medcom.id, Kupang: Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Nusa Tenggara Timur, AKBP Okto Riwu mengatakan, situasi keamanan di Kabupaten Lembata pascakonflik dua desa pada Minggu (17/8), sudah kondusif.
"Situasi keamanan di lokasi bentrok sudah kondusif, hanya warga belum mau kembali ke rumah karena masih trauma," kata Okto Riwu, di Kupang, Rabu (20/8), terkait perkembangan situasi keamanan di Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata.
Pada Minggu (17/8), warga dua desa di Kecamatan Wulandoni terlibat bentrok, memperebutkan batas wilayah. Satu tewas dibantai, sementara sejumlah warga lainnya mengalami luka-luka karena terkena senjata tajam.
Selain jatuhnya korban, ratusan warga, terutama ibu-ibu dan anak-anak mengungsi ke Kota Lewoleba, Lembata dan desa-desa tetangga untuk mencari perlindungan.
Okto Riwu mengatakan, setelah mendapat laporan, Polda NTT langsung menggeser personil dari Larantuka dan Maumere ke Lembata untuk mengantisipasi konflik susulan.
Hanya saja, dia tidak menjelaskan secara rinci, berapa personil yang diterjunkan ke lokasi konflik, baik dari Polres Flores Timur maupun Sikka, Maumere.
Konflik antara warga Desa Pantai Harapan dan Desa Wulandoni di Kecamatan Wulandoni Kabupaten Lembata ini, berawal dari persoalan tapal batas desa.
Pastor Paroki Wulandoni Romo Gabriel Jogo Baluk menegaskan bahwa konflik ini tidak ada kaitannya dengan sentimen suku, agama dan ras (SARA).
Gubernur NTT, Frans Lebu Raya secara terpisah mengatakan, pihaknya meminta warga untuk menahan diri. Kepada pemerintah daerah setempat diminta secepatnya menyelesaikan masalah tersebut. Juga kepada para tokoh agama supaya mengimbau umatnya agar tidak terpancing dengan isu-isu yang menyesatkan.
Dia mengakui, akibat bentrok antarwarga dua desa itu, ratusan orang mengungsi ke desa tetangga seperti Puor dan Lamalera.
"Dalam situasi yang tidak menguntungkan, memang ada warga yang mengungsi atau bergeser ke tempat yang lebih aman," katanya.
Saat ini kata dia, Pemerintah Kabupaten Lembata sedang mengambil langkah-langkah penanganan terhadap para warga yang meninggalkan desa-desa mereka. (Ant)
medcom.id, Kupang: Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Nusa Tenggara Timur, AKBP Okto Riwu mengatakan, situasi keamanan di Kabupaten Lembata pascakonflik dua desa pada Minggu (17/8), sudah kondusif.
"Situasi keamanan di lokasi bentrok sudah kondusif, hanya warga belum mau kembali ke rumah karena masih trauma," kata Okto Riwu, di Kupang, Rabu (20/8), terkait perkembangan situasi keamanan di Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata.
Pada Minggu (17/8), warga dua desa di Kecamatan Wulandoni terlibat bentrok, memperebutkan batas wilayah. Satu tewas dibantai, sementara sejumlah warga lainnya mengalami luka-luka karena terkena senjata tajam.
Selain jatuhnya korban, ratusan warga, terutama ibu-ibu dan anak-anak mengungsi ke Kota Lewoleba, Lembata dan desa-desa tetangga untuk mencari perlindungan.
Okto Riwu mengatakan, setelah mendapat laporan, Polda NTT langsung menggeser personil dari Larantuka dan Maumere ke Lembata untuk mengantisipasi konflik susulan.
Hanya saja, dia tidak menjelaskan secara rinci, berapa personil yang diterjunkan ke lokasi konflik, baik dari Polres Flores Timur maupun Sikka, Maumere.
Konflik antara warga Desa Pantai Harapan dan Desa Wulandoni di Kecamatan Wulandoni Kabupaten Lembata ini, berawal dari persoalan tapal batas desa.
Pastor Paroki Wulandoni Romo Gabriel Jogo Baluk menegaskan bahwa konflik ini tidak ada kaitannya dengan sentimen suku, agama dan ras (SARA).
Gubernur NTT, Frans Lebu Raya secara terpisah mengatakan, pihaknya meminta warga untuk menahan diri. Kepada pemerintah daerah setempat diminta secepatnya menyelesaikan masalah tersebut. Juga kepada para tokoh agama supaya mengimbau umatnya agar tidak terpancing dengan isu-isu yang menyesatkan.
Dia mengakui, akibat bentrok antarwarga dua desa itu, ratusan orang mengungsi ke desa tetangga seperti Puor dan Lamalera.
"Dalam situasi yang tidak menguntungkan, memang ada warga yang mengungsi atau bergeser ke tempat yang lebih aman," katanya.
Saat ini kata dia, Pemerintah Kabupaten Lembata sedang mengambil langkah-langkah penanganan terhadap para warga yang meninggalkan desa-desa mereka. (Ant)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADF)