Lumajang: Tim SAR gabungan menemukan delapan jenazah korban erupsi Gunung Semeru, dan 16 orang masih dalam pencarian. Tim SAR terus berupaya melakukan pencarian di empat titik SRU (Search Rescue Unit), namun terkendala cuaca.
“Pada sore hari personil kita tarik karena gelap dan hujan turun deras di lokasi. Sekitar jam 14 30 WIB kita tarik personil keatas untuk antisipasi segala sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi,” jelas I Wayan dalam tayangan Primetime News di Metro TV, Selasa, 7 Desember 2021.
Beberapa area di Desa Curah Kobokan, tempat penambangan pasir dan Desa Renteng yang masih terdapat wilayah yang panas. Ketika terjadi hujan, kawah dari Gunung Semeru akan terisi dan menyebabkan air panas tumpah ke sungai. Hal tersebut dikatakan berbahaya.
“Ketika hujan turun yang akan mengisi kawah daripada gunung tersebut, kemudian air panas akan tumpah itu uap panas akan tumpah menuju ke sungai sungai itu sangat berbahaya karena panasnya bisa mencapai 400 derajat,” jelas I Wayan.
Selain itu, delapan jenazah korban ditemukan di di Desa Curah Kobokan dan di Kampung Renteng. Desa Curah kobokan memang dikatakan berada sangat pinggir dan dekat dengan guguran pasir panas.
Kemudian, tim SAR berhasil mengevakuasi tujuh orang korban erupsi Gunung Semeru di lokasi penambangan pasir. Namun, dari laporan teman korban dan keluarga masih ada satu orang lagi yang belum dievakuasi.
“Pada hari ketiga kita temukan korban disitu (lokasi penambangan pasir) tiga orang, yang hari kedua empat orang, jadi jumlah tujuh orang disitu, cuman dari laporan masih ada satu orang disitu, sementara dari situasi tidak memungkinkan untuk kita masuki,” kata I Wayan.
I Wayan berharap hujan tidak turun lagi dan cuaca cukup cerah. Mengingat biasanya tim SAR dapat melakukan pertolongan dan pencarian korban hingga matahari terbenam.
“Mudah mudahan hujan tidak turun lagi, cuaca baik, kita akan lakukan penyisiran kembali sesuai dengan set area yang kita lakukan,” ucapnya. (Widya Finola Ifani Putri)
Lumajang: Tim SAR gabungan menemukan delapan jenazah korban
erupsi Gunung Semeru, dan 16 orang masih dalam pencarian.
Tim SAR terus berupaya melakukan pencarian di empat titik SRU (Search Rescue Unit), namun terkendala cuaca.
“Pada sore hari personil kita tarik karena gelap dan hujan turun deras di lokasi. Sekitar jam 14 30 WIB kita tarik personil keatas untuk antisipasi segala sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi,” jelas I Wayan dalam tayangan Primetime News di Metro TV, Selasa, 7 Desember 2021.
Beberapa area di Desa Curah Kobokan, tempat penambangan pasir dan Desa Renteng yang masih terdapat wilayah yang panas. Ketika terjadi hujan, kawah dari Gunung Semeru akan terisi dan menyebabkan air panas tumpah ke sungai. Hal tersebut dikatakan berbahaya.
“Ketika hujan turun yang akan mengisi kawah daripada gunung tersebut, kemudian air panas akan tumpah itu uap panas akan tumpah menuju ke sungai sungai itu sangat berbahaya karena panasnya bisa mencapai 400 derajat,” jelas I Wayan.
Selain itu, delapan jenazah korban ditemukan di di Desa Curah Kobokan dan di Kampung Renteng. Desa Curah kobokan memang dikatakan berada sangat pinggir dan dekat dengan guguran pasir panas.
Kemudian, tim SAR berhasil mengevakuasi tujuh orang korban erupsi Gunung Semeru di lokasi penambangan pasir. Namun, dari laporan teman korban dan keluarga masih ada satu orang lagi yang belum dievakuasi.
“Pada hari ketiga kita temukan korban disitu (lokasi penambangan pasir) tiga orang, yang hari kedua empat orang, jadi jumlah tujuh orang disitu, cuman dari laporan masih ada satu orang disitu, sementara dari situasi tidak memungkinkan untuk kita masuki,” kata I Wayan.
I Wayan berharap hujan tidak turun lagi dan cuaca cukup cerah. Mengingat biasanya tim SAR dapat melakukan pertolongan dan pencarian korban hingga matahari terbenam.
“Mudah mudahan hujan tidak turun lagi, cuaca baik, kita akan lakukan penyisiran kembali sesuai dengan set area yang kita lakukan,” ucapnya. (
Widya Finola Ifani Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)