Kepala KKP Kelas I Soekarno-Hatta Anas Ma'ruf saat melakukan pemeriksaan alat thermal scanner di terminal kedatangan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Medcom.id/Hendrik Simorangkir
Kepala KKP Kelas I Soekarno-Hatta Anas Ma'ruf saat melakukan pemeriksaan alat thermal scanner di terminal kedatangan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Medcom.id/Hendrik Simorangkir

AP II Pasang Pemindai Panas Cegah Ebola

Hendrik Simorangkir • 07 Agustus 2019 16:57
Tangerang: Enam belas bandar udara di bawah pengelolaan PT Angkasa Pura II (Persero) memasang pemindai panas (thermal scanner) untuk mencegah penyebaran virus Ebola ke Indonesia. Upaya pencegahan tersebut dilakukan dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
 
Ph. SVP of Corporate Secretary Angkasa Pura II Achmad Rifai mengatakan, bandara merupakan pintu masuk utama yang berperan vital dalam menghalau masuknya virus Ebola.
 
"Angkasa Pura II dan KKP yang berada di bawah Kementerian Kesehatan bekerja sama dalam menghalau virus Ebola sejak di bandara. Kami berharap bandara dapat berperan maksimal dalam upaya pencegahan ini," ujar Rifai, Rabu, 7 Agustus 2019.

Di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, seluruh penumpang dan kru pesawat dari luar negeri harus melalui pemeriksaan sejak mereka tiba di terminal kedatangan internasional.
 
Kepala KKP Kelas I Soekarno-Hatta Anas Ma'ruf menjelaskan, pemeriksaan salah satunya dilakukan dengan alat thermal scanner di terminal kedatangan.
 
"Seluruh penumpang rute internasional dan kru pesawat akan dideteksi menggunakan thermal scanner sebelum masuk ke Indonesia. Apabila terdeteksi adanya penderita, yang salah satu indikasinya adalah demam, maka langsung diarahkan ke klinik," jelas Anas.
 
Di samping screening melalui thermal scanner, KKP juga melakukan surveillance syndrome guna mendeteksi ada atau tidaknya penumpang pesawat yang menderita Ebola.
 
KKP juga mewajibkan setiap pesawat yang tiba dari luar negeri untuk menyerahkan dokumen General Declaration, yang di antaranya menjelaskan jumlah penumpang, ada atau tidaknya penumpang sakit, dan sebagainya.
 
"Kami juga sudah mengirim surat edaran kepada stakeholder termasuk airlines agar meningkatkan kewaspadaan. Seluruh klinik yang ada di Soekarno-Hatta, baik itu milik Angkasa Pura II dan maskapai sudah diinformasikan bahwa mereka harus segera memberi notifikasi apabila ada terduga penderita Ebola," ujar Anas.
 
Adapun upaya pencegahan serupa juga dilakukan di bandara-bandara Angkasa Pura II lainnya yang memiliki jadwal penerbangan internasional.
 
Terkait dengan virus Ebola, pada 17 Juli 2019, World Health Organization (WHO) menyatakan wabah Ebola di Kongo harus menjadi perhatian dunia internasional. Sejalan dengan itu, pada 19 Juli 2019 WHO juga telah menerbitkan rekomendasi pencegahan penyebaran virus tersebut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan