medcom.id, Denpasar: Gubernur Bali Made Mangku Pastika angkat bicara mengenai ledakan bom dan baku tembak di Jalan Thamrin, 14 Januari lalu. Dia membandingkannya dengan dua peristiwa bom yang terjadi di Bali beberapa tahun silam. Pastika tak ingin peristiwa bom itu kembali terulang.
Bali, kata dia, sangat membutuhkan kenyamanan. "Siapa yang bisa mendeteksi, apakah turis yang datang ke Bali itu teroris atau tidak. Pemeriksaan di Bandara Ngurah Rai, di Pelabuhan Gilimanuk, sama sekali tidak bisa mendeteksi niat, hati, ideologi yang dianut teroris," ujarnya, di Denpasar, Sabtu (30/1/2016).
Kalau hanya merakit bom, orang tidak perlu membawanya dari luar Bali. Mereka bisa saja merakitnya setelah mereka berada di Bali. Bahan-bahannya mudah diperoleh di beberapa toko kimia di Denpasar dan sekitarnya.
Ia juga mengimbau kepada orang Bali dan masyarakat Indonesia umumnya agar tidak menantang teroris. "Pernyatan 'Kami tidak takut' itu apa? Mau menantang? Tahukah Anda siapa yang mendanai bom Bali? Siapa yang mendanai bom Thamrin? Jadi, jangan nantang-nantang sepert itulah," ujarnya.
Dari pengalamannya menangani kasus bom Bali, Pastika meyakini jika bom Thamrin itu hanya percobaan, masih amatir. "Mereka (teroris) pasti mengevaluasi, memperbaikinya, membuat yang lebih besar. Tidak gampang mengubah ideologi yang ada dalam pikirannya orang," ujarnya.
medcom.id, Denpasar: Gubernur Bali Made Mangku Pastika angkat bicara mengenai ledakan bom dan baku tembak di Jalan Thamrin, 14 Januari lalu. Dia membandingkannya dengan dua peristiwa bom yang terjadi di Bali beberapa tahun silam. Pastika tak ingin peristiwa bom itu kembali terulang.
Bali, kata dia, sangat membutuhkan kenyamanan. "Siapa yang bisa mendeteksi, apakah turis yang datang ke Bali itu teroris atau tidak. Pemeriksaan di Bandara Ngurah Rai, di Pelabuhan Gilimanuk, sama sekali tidak bisa mendeteksi niat, hati, ideologi yang dianut teroris," ujarnya, di Denpasar, Sabtu (30/1/2016).
Kalau hanya merakit bom, orang tidak perlu membawanya dari luar Bali. Mereka bisa saja merakitnya setelah mereka berada di Bali. Bahan-bahannya mudah diperoleh di beberapa toko kimia di Denpasar dan sekitarnya.
Ia juga mengimbau kepada orang Bali dan masyarakat Indonesia umumnya agar tidak menantang teroris. "Pernyatan 'Kami tidak takut' itu apa? Mau menantang? Tahukah Anda siapa yang mendanai bom Bali? Siapa yang mendanai bom Thamrin? Jadi, jangan nantang-nantang sepert itulah," ujarnya.
Dari pengalamannya menangani kasus bom Bali, Pastika meyakini jika bom Thamrin itu hanya percobaan, masih amatir. "Mereka (teroris) pasti mengevaluasi, memperbaikinya, membuat yang lebih besar. Tidak gampang mengubah ideologi yang ada dalam pikirannya orang," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)