Sentani: Festival Ulat Sagu telah diselenggarakan di Kampung Yoboi, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, pada 25-27 Oktober 2022. Bupati Jayapura Mathius Awoitauw menyebutkan tahun depan penyelenggaraan akan ditata lebih menarik lagi.
“Festival Ulat Sagu ini memasuki tahun ketiga. Tahun depan, diharapkan penataan lebih menarik, termasuk akses jalannya akan ditata lebih baik karena ini akan menjadi destinasi unik dan menarik,” kata Bupati Jayapura Mathius Awoitauw.
Bupati Mathius mendengungkan slogan “kembali ke kampung” melalui program pemberdayaan masyarakat adat. Melalui program itu diharapkan pemberdayaan ekonomi masyarakat adat di kampung dapat berjalan maksimal.
“Masyarakat tidak harus menjual tanah, tidak meninggalkan budaya dan adat istiadatnya. Namun sebaliknya mereka kembali memaksimalkan apa yang ada di kampung dan dari sanalah terwujud pemberdayaan terhadap masyarakat adat itu sendiri. Mereka akan membangun dirinya sendiri dengan segala potensi yang dimiliki,” katanya.
Penyelenggaraan Festival Ulat Sagu diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikburistek). Adapun tujuannya yaitu untuk memperkenalkan budaya lokal kepada generasi muda.
Sagu merupakan bagian budaya leluhur Papua. Sagu menopang kebutuhan pangan masyarakat Papua. Tak hanya itu, pohon sagu pun kerap dimanfaatkan untuk membangun rumah.
Festival Ulat Sagu menampilkan beragam atraksi wisata kepada para pengunjung. Pengunjung juga disuguhi aneka produk UMKM berupa ulat sagu bakar, papeda bungkus daun pisang, dan kopi Papua.
Sentani: Festival Ulat Sagu telah diselenggarakan di Kampung Yoboi, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, pada 25-27 Oktober 2022. Bupati Jayapura Mathius Awoitauw menyebutkan tahun depan penyelenggaraan akan ditata lebih menarik lagi.
“Festival Ulat Sagu ini memasuki tahun ketiga. Tahun depan, diharapkan penataan lebih menarik, termasuk akses jalannya akan ditata lebih baik karena ini akan menjadi destinasi unik dan menarik,” kata Bupati Jayapura Mathius Awoitauw.
Bupati Mathius mendengungkan slogan “kembali ke kampung” melalui program pemberdayaan masyarakat adat. Melalui program itu diharapkan pemberdayaan ekonomi masyarakat adat di kampung dapat berjalan maksimal.
“Masyarakat tidak harus menjual tanah, tidak meninggalkan budaya dan adat istiadatnya. Namun sebaliknya mereka kembali memaksimalkan apa yang ada di kampung dan dari sanalah terwujud pemberdayaan terhadap masyarakat adat itu sendiri. Mereka akan membangun dirinya sendiri dengan segala potensi yang dimiliki,” katanya.
Penyelenggaraan Festival Ulat Sagu diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikburistek). Adapun tujuannya yaitu untuk memperkenalkan budaya lokal kepada generasi muda.
Sagu merupakan bagian budaya leluhur Papua. Sagu menopang kebutuhan pangan masyarakat Papua. Tak hanya itu, pohon sagu pun kerap dimanfaatkan untuk membangun rumah.
Festival Ulat Sagu menampilkan beragam atraksi wisata kepada para pengunjung. Pengunjung juga disuguhi aneka produk UMKM berupa ulat sagu bakar, papeda bungkus daun pisang, dan kopi Papua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ROS)