Malang: Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang mencatat 19.157 orang di Kota Malang, Jawa Timur, terdeteksi suspek kasus Tuberkulosis atau TBC sepanjang 2022. Dinkes mengajak seluruh elemen masyarakat untuk membantu eliminasi TBC di Kota Malang.
“Hingga saat ini untuk pasien TBC sensitif obat di Kota Malang sebanyak 1.970 orang. Sebanyak 1.256 orang berdomisili di Kota Malang. Sedangkan pasien TBC resisten obat yang diobati di RSSA Kota Malang kurang lebih 100 orang, yang berdomisili di Kota Malang sebanyak 23 orang. Jadi sangat penting dilakukan pendeteksian dini,” kata Kepala Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif, dalam keterangan resmi, Jumat 20 Januari 2023.
Husnul menerangkan, masyarakat dapat membantu dari sisi psikologi berupa dukungan moral agar pasien TBC menjadi semangat untuk minum obat. Sedangkan, Dinkes Kota Malang membantu dari sisi medis, yakni dengan membebaskan biaya obat TBC.
“Sehingga masyarakat yang terkena TBC bisa melakukan pengobatan di faskes terdekat dengan rumah,” imbuhnya.
Husnul menjelaskan, permasalahan pasien TBC, bukan pada obatnya, namun lebih kepada faktor lain. Seperti efek samping obat, kurangnya uang untuk mengambil obat di layanan, tidak ada uang untuk pemenuhan gizi. Sehingga peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam mendukung pasien TBC yang sedang melakukan pengobatan.
“Untuk itulah kolaborasi dan penguatan koordinasi berbagai pihak dalam penanggulangan Tuberkulosis di Kota Malang sangat diperlukan,” terangnya
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang, I Made Rian Diana Kartika, mengapresiasi dan mendukung penuh kegiatan Dinkes Kota Malang dan komunitas kesehatan yang berada di Kota Malang terkait penanganan TBC. Menurutnya kesehatan adalah kebutuhan primer masyarakat.
“Sehingga harus lebih diprioritaskan agar masyarakat tumbuh menjadi masyarakat yang sehat dan dapat membangun peradaban Kota Malang yang berkemajuan,” katanya.
Malang: Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang mencatat 19.157 orang di Kota Malang, Jawa Timur, terdeteksi suspek kasus Tuberkulosis atau TBC sepanjang 2022. Dinkes mengajak seluruh elemen masyarakat untuk membantu eliminasi TBC di Kota Malang.
“Hingga saat ini untuk pasien TBC sensitif obat di Kota Malang sebanyak 1.970 orang. Sebanyak 1.256 orang berdomisili di Kota Malang. Sedangkan pasien TBC resisten obat yang diobati di RSSA Kota Malang kurang lebih 100 orang, yang berdomisili di Kota Malang sebanyak 23 orang. Jadi sangat penting dilakukan pendeteksian dini,” kata Kepala Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif, dalam keterangan resmi, Jumat 20 Januari 2023.
Husnul menerangkan, masyarakat dapat membantu dari sisi psikologi berupa dukungan moral agar pasien TBC menjadi semangat untuk minum obat. Sedangkan, Dinkes Kota Malang membantu dari sisi medis, yakni dengan membebaskan biaya obat TBC.
“Sehingga masyarakat yang terkena TBC bisa melakukan pengobatan di faskes terdekat dengan rumah,” imbuhnya.
Husnul menjelaskan, permasalahan pasien TBC, bukan pada obatnya, namun lebih kepada faktor lain. Seperti efek samping obat, kurangnya uang untuk mengambil obat di layanan, tidak ada uang untuk pemenuhan gizi. Sehingga peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam mendukung pasien TBC yang sedang melakukan pengobatan.
“Untuk itulah kolaborasi dan penguatan koordinasi berbagai pihak dalam penanggulangan Tuberkulosis di Kota Malang sangat diperlukan,” terangnya
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang, I Made Rian Diana Kartika, mengapresiasi dan mendukung penuh kegiatan Dinkes Kota Malang dan komunitas kesehatan yang berada di Kota Malang terkait penanganan TBC. Menurutnya kesehatan adalah kebutuhan primer masyarakat.
“Sehingga harus lebih diprioritaskan agar masyarakat tumbuh menjadi masyarakat yang sehat dan dapat membangun peradaban Kota Malang yang berkemajuan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)