Surabaya: Universitas Airlangga (Unair) menargetkan uji klinis vaksin Merah Putih dilakukan pada September 2021 mendatang. Target itu mundul dari sebelumnya direncanakan pada Agustus 2021.
"Diundur karena terkendala hewan besar Makaka. Uji klinisnya insyaallah September," ucap Koordinator Produk Riset Covid-19 Unair, Ni Nyoman Tri Puspaningsih saat dikonfirmasi di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 31 Juli 2021.
Tri mengatakan, mundurnya uji hewan itu berpengaruh pada uji klinis manusia. Sebab sebelum dilakukan uji klinis, makaka terlebih dulu harus menjalani skrining ketat untuk diketahui apakah hewan dari Indonesia itu memiliki penyakit penyerta atau tidak.
"Jadi hewan makaka itu harus bebas dari penyakit-penyakit yang menyebabkan komorbid, seperti TBC dan lainnya. Jadi, harus skrining dulu," terang Tri.
Proses skrining dilakukan di Animal BSL-3 Unair. Sementara, hewan Makaka sendiri didapat dari beberapa tempat, seperti dari Balai Karantina Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim.
"Sehingga perlu diskrining dan mereka (BKSDA) sangat membantu sekali. Selain dari IPB, kita juga kerjasama dengan BKSDA," tambah Tri.
Baca: Vaksin Merah Putih Dirancang Untuk Lawan Mutan Covid-19
Tri berharap uji hewan bisa dilakukan sesuai dengan yang ditargetkan. Tidak ada hambatan dan berjalan sesuai rencana, yakni September 2021.
"Kalau kemarin mice hewan kecil kita import, kalau sekarang hewannya didapat dari Indonesia. Sehingga bisa lebih cepat, tidak seperti semula yang harus import," tutur dia.
Surabaya: Universitas Airlangga (
Unair) menargetkan uji klinis
vaksin Merah Putih dilakukan pada September 2021 mendatang. Target itu mundul dari sebelumnya direncanakan pada Agustus 2021.
"Diundur karena terkendala hewan besar Makaka. Uji klinisnya insyaallah September," ucap Koordinator Produk Riset Covid-19 Unair, Ni Nyoman Tri Puspaningsih saat dikonfirmasi di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 31 Juli 2021.
Tri mengatakan, mundurnya uji hewan itu berpengaruh pada uji klinis manusia. Sebab sebelum dilakukan uji klinis, makaka terlebih dulu harus menjalani skrining ketat untuk diketahui apakah hewan dari Indonesia itu memiliki penyakit penyerta atau tidak.
"Jadi hewan makaka itu harus bebas dari penyakit-penyakit yang menyebabkan komorbid, seperti TBC dan lainnya. Jadi, harus skrining dulu," terang Tri.
Proses skrining dilakukan di Animal BSL-3 Unair. Sementara, hewan Makaka sendiri didapat dari beberapa tempat, seperti dari Balai Karantina Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim.
"Sehingga perlu diskrining dan mereka (BKSDA) sangat membantu sekali. Selain dari IPB, kita juga kerjasama dengan BKSDA," tambah Tri.
Baca:
Vaksin Merah Putih Dirancang Untuk Lawan Mutan Covid-19
Tri berharap uji hewan bisa dilakukan sesuai dengan yang ditargetkan. Tidak ada hambatan dan berjalan sesuai rencana, yakni September 2021.
"Kalau kemarin mice hewan kecil kita import, kalau sekarang hewannya didapat dari Indonesia. Sehingga bisa lebih cepat, tidak seperti semula yang harus import," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SYN)