Tangerang: Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soekarno-Hatta mencatat, hanya 90 dari 500 pesawat yang menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, memiliki sertifikasi laik sanitasi.
Sebanyak 90 pesawat laik sanitasi itu berasal dari 4 maskapai. Keempatnya adalah NAM Air, Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, dan Citilink. Padahal, ada 30 lebih maskapai yang beroperasi di Soetta.
"Maskapai yang lolos sertifikasi sanitasi harus memenuhi standar kebersihan atas air di maskapai, kondisi lingkungan di dalam maskapai, dan peralatan penerbangan juga harus bersih," jelas Dirjen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pada Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono, di Bandara Soetta, Tangerang, Rabu 4 April 2018.
Dia mengatakan, kondisi laik sanitasi harus diciptakan agar penumpang nyaman dan terhindar dari virus dan penyakit.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soekarno-Hatta Anas Ma'ruf mengatakan, sedikitnya pesawat yang belum tersertifikasi laik sanitasi karena terbatasnya SDM pemeriksa sanitasi pesawat.
"Satu tim pemeriksa hanya ada 5 orang," ucapnya.
Sementara setiap pemeriksaan, harus diteliti dulu. Selain itu, pemeriksaan hanya bisa dilakukan saat remain over night (RON).
Dia berharap, bisa meningkatkan kelaikan sanitasi maskapai yang terbang melalui Bandara Soetta.
“Terlebih saat ini memang penerbangan internasional menerapkan setiap pesawat diwajibkan memiliki sertifikat saat mendarat di negara tujuan,” bilang dia.
Tangerang: Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soekarno-Hatta mencatat, hanya 90 dari 500 pesawat yang menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, memiliki sertifikasi laik sanitasi.
Sebanyak 90 pesawat laik sanitasi itu berasal dari 4 maskapai. Keempatnya adalah NAM Air, Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, dan Citilink. Padahal, ada 30 lebih maskapai yang beroperasi di Soetta.
"Maskapai yang lolos sertifikasi sanitasi harus memenuhi standar kebersihan atas air di maskapai, kondisi lingkungan di dalam maskapai, dan peralatan penerbangan juga harus bersih," jelas Dirjen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pada Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono, di Bandara Soetta, Tangerang, Rabu 4 April 2018.
Dia mengatakan, kondisi laik sanitasi harus diciptakan agar penumpang nyaman dan terhindar dari virus dan penyakit.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soekarno-Hatta Anas Ma'ruf mengatakan, sedikitnya pesawat yang belum tersertifikasi laik sanitasi karena terbatasnya SDM pemeriksa sanitasi pesawat.
"Satu tim pemeriksa hanya ada 5 orang," ucapnya.
Sementara setiap pemeriksaan, harus diteliti dulu. Selain itu, pemeriksaan hanya bisa dilakukan saat remain over night (RON).
Dia berharap, bisa meningkatkan kelaikan sanitasi maskapai yang terbang melalui Bandara Soetta.
“Terlebih saat ini memang penerbangan internasional menerapkan setiap pesawat diwajibkan memiliki sertifikat saat mendarat di negara tujuan,” bilang dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)