dokumentasi media indonesia
dokumentasi media indonesia

Seekor Harimau Ditemukan Mati di Pasaman, Sumbar

Media Indonesia.com • 16 Agustus 2021 06:21
Pasaman: Seekor harimau sumatra (panthera tigris sumatrae) ditemukan di Kenagarian Sontang Cubadak, Kecamatan Padang Gelugur, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, pada Sabtu, 14 Agustus 2021. Namun, karena mengalami sakit dan dehidrasi parah, harimau tersebut akhirnya mati.
 
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatra Barat (BKSDA Sumbar) Ardi Andono menjelaskan, harimau sumatra itu diperkirakan berumur 7-8 tahun dengan jenis kelamin jantan, panjang badan kurang lebih 170 sentimeter dan ekor sepanjang 60 sentimeter.
 
"Harimau tersebut ditemukan kurang lebih 4 km dari hutan lindung yang dikelola oleh Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Pasaman Raya yang membentang membentuk koridor hutan Panti-Batang Gadis," katanya, Minggu, 15 Agustus 2021.

Ia menerima laporan pukul 09.00 WIB Sabtu kemarin dari anggota DPRD Kabupaten Pasaman tentang penemuan harimau sakit dan tertidur di dekat Bendungan Sontang, Kenagarian Sontang Cubadak. Ardi juga mendapat kiriman video kondisi harimau yang masih hidup dengan kondisi yang lemas.
 
Baca: Pendakian Gunung Talang Ditutup Hingga 20 Agustus
 
Mendapat informasi tersebut, BKSDA Sumbar berkoordinasi dengan  jajaran Polsek Panti dan Koramil Rao untuk membantu mengamankan harimau yang sakit. Selanjutnya Tim BKSDA meluncur ke lokasi dengan membawa kandang dan juga mempersiapkan dokter hewan dari Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan Bukittinggi untuk melakukan pertolongan pertama yang selanjutnya akan dirawat lebih lanjut.
 
"Hasil analisa video tersebut, menurut dokter hewan, harimau tersebut diduga mengalami dehidrasi berat. Harimau itu sempat mendapatkan perawatan. Namun pukul 11.00 WIB harimau tersebut dinyatakan mati,"  jelasnya.
 
Masyarakat setempat kemudian meminta harimau tersebut dikubur di kampung mereka. Ia menyayangkan, bangkai harimau itu tidak bisa dibawa ke Padang untuk dilakukan nekropsi. 
 
"Proses nekropsi sangat penting dilakukan guna mengetahui penyebab kematian apakah penyakit yang membahayakan dan menular atau karena diracun. Secara medis sangatlah berbahaya menguburkan bangkai satwa di sekitar pemukiman jika ternyata satwa tersebut membawa penyakit yang bersifat zoonosis (menular dari hewan ke manusia)," ungkap Ardi.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan