Bandung: Dinas Tata Ruang (Distaru) Kota Bandung mengerahkan alat berat untuk menggali di tempat pemakaman umum (TPU) khusus jenazah covid-19. Pasalnya, sejak dua pekan terakhir terjadi peningkatan jenazah di TPU Cikadut sehingga petugas pun kewalahan.
Sekretaris Distaru Kota Bandung, Ahmad Tajudin, mengatakan alat berat tersebut terpaksa digunakan karena proses penggalian kuburan secara manual cukup memakan waktu dan menguras tenaga para petugas. Terlebih, hanya ada 20 petugas penggali dan 35 orang pemikul peti untuk lahan seluas dua hektare tersebut.
"Karena jenazah terus berdatangan setiap hari ada 5 sampai dengan 20 jenazah yang dimakamkan," kata Ahmad saat dihubungi, Sabtu, 26 Juni 2021.
Ahmad mengatakan, pihaknya telah memberlakukan sistem sif agar petugas penggali kubur tidak kelelahan. Mereka yang awalnya bekerja 24 jam kini dibagi menjadi tiga sif yakni pagi hingga siang, siang, hingga sore, dan sore hingga malam.
Namun, meskipun penguburan telah dibatasi hingga pukul 22.00 WIB, masih ada jenazah yang datang hingga tengah malam untuk dimakamkan.
"Tapi di lapangan, ketika datang ambulans lebih dari jam 10 (malam), petugas harus tetap melayani, karena tidak mungkinkan jenazah dibawa lagi ke rumah sakit atau nunggu di ambulans," terang dia.
Baca: Pemkot Bandung Siapkan 500 Tempat Tidur Isolasi Covid-19 di Hotel
Ahmad berharap setiap rumah sakit rujukan yang hendak membawa jenazah ke TPU Cikadut untuk intens melakukan koordinasi agar tidak terjadi penumpukan.
Sebab, ia khawatir dengan kondisi cuaca hujan di Bandung saat ini justru akan menjadi kendala baik bagi petugas di TPU Cikadut maupun jenazah yang hendak dimakamkan.
"Jadi kami koordinasi agar menyusun atau menjaga ritme keberangkatan ke TPU Cikadut agar tidak terjadi penumpukan," beber dia.
Bandung: Dinas Tata Ruang (Distaru) Kota Bandung mengerahkan alat berat untuk menggali di tempat pemakaman umum (
TPU) khusus jenazah covid-19. Pasalnya, sejak dua pekan terakhir terjadi peningkatan jenazah di TPU Cikadut sehingga petugas pun kewalahan.
Sekretaris Distaru Kota Bandung, Ahmad Tajudin, mengatakan alat berat tersebut terpaksa digunakan karena proses penggalian kuburan secara manual cukup memakan waktu dan menguras tenaga para petugas. Terlebih, hanya ada 20 petugas penggali dan 35 orang pemikul peti untuk lahan seluas dua hektare tersebut.
"Karena jenazah terus berdatangan setiap hari ada 5 sampai dengan 20 jenazah yang dimakamkan," kata Ahmad saat dihubungi, Sabtu, 26 Juni 2021.
Ahmad mengatakan, pihaknya telah memberlakukan sistem sif agar petugas penggali kubur tidak kelelahan. Mereka yang awalnya bekerja 24 jam kini dibagi menjadi tiga sif yakni pagi hingga siang, siang, hingga sore, dan sore hingga malam.
Namun, meskipun penguburan telah dibatasi hingga pukul 22.00 WIB, masih ada jenazah yang datang hingga tengah malam untuk dimakamkan.
"Tapi di lapangan, ketika datang ambulans lebih dari jam 10 (malam), petugas harus tetap melayani, karena tidak mungkinkan jenazah dibawa lagi ke rumah sakit atau nunggu di ambulans," terang dia.
Baca:
Pemkot Bandung Siapkan 500 Tempat Tidur Isolasi Covid-19 di Hotel
Ahmad berharap setiap rumah sakit rujukan yang hendak membawa jenazah ke TPU Cikadut untuk intens melakukan koordinasi agar tidak terjadi penumpukan.
Sebab, ia khawatir dengan kondisi cuaca hujan di Bandung saat ini justru akan menjadi kendala baik bagi petugas di TPU Cikadut maupun jenazah yang hendak dimakamkan.
"Jadi kami koordinasi agar menyusun atau menjaga ritme keberangkatan ke TPU Cikadut agar tidak terjadi penumpukan," beber dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SYN)