medcom.id, Banda Aceh: Bencana tsunami dan gempa bumi yang melanda Aceh dan sekitarnya sepuluh tahun lalu, seperti hilang tanpa jejak. Salah satu ikon Kota Banda Aceh, Masjid Raya Baiturrahman, yang ikut terkena hantaman tsunami hingga saat ini masih berdiri kokoh.
"Tidak ada perubahan, sama seperti sebelum tsunami. Kalau di luar sana, mungkin banyak perubahan," kata salah seorang petugas kebersihan masjid, Mukhlis (68), saat ditemui di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Rabu (24/12/2014) pagi.
Mukhlis bekerja di Masjid Raya Baiturrahman sejak 1991. Dia menilai ikon Aceh itu tetap berdiri kokoh dan kondisinya masih sama seperti awal berdiri. Tanaman hijau tumbuh rapi di sekeliling masjid seluas empat hektare itu. Sebuah kolam menyapa pengunjung dengan sebelas air mancurnya. Satu menara induk menjulang tinggi persis di depan masjid.
"Selain penggantian kubah berbahan pelat yang dulu dari kayu, hanya ada tambahan pohon kurma saja. Dulu ada lima pohon, tapi yang tumbuh hingga sekarang cuma tiga," imbuhnya. Selain itu, renovasi masjid rutin dilakukan sejak dulu, tidak hanya pascatsunami.
Memang saat tsunami menyapu Tanah Serambi Mekkah ini, reruntuhan puing-puing bangunan dan tumpukan sampah akibat gelombang tsunami memenuhi masjid dan sekitarnya. Tembok putih masjid dan halamannya mendadak berubah jadi cokelat, berikut dengan sejumlah korban jiwa yang tergeletak di mana-mana.
Mukhlis yang saat itu berprofesi sebagai satpam masjid, mengatakan enam mobil korban tsunami saat itu menumpuk di halaman masjid. Namun kebesaran Allah SWT ditunjukkan dengan kondisi bangunan Masjid Baiturrahman yang tetap berdiri kokoh di tengah bangunan dan pepohonan yang telah rata dengan tanah.
Dia menuturkan, saat kejadian, para satpam sedang melakukan apel pagi. Tiba-tiba gempa dan gelombang tsunami menerjang dengan cepat. Beruntungnya, tidak satupun satpam masjid tersebut yang menjadi korban jiwa. Dia yang bertugas malam sebelum kejadian, sudah memiliki firasat buruk. Merasa tidak enak dan pulang ke rumah.
"Jam 11 malam saya pulang, besoknya ada gempa," ujar dia.
Selang satu dekade bencana alam mahadahysat dalam peradaban manusia modern ini, Masjid Baiturrahman kembali pulih memancarkan keindahan arsitektur dan daya tarik bagi wisatawan. Baik yang sekadar melihat-lihat maupun yang beribadah. Meski di bawah rintik-rintik hujan, sejumlah wisatawan mengabadikan momen di Aceh dengan latar belakang masjid.
Seorang wisatawan asal Jakarta mengaku takjub dengan arsitektur masjid raya yang dibangun pada tahun 1612 Masehi itu. "Saya mau lihat sepuluh tahun tsunami," ujarnya sambil berpose di depan masjid, lengkap dengan anggota keluarganya.
Selain itu, sejumlah anggota TNI tampak menggelar apel dan upaya sterilisasi masjid. Hal itu sebagai persiapan penyambutan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, jelang pelaksanaan zikir bersama. Aparat tersebut lengkap dengan senjata laras panjangnya dan juga aparat dari kepolisian.
Tidak hanya itu, pemerintah daerah setempat juga sedang menggelar rangkaian peringatan 10 tahun tsunami. Peringatan yang mencapai puncaknya pada 26 Desember, akan dihadiri puluhan negara pendonor rekonstruksi Aceh pascatsunami. Acara peringatan satu dekade tsunami Aceh ini mengambil tema "Reflection, Appreciation, and Awakening".
medcom.id, Banda Aceh: Bencana tsunami dan gempa bumi yang melanda Aceh dan sekitarnya sepuluh tahun lalu, seperti hilang tanpa jejak. Salah satu ikon Kota Banda Aceh, Masjid Raya Baiturrahman, yang ikut terkena hantaman tsunami hingga saat ini masih berdiri kokoh.
"Tidak ada perubahan, sama seperti sebelum tsunami. Kalau di luar sana, mungkin banyak perubahan," kata salah seorang petugas kebersihan masjid, Mukhlis (68), saat ditemui di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Rabu (24/12/2014) pagi.
Mukhlis bekerja di Masjid Raya Baiturrahman sejak 1991. Dia menilai ikon Aceh itu tetap berdiri kokoh dan kondisinya masih sama seperti awal berdiri. Tanaman hijau tumbuh rapi di sekeliling masjid seluas empat hektare itu. Sebuah kolam menyapa pengunjung dengan sebelas air mancurnya. Satu menara induk menjulang tinggi persis di depan masjid.
"Selain penggantian kubah berbahan pelat yang dulu dari kayu, hanya ada tambahan pohon kurma saja. Dulu ada lima pohon, tapi yang tumbuh hingga sekarang cuma tiga," imbuhnya. Selain itu, renovasi masjid rutin dilakukan sejak dulu, tidak hanya pascatsunami.
Memang saat tsunami menyapu Tanah Serambi Mekkah ini, reruntuhan puing-puing bangunan dan tumpukan sampah akibat gelombang tsunami memenuhi masjid dan sekitarnya. Tembok putih masjid dan halamannya mendadak berubah jadi cokelat, berikut dengan sejumlah korban jiwa yang tergeletak di mana-mana.
Mukhlis yang saat itu berprofesi sebagai satpam masjid, mengatakan enam mobil korban tsunami saat itu menumpuk di halaman masjid. Namun kebesaran Allah SWT ditunjukkan dengan kondisi bangunan Masjid Baiturrahman yang tetap berdiri kokoh di tengah bangunan dan pepohonan yang telah rata dengan tanah.
Dia menuturkan, saat kejadian, para satpam sedang melakukan apel pagi. Tiba-tiba gempa dan gelombang tsunami menerjang dengan cepat. Beruntungnya, tidak satupun satpam masjid tersebut yang menjadi korban jiwa. Dia yang bertugas malam sebelum kejadian, sudah memiliki firasat buruk. Merasa tidak enak dan pulang ke rumah.
"Jam 11 malam saya pulang, besoknya ada gempa," ujar dia.
Selang satu dekade bencana alam mahadahysat dalam peradaban manusia modern ini, Masjid Baiturrahman kembali pulih memancarkan keindahan arsitektur dan daya tarik bagi wisatawan. Baik yang sekadar melihat-lihat maupun yang beribadah. Meski di bawah rintik-rintik hujan, sejumlah wisatawan mengabadikan momen di Aceh dengan latar belakang masjid.
Seorang wisatawan asal Jakarta mengaku takjub dengan arsitektur masjid raya yang dibangun pada tahun 1612 Masehi itu. "Saya mau lihat sepuluh tahun tsunami," ujarnya sambil berpose di depan masjid, lengkap dengan anggota keluarganya.
Selain itu, sejumlah anggota TNI tampak menggelar apel dan upaya sterilisasi masjid. Hal itu sebagai persiapan penyambutan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, jelang pelaksanaan zikir bersama. Aparat tersebut lengkap dengan senjata laras panjangnya dan juga aparat dari kepolisian.
Tidak hanya itu, pemerintah daerah setempat juga sedang menggelar rangkaian peringatan 10 tahun tsunami. Peringatan yang mencapai puncaknya pada 26 Desember, akan dihadiri puluhan negara pendonor rekonstruksi Aceh pascatsunami. Acara peringatan satu dekade tsunami Aceh ini mengambil tema "Reflection, Appreciation, and Awakening".
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LAL)