medcom.id, Denpasar: Terdakwa kasus pembunuhan Angelina, Agustay Andamay, tidak berbohong saat diperiksa penyidik. Pemeriksaan menggunakan lie detector atau alat deteksi kebohongan, Agus berkata jujur terkait tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya.
Hari ini, Selasa (22/12/2015), Agus kembali menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali. Bertindak sebagai saksi ahli lie detector dari Mabes Polri Kombes Pol Lukas Budi Santoso. Menurut Lukas, Agus menjawab pertanyaan dengan sangat jujur.
"Pertanyaannya apakah Agus membunuh Angeline atau tidak? Agus menjawab jika dirinya tidak membunuh Angeline. Jawaban itu kemudian dianalisa, dievalusasi. Hasilnya Agus tidak berbohong," ujar Lukas.
Lukas menjelaskan, keterangan Agus dianalisa berdasarkan gestikulasi atau gerak tubuh, bahasa tubuh, nafas dan detak jantung. Semuanya mengatakan Agus tidak berbohong.
Menurut Lukas, secara keilmuan ada dua jenis pertanyaan untuk mendeteksi orang atau tersangka berbohong atau tidak. Keduanya adalah pertanyaan kontrol dan pertanyaan relevan. Pertanyaan kontrol amat menentukan apakah orang atau tersangka berbohong atau tidak.
Pertanyaan kontrol adalah pertanyaan yang langsung menukik pada persoalan, yang melibatkan tersangka sebagai subyek. Contohnya, apakah Agus membunuh Angeline. Saat ditanya itu, Agus tidak berbohong alias jujur tidak membunuh Angeline.
Sementara pertanyaan relevan adalah pertanyaan yang mengarahkan, menuntun, memandu agar tersangka dilibatkan. Misalnya, apakah anda pernah melakukan pembunuhan atau terlibat dalam pembunuhan dan sejenisnya. Akurasi keduanya pertanyaan ini dijamin kebenarannya di atas 90 persen.
"Dari anatomi kasus kemudian dihubungkan dengan anatomi tubuh dalam menjawab pertanyaan, kemudian jawaban Agus ternyata tidak bohong," ujar Lukas.
Penjelasan Lukas tidak memuaskan majelis hakim. Ketua Majelis Hakim Edward Haris Sinaga bertanya apakah Lukas pernah memeriksa Margriet Megawe, ibu angkat Angeline. Sempat kebingungan, Lukas mengaku dua kali memeriksa Margriet sebagai saksi Agus.
Sedangkan dalam pemeriksaan sebagai tersangka, Margriet selalu menolak. Karena menolak diperiksa, jelas Lukas, hasil pemeriksaan Margriet tidak bisa dievaluasi. Pemeriksaan sulit dianalisa dan dibuatkan kesimpulan.
"Apa yang membuat ahli tidak bisa membuat kesimpulan, sementara seluruh prosedur sama?" tanya Edward Haris. Lukas menjelaskan, agar hasil pemeriksaan bisa dianalisa seseorang yang diperiksa harus kooperatif dan tidak dalam posisi tertekan.
Keterangan Lukas tetap tidak memuaskan majelis. "Anda ini ahli. Ahli itu berbasis ilmu pengetahuan. Ahli boleh berpendapat, terlepas pendapat itu mau dipakai atau tidak. Pertanyaan saya, kenapa hasil pemeriksaan Margriet tidak bisa dibuat kesimpulan. Karena kalau anda percaya Agus itu tidak berbohong dan tidak membunuh, seharusnya anda harus mengarahkan pembunuhnya ke Margriet," tanya hakim Ahmad Peten Sili.
Mendengar cercaan itu, Lukas tetap berpendapat bahwa Margriet saat diperiksa sangat tenang, seperti tidak terjadi apa-apa. "Sehingga grafiknya sulit dianalisa," ujar Lukas.
medcom.id, Denpasar: Terdakwa kasus pembunuhan Angelina, Agustay Andamay, tidak berbohong saat diperiksa penyidik. Pemeriksaan menggunakan
lie detector atau alat deteksi kebohongan, Agus berkata jujur terkait tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya.
Hari ini, Selasa (22/12/2015), Agus kembali menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali. Bertindak sebagai saksi ahli
lie detector dari Mabes Polri Kombes Pol Lukas Budi Santoso. Menurut Lukas, Agus menjawab pertanyaan dengan sangat jujur.
"Pertanyaannya apakah Agus membunuh Angeline atau tidak? Agus menjawab jika dirinya tidak membunuh Angeline. Jawaban itu kemudian dianalisa, dievalusasi. Hasilnya Agus tidak berbohong," ujar Lukas.
Lukas menjelaskan, keterangan Agus dianalisa berdasarkan gestikulasi atau gerak tubuh, bahasa tubuh, nafas dan detak jantung. Semuanya mengatakan Agus tidak berbohong.
Menurut Lukas, secara keilmuan ada dua jenis pertanyaan untuk mendeteksi orang atau tersangka berbohong atau tidak. Keduanya adalah pertanyaan kontrol dan pertanyaan relevan. Pertanyaan kontrol amat menentukan apakah orang atau tersangka berbohong atau tidak.
Pertanyaan kontrol adalah pertanyaan yang langsung menukik pada persoalan, yang melibatkan tersangka sebagai subyek. Contohnya, apakah Agus membunuh Angeline. Saat ditanya itu, Agus tidak berbohong alias jujur tidak membunuh Angeline.
Sementara pertanyaan relevan adalah pertanyaan yang mengarahkan, menuntun, memandu agar tersangka dilibatkan. Misalnya, apakah anda pernah melakukan pembunuhan atau terlibat dalam pembunuhan dan sejenisnya. Akurasi keduanya pertanyaan ini dijamin kebenarannya di atas 90 persen.
"Dari anatomi kasus kemudian dihubungkan dengan anatomi tubuh dalam menjawab pertanyaan, kemudian jawaban Agus ternyata tidak bohong," ujar Lukas.
Penjelasan Lukas tidak memuaskan majelis hakim. Ketua Majelis Hakim Edward Haris Sinaga bertanya apakah Lukas pernah memeriksa Margriet Megawe, ibu angkat Angeline. Sempat kebingungan, Lukas mengaku dua kali memeriksa Margriet sebagai saksi Agus.
Sedangkan dalam pemeriksaan sebagai tersangka, Margriet selalu menolak. Karena menolak diperiksa, jelas Lukas, hasil pemeriksaan Margriet tidak bisa dievaluasi. Pemeriksaan sulit dianalisa dan dibuatkan kesimpulan.
"Apa yang membuat ahli tidak bisa membuat kesimpulan, sementara seluruh prosedur sama?" tanya Edward Haris. Lukas menjelaskan, agar hasil pemeriksaan bisa dianalisa seseorang yang diperiksa harus kooperatif dan tidak dalam posisi tertekan.
Keterangan Lukas tetap tidak memuaskan majelis. "Anda ini ahli. Ahli itu berbasis ilmu pengetahuan. Ahli boleh berpendapat, terlepas pendapat itu mau dipakai atau tidak. Pertanyaan saya, kenapa hasil pemeriksaan Margriet tidak bisa dibuat kesimpulan. Karena kalau anda percaya Agus itu tidak berbohong dan tidak membunuh, seharusnya anda harus mengarahkan pembunuhnya ke Margriet," tanya hakim Ahmad Peten Sili.
Mendengar cercaan itu, Lukas tetap berpendapat bahwa Margriet saat diperiksa sangat tenang, seperti tidak terjadi apa-apa. "Sehingga grafiknya sulit dianalisa," ujar Lukas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DOR)