Makassar: Kementerian Riset dan Teknologi (Menristek) saat ini tengah berupaya menjadikan riset di Indonesia lebih berkualitas khususnya yang dibuat oleh akademisi. Atas dasar itu Kementerian Riset dan Teknologi bekerja sama dengan Prancis.
"Untuk meningkatkan kualitas (riset dan teknologi), kita harus bekerja sama sekaligus belajar dengan negara yang lebih maju," kata, Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis, 31 Oktober 2019.
Bambang yang juga merupakan kepala badan riset inovasi Nasional itu menginginkan hasil penelitian semua akademisi di Indonesia harus lebih maju dengan inovasi dan invensi. Sehingga kerja sama dengan pihak luar dalam hal ini Prancis bisa dilakukan.
Sebagai upaya kerja sama dengan universitas di Prancis, Kemenristek Dikti membuat kegiatan Joint Workshop Grup yang tahun ini diselenggarakan di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Ratusan delegasi universitas di Indonesia dan puluhan dari Negara Prancis.
"Ada 140 delegasi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan 42 delegasi dari Prancis yang mengikuti kegiatan ini," beber Bambang.
Bambang berharap dengan adanya kerja sama antara Indonesia dan Prancis tersebut, akademisi Indonesia bisa belajar banyak dari orang atau negara yang lebih maju. Terutama menciptakan iklim penelitian yang lebih kuat terutama di bidang sains dan sosial humaniora.
Sehingga ke depan hasil riset orang Indonesia bisa setara atau digunakan di dunia internasional (World class). Tidak hanya itu, Bambang juga ingin harus lebih inovatif sehingga bermanfaat bagi semuanya.
"Kita harapkan kualitas riset di Indonesia bisa world class. Kita juga harap periset di Indonesia tidak berhenti pada riset dasar dan aplikasi tetapi juga mencoba terus dengan invensi dan inovasi," pungkas Bambang.
Makassar: Kementerian Riset dan Teknologi (Menristek) saat ini tengah berupaya menjadikan riset di Indonesia lebih berkualitas khususnya yang dibuat oleh akademisi. Atas dasar itu Kementerian Riset dan Teknologi bekerja sama dengan Prancis.
"Untuk meningkatkan kualitas (riset dan teknologi), kita harus bekerja sama sekaligus belajar dengan negara yang lebih maju," kata, Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis, 31 Oktober 2019.
Bambang yang juga merupakan kepala badan riset inovasi Nasional itu menginginkan hasil penelitian semua akademisi di Indonesia harus lebih maju dengan inovasi dan invensi. Sehingga kerja sama dengan pihak luar dalam hal ini Prancis bisa dilakukan.
Sebagai upaya kerja sama dengan universitas di Prancis, Kemenristek Dikti membuat kegiatan Joint Workshop Grup yang tahun ini diselenggarakan di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Ratusan delegasi universitas di Indonesia dan puluhan dari Negara Prancis.
"Ada 140 delegasi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan 42 delegasi dari Prancis yang mengikuti kegiatan ini," beber Bambang.
Bambang berharap dengan adanya kerja sama antara Indonesia dan Prancis tersebut, akademisi Indonesia bisa belajar banyak dari orang atau negara yang lebih maju. Terutama menciptakan iklim penelitian yang lebih kuat terutama di bidang sains dan sosial humaniora.
Sehingga ke depan hasil riset orang Indonesia bisa setara atau digunakan di dunia internasional (World class). Tidak hanya itu, Bambang juga ingin harus lebih inovatif sehingga bermanfaat bagi semuanya.
"Kita harapkan kualitas riset di Indonesia bisa world class. Kita juga harap periset di Indonesia tidak berhenti pada riset dasar dan aplikasi tetapi juga mencoba terus dengan invensi dan inovasi," pungkas Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DEN)