Ilustrasi--Banjir merendam area persawahan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi--Banjir merendam area persawahan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. (Foto: Istimewa)

209.884 Hektare Lahan Pertanian di Kalsel Rusak

Media Indonesia.com • 20 Januari 2021 08:52
Banjarmasin: Dewan Pengurus Serikat Petani Indonesia (SPI) Kalimantan Selatan mencatat sebanyak 209.884 hektare lahan pertanian pangan mengalami kerusakan akibat banjir di 11 kabupaten/kota di Kalsel. Kerugian sektor pertanian ini diperkirakan mencapai puluhan miliar rupiah.
 
"Lahan pertanian yang rusak ini adalah lahan aktif dan dibudidayakan untuk pertanian tanaman pangan. SPI juga mencatat akibat banjir 18.000 petani mengungsi dan kerugian materiel ditaksir puluhan miliar rupiah," tutur Ketua Wilayah SPI Kalsel, Dwi Putra Kurniawan, Rabu, 20 Januari 2021.
 
Dari 209.884 hektare lahan pertanian yang rusak terdiri dari 188.895 hektare adalah lahan persawahan dan 20.989 hektare adalah lahan pertanian palawija dan hortikultura serta kolam budidaya ikan.

Kerusakan terluas lahan pertanian terjadi di Kabupaten Barito Kuala seluas 64.133 hektare, Tanah Laut 37.440 hektare, Banjar 33.309 hektare, Hulu Sungai Tengah 17.985 hektare, serta Tapin 16.479 hektare. Sementara berdasarkan data BPBD Kalsel, luas lahan pertanian tanaman pangan yang mengalami kerusakan dan gagal panen mencapai hampir 20 ribu hektare.
 
Baca juga: Potensi Bahaya Gunung Merapi Berubah
 
"Sudah sepatutnya pemerintah pusat dan daerah memberikan perhatian terhadap korban para petani dan pertaniannya. Sebab sektor pertanian pangan adalah motor penggerak sektor-sektor lainnya dalam pemulihan ekonomi," ujar Dwi Putra.
 
Menurutnya, pemerintah harus bertanggung jawab untuk perbaikan prasarana pertanian seperti irigasi dan sistem pengairan, bibit tanaman pangan, hingga penyediaan peralatan penunjang pertanian seperti traktor dan lainnya. Hal ini diatur dalam UU Nomor 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
 
Ia menambahkan bencana banjir Kalsel ini berpotensi menimbulkan ancaman krisis pangan jika penanganan yang lambat dan tidak tepat dari pemerintah. Program proyek padat karya rehabilitasi lahan pertanian harus segera disiapkan dengan melibatkan partisipatif petani dalam merancang dan mengerjakan program tersebut. (Denny Susanto)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan