muhammadiyah. Ia mengancam akan membunuh dan menghalalkan darah warga Muhammadiyah.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan mengatakan Polri sedang melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.
"Polri merespons adanya ancaman segala macam dengan melakukan penyelidikan," kata Ramadan, dilansir Antara, Selasa, 25 April 2023.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Jakarta: Perbedaan waktu perayaan Hari Raya
Idulfitri 1444 Hijriah oleh warga
Muhammadiyah disikapi tidak bijak oleh segelintir oknum. Salah satunya dalam bentuk ancaman dan penghinaan oleh oknum peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (
BRIN).
Namun, sebagai salah satu ormas terbesar di Tanah Air, Muhammadiyah tidak terpancing dan terprovokasi dengan ancaman tersebut. Muhammadiyah menyikapinya dengan bijak dengan menyerahkan ke mekanisme hukum.
"Sikap Muhammadiyah yang menggunakan cara konstitusional dalam menanggapi tindakan penghinaan dan pengancaman, perlu menjadi contoh bagi kelompok-kelompok yang tidak bisa kita pungkiri, menggunakan cara-cara kekerasan, melakukan persekusi dalam menghadapi masalah," kata Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi di Jakarta, Jumat, 28 April 2023.
Sebagai ormas dengan anggota jutaan orang, tentu bukan hal sulit bagi Muhammadiyah untuk menggalang massa. Dengan melakukan kecaman dan persekusi langsung dengan pihak yang melakukan ancaman.
"Kelompok-kelompok kecil yang merasa besar kepala, tentu harus belajar bagaimana Muhammadiyah bersikap terhadap pernyataan Peneliti BRIN, Andi Pangerang, yang mengancam membunuh warga Muhammadiyah, juga seorang pimpinan pesantren yang menyebut Muhammadiyah sebagai sekte dan menyamakan dengan syiah, karena perbedaan penetapan Lebaran 2023," jelas Teddy.
Komentar oknum peneliti BRIN tentang perbedaan Hari Raya yang menyudutkan Muhammadiyah. Ia mengancam akan membunuh dan menghalalkan darah warga Muhammadiyah.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan mengatakan Polri sedang melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.
"Polri merespons adanya ancaman segala macam dengan melakukan penyelidikan," kata Ramadan, dilansir Antara, Selasa, 25 April 2023.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)