Tim Kementerian PUPR mengambil contoh tanah hingga batuan keras pada titik terputusnya jembatan Geladak Perak, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Kamis, 9 Desember 2021. ANTARA/Vicki Febrianto
Tim Kementerian PUPR mengambil contoh tanah hingga batuan keras pada titik terputusnya jembatan Geladak Perak, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Kamis, 9 Desember 2021. ANTARA/Vicki Febrianto

Tim PUPR Ambil Contoh Tanah untuk Perbaikan Jembatan Geladak Perak

Antara • 09 Desember 2021 17:41
Lumajang: Tim Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) mengambil contoh tanah hingga batuan keras pada titik terputusnya jembatan Geladak Perak, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.
 
Tenaga Ahli Bidang Kebencanaan Bupati Malang, Bagyo Setiono, mengatakan pengambilan sampel tanah dilakukan untuk menentukan jenis konstruksi yang akan dipergunakan untuk membangun jembatan.
 
"Tim dari PUPR mengambil sampel tanah sampai batuan yang paling keras di kedalaman berapa. Hal itu nantinya sebagai pertimbangan untuk membuat rencana pembangunannya," kata Bagyo di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Kamis, 9 Desember 2021.

Baca: BMKG: Tidak Ada Awan Panas Guguran Gunung Semeru hingga Siang Hari
 
Bagyo menjelaskan hingga saat ini masih belum diketahui terkait detil konstruksi bangunan jembatan baru yang menghubungkan antara wilayah Kabupaten Malang dengan Kabupaten Lumajang tersebut.
 
Namun ada kemungkinan jembatan baru yang akan dibangun posisinya lebih tinggi dari jembatan lama yang hancur diterjang lahar, saat Gunung Semeru meletus pada 4 Desember 2021.
 
"Ini akan segera dibangun ulang, mungkin konstruksinya akan ditinggikan jembatannya. Ini merupakan reaksi cepat dari PUPR, dalam hal ini pihak balai besar jalan nasional," jelasnya.
 
Pengambilan sampel tanah di lokasi runtuhnya Jembatan Geladak Perak, dilakukan kurang lebih sepuluh meter dari ujung sisa jembatan. Pengambilan contoh tanah tersebut, dilakukan oleh kurang lebih sepuluh orang.
 
Bagyo menambahkan pengambilan contoh tanah tersebut akan dilakukan pada dua sisi, baik dari sisi yang berdekatan dengan wilayah Kabupaten Malang, dan sisi yang berada di wilayah Kabupaten Lumajang.
 
Untuk saat ini pengambilan contoh tanah dilakukan pada sisi yang bisa diakses dari wilayah Kabupaten Malang. "Ini akan dilakukan pada dua titik, di sini dan di seberang sana," ujarnya.
 
Sementara Koordinator Tim Bor Balai Jalan Raya Jawa Timur, Mariyono, menambahkan pengambilan sampel dilakukan dengan cara melakukan pengeboran kurang lebih sedalam 30 meter, termasuk mengecek kontur tanah dan batuan terkeras.
 
"Rencana kedalaman kurang lebih 30 meter, tapi itu akan dilanjutkan kalau belum bertemu dengan batuan terkeras," katanya.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan