Solo: Kasus kematian akibat covid-19 di Kota Solo naik. Pada Selasa, 8 Maret 2022, kasus kematian akibat covid-19 bertambah 15 orang dalam satu hari.
Namun, Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, menegaskan jumlah itu akumulasi dalam dua hari. Terjadi keterlambatan data pada Senin, 7 Maret 2022.
"Kemarin sudah saya konfirmasikan ke Dinas Kesehatan Kota (DKK). Ternyata jumlah itu bukan sehari. pada Selasa itu hanya enam orang, selebihnya merupakan keterlambatan data dari sebelumnya," kata Teguh di Solo, Rabu, 9 Maret 2022.
Dia mengatakan keterlambatan data terjadi karena seluruh data covid-19 di Kota Solo terkoneksi dengan data di pusat dan provinsi. Pendataan covid-19 harian di tingkat provinsi ditutup setiap pukul 12.00 WIB.
Dengan demikian, data yang masuk ke DKK Solo setelah pukul 12.00 WIB, dimasukkan pada hari berikutnya. Selain itu, dia mengeklaim keterlambatan terjadi karena dari pihak rumah sakit telat memasukkan data pasien meninggal dunia akibat covid-19 tersebut.
Baca: Pasien Covid-19 di RSUD Kota Bekasi Tewas Usai Lompat dari Lantai 5
"Ngeri loh itu kalau benar-benar 15 orang meninggal per hari, harus menjadi per hatian kita karena berarti Omicron berbahaya. Tapi kan seperti itu penjelasannya, ada delay data. Bahkan ada beberapa di antaranya ternyata meninggal Bulan Februari kemarin, hanya saja belum dimasukkan datanya. Yang sebenarnya meninggal pada hari itu (Selasa) adalah enam orang," imuhnya.
Seluruh pasien yang meninggal pada Selasa, 8 Maret 2022, merupakan pasien dengan komorbid atau penyakit bawaan. Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, menambahkan penambahan 15 kasus kematian akibat covid-19 dapat dijadikan sebagai peringatan bersama.
"Terutama harus peduli, jangan sampai menulari orang lain terutama yang beresiko tinggi. Namun secara umum kasus kita sudah mulai turun, karena angka kesembuhan masih lebih banyak dari penambahan kasus dan angka kematian," beber Ahyani.
Solo: Kasus kematian
akibat covid-19 di Kota
Solo naik. Pada Selasa, 8 Maret 2022, kasus
kematian akibat covid-19 bertambah 15 orang dalam satu hari.
Namun, Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, menegaskan jumlah itu akumulasi dalam dua hari. Terjadi keterlambatan data pada Senin, 7 Maret 2022.
"Kemarin sudah saya konfirmasikan ke Dinas Kesehatan Kota (DKK). Ternyata jumlah itu bukan sehari. pada Selasa itu hanya enam orang, selebihnya merupakan keterlambatan data dari sebelumnya," kata Teguh di Solo, Rabu, 9 Maret 2022.
Dia mengatakan keterlambatan data terjadi karena seluruh data covid-19 di Kota Solo terkoneksi dengan data di pusat dan provinsi. Pendataan covid-19 harian di tingkat provinsi ditutup setiap pukul 12.00 WIB.
Dengan demikian, data yang masuk ke DKK Solo setelah pukul 12.00 WIB, dimasukkan pada hari berikutnya. Selain itu, dia mengeklaim keterlambatan terjadi karena dari pihak rumah sakit telat memasukkan data pasien meninggal dunia akibat covid-19 tersebut.
Baca:
Pasien Covid-19 di RSUD Kota Bekasi Tewas Usai Lompat dari Lantai 5
"Ngeri loh itu kalau benar-benar 15 orang meninggal per hari, harus menjadi per hatian kita karena berarti
Omicron berbahaya. Tapi kan seperti itu penjelasannya, ada
delay data. Bahkan ada beberapa di antaranya ternyata meninggal Bulan Februari kemarin, hanya saja belum dimasukkan datanya. Yang sebenarnya meninggal pada hari itu (Selasa) adalah enam orang," imuhnya.
Seluruh pasien yang meninggal pada Selasa, 8 Maret 2022, merupakan pasien dengan komorbid atau penyakit bawaan. Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, menambahkan penambahan 15 kasus kematian akibat covid-19 dapat dijadikan sebagai peringatan bersama.
"Terutama harus peduli, jangan sampai menulari orang lain terutama yang beresiko tinggi. Namun secara umum kasus kita sudah mulai turun, karena angka kesembuhan masih lebih banyak dari penambahan kasus dan angka kematian," beber Ahyani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)